Aku yang mengasuhmu ketika engkau lahir dan aku yang memenuhi kebutuhanmu ketika engkau remaja. Semua jerih payahku engkau nikmati dan reguk sepuasmu.
إِذَا لَيْلَةٌ ضَافَتْكَ بِالسَّقْمِ لَمْ أَبَتْ * لِسُقْمِكَ إِلَّا سَاهِرًا أَتَمَلْمَلُ
Bila engkau sakit (wahai anakku), maka aku tidak bisa tidur lantaran sakit yang kau derita. Aku resah dan gelisah tidak bisa tidur karena sedih dan khawatir.
تَخَافُ الرَدَى نَفْسِيْ عَلَيْكَ وَإِنَّهَا * لَتَعْلَمُ أَنَّ المَوْتَ وَقْتٌ مُؤَجَّلُ
Aku mengkhawatirkan jiwamu disambar maut. Padahal aku tahu ajal itu ada waktu kepastiannya.
كَأَنِّيْ أَنَا المَطْرُوْقُ دُوْنَكَ بِالَّذِيْ * طُرِقْتَ بِهِ دُوْنِيْ فَعَيْنَايَ تَهْمَلُ
Seakan-akan akulah yang sedang sakit dan bukan engka (wahai putraku). Kedua mataku pun tak kuasa mengalirkan air mata.
فَلَمَّا بَلَغْتَ السِنَّ وَالغَايَةَ الَّتِيْ * إِلَيْهَا مَدَى مَا فِيْكَ كُنْتُ أُؤَمَّلُ
Tatkala engkau sudah mencapai dewasa dan telah menggapai cita-citamu, itulah yang dulu kuharapakan padamu.