جَعَلْتَ جَزَائِي غِلْظَةً وَفَظَاظَةً * كَأَنَّكَ أَنْتَ المُنْعِمُ المُتَفَضِّلُ
Engkau membalas budi baikku dengan sikap keras dan kata-kata kasar. Seakan-akan engkaulah yang berbuat baik dan berjasa kepadaku.
فَلَيْتَكَ إِذْ لَمْ تَرْعَ حَقَّ أُبُوَّتِيْ * فَعَلْتَ كَمَا الجَارُ المُجَاوِرُ يَفْعَلُ
Seandainya engkau tidak memperdulikan hakku sebagai seorang ayah. Sikapilah aku seperti seorang tetanggamu. Bagaimana seorang tetangga yang baik memperlakukan tetangganya.
قَالَ: فَعِنْدَ ذَلِكَ أَخَذَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِتَلَابِيْبِ ابْنِهِ وَقَالَ: (أَنْتَ وَمَالُكَ لِأَبِيْكَ). رواه الطبراني في معجمه الصغير والأوسط،
Dalam satu Riwayat disebutkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menangis lalu menarik kerah baju si anak. Beliau bersabda, “Engkau dan hartamu adalah milik ayahmu.” [HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jam as-Shaghir al-Ausath].
Ma’asyiral muslimin,
Sesungguhnya hak seorang ayah keagungannya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Renungkanlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Engkau (diri dan jiwamu, tubuh dan ragamu) adalah milik ayahmu dan hartamu juga adalah milik ayahmu.
Meski pujian setinggi langit dan puisi indah yang terangkai, tetap tidak bisa membalas hak ayahmu yang begitu agung. Dialah sosok yang menjadi tumpuanmu tatkala engkau masih kecil dan tatkala engkau remaja. Tatkala semua orang di sekelilingmu meninggalkanmu dan tidak memperdulikanmu, dia tetap bersamamu. Dialah sang ayah yang menjadi pondasi dalam keluarga. Dialah tanda ketentraman dan keamanan dalam keluarga.