Referensi Teks Khutbah Jumat Terbaru Edisi 7 Juli 2023 dengan Tema Dasar Keutamaan Ibadah

- 3 Juli 2023, 12:00 WIB
Khutbah Jumat edisi 7 Juli 2023 dengan tema Dasar Keutamaan Ibadah./freebiespic/Pixabay
Khutbah Jumat edisi 7 Juli 2023 dengan tema Dasar Keutamaan Ibadah./freebiespic/Pixabay /

Oleh karena itu, maka yang harus kita lakukan adalah memahami keistimewaan dari masing-masing ibadah itu, yang diberikan Allah Swt. kepada hamba-Nya.

Maasiral Muslimin Rahimakumullah

Sesungguhnya Allah memberikan keistimewaan secara khusus itu kemungkinan bisa berdasarkan dua hal. Yang pertama, fada’il atau keistimewaan itu bisa menempel kepada waktu. Yang kedua, bisa menempel kepada tempat. Seperti bulan Ramadan ini, Allah memberi keistimewaan karena menempel kepada waktu. Bahwa ibadah di bulan Ramadan, Allah memberikan kemuliaan dengan berlipat ganda. Bahkan Allah tidak menentukan berapa ganjaran yang akan diberikan, tetapi bergantung kepada semau permintaan hamba-Nya. Tergantung kualitas ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadan ini.

Ini namanya adalah keutamaan yang menempel kepada waktu. Contoh lagi, pada waktu malam hari. Ada waktu-waktu, Allah memberi kemuliaan secara khusus. Ini kemuliaan yang diberikan Allah karena menempel pada waktu, terutama pada tengah malam ketika mendekati dua pertiga malam. Saat masuk waktu sahur, maka saat itu Allah memberikan keutamaan yang lebih dari waktu yang lain. 

Ma baina al-adzanaini, waktu antara azan dan iqomah itu juga termasuk waktu yang istimewa. Yang di dalam hadisnya disebut dengan waktu yang mustajabah. Baina khutbataini, waktu antara khutbah pertama dan khutbah kedua. Ketika seorang khatib duduk di antara dua khutbah itu, termasuk juga waktu yang mustajabah.

Sesuatu yang menempel kepada waktu itu tentu tidak bisa kita cari ketika dia sudah berlalu. Ramadan ini ketika sudah selesai dan kita masuk pada tanggal satu Syawal, maka secara otomatis keistimewaan dan keutamaan hanya bisa kita tunggu kembali ketika kita berjumpa di bulan Ramadan yang akan datang. Ini adalah kelebihan yang diberikan oleh Allah pada jenis ibadah yang punya keistimewaan menempel pada waktu, yang ditentukan dan ditunjuk oleh Allah.

Yang kedua, ada fada’il atau kelebihan ibadah itu menempel kepada tempat. Masjid, dia mempunyai keistimewaan berbeda sehingga ada hukum-hukum yang berlaku dalam ukuran dan batasan yang ditetapkan di wilayah masjid itu. Ini karena Allah memberikan kemuliaan yang berbeda. I’tikaf di dalam masjid itu mendapatkan pahala yang luar biasa. Apalagi nanti di asyri al-awahir, sepuluh hari terakhir Ramadan. Di hari itu kita berburu pahala sebesar-besarnya dan sebanyak mungkin. I’tikaf itu hanya bisa dilakukan di dalam masjid. Karena masjid mempunyai keistimewaan dan hukum-hukum tertentu yang ditentukan oleh Allah, yang berbeda dengan tempat diluar masjid itu.

Di tanah Haram, al-Haramain. Disana Allah memberikan keistimewaan karena faktor tempat. Dalam radius tertentu, baik di Madinah atau Makkah itu mempunyai keistimewaan yang berbeda. Ada hukum-hukum yang berlaku, disana berbeda dengan tanah diluar tanah Haram. Disana ada ketentuan hukum yang ditulis besar di pintu gerbang masuk tanah Haram, mamnu’ ad-dukhul ghoiro muslimin dilarang masuk di tanah Haram selain orang Islam.

Baca Juga: Inilah 10 Kata Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 2023, Lengkap Twibbon 1 Muharram 1445 H Keren dan Unik

Karena apa, disana Allah memberikan hukum yang berlaku itu berbeda. Termasuk siapa yang boleh masuk tanah Haram atau tidak. Termasuk hukum-hukum yang menyangkut tentang perlindungan Allah atas binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Termasuk ibadah disana, ada ketentuan yang berbeda. Keutamaan diberikan oleh Allah karena menempel pada faktor tempat, yang tidak mungkin ada di tempat yang lain.

Halaman:

Editor: Dzikri Abdi Setia

Sumber: Tebuireng Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah