Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat Edisi 2 Juni 2023, Tema: Hati dan Pikiran yang Sinkron dalam Beribadah

- 1 Juni 2023, 10:00 WIB
Referensi teks khutbah Jumat singkat edisi 2 Juni 2023, dengan tema ‘Hati dan Pikiran yang Sinkron dalam Beribadah’.
Referensi teks khutbah Jumat singkat edisi 2 Juni 2023, dengan tema ‘Hati dan Pikiran yang Sinkron dalam Beribadah’. /Pexels/Thirdman

Berpikir yang dianjurkan Allah kepada makhluknya ialah memperhatikan kebesaran kekuasaan Allah yang telah dijelmakan pada makhluk yang diciptakannya di alam ini.
Semua yang ada di alam semesta ini adalah tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang berpikir, sebagaimana yang tersurat dalam Q.S. Ali ‘Imran ayat 191-192

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ رَبَّنَآ اِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ اَخْزَيْتَهٗ ۗ وَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ

Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya orang yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka Engkau benar-benar telah menghinakannya dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang yang zalim.(Qs. Ali Imran: 191-192)

Menghidupkan pikiran untuk memikirkan, menganalisa, menelitinya untuk mendapat keyakinan yang kokoh diwajibkan dalam melaksanakan amal ibadah dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Selama manusia masih mampu berpikir, selama itu pula ia berkewajiban memikirkan semua ciptaan Allah dan mengambil manfaat bagi kehidupan manusia.

Baca Juga: Kapten Madura United FC Dipanggil untuk Perkuat Skuad Garuda Lawan Argentina dan Palestina, Cek Harga Tiketnya

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Memikirkan ciptaan untuk menghidupkan rasa beragama dan berke-Tuhan-an dalam hati dan jiwa manusia, timbul dari perasaan iman. Memikirkan alam sekitar dengan makhluk ciptaannya yang dapat menimbulkan ilmu pengetahuan yang dikembangkan bagi kesejahteraan lahir dan batin manusia, Apabila akal tidak digunakan untuk merenungkan kebesaran kekuasaan Allah, maka akan menjadi gelap, karena dipenuhi oleh kebodohan dan tipu daya.

Dalam pandangan Islam, iman adalah pengakuan kebenaran yang dilakukan oleh hati, dan pernyataan yang diutarakan oleh ucapan. Di sini, akal tidak memiliki tempat bagi bersemayamnya iman, karena sesungguhnya hati merupakan pusat berpusarnya seluruh rasa manusia. Hal ini perlu dicermati, karena sesungguhnya iman adalah sebuah cita rasa yang tinggi, sedangkan akal merupakan media penghantar menuju keimanan melalui fase-fase yang mengarah ke sana.

Hakikat-hakikat ilahiah yang diakui dan dibenarkan oleh akal pikiran, tetapi tidak disertai dengan pengakuan yang bersumber dari hati, tidak akan menghasilkan keimanan yang hakiki. Selama iman tidak bersemayam di hati, maka tidak akan diikuti dengan perbuatan, dan tidak pula melahirkan perilaku dan tindakan yang baik. Jika ini terjadi, maka amal perbuatan tiada artinya di sisi Allah Subhanahu Wata’ala. Orang-orang yang mengetahui hakikat-hakikat ilahiah tetapi tidak memahami dan menghayatinya (akibat kelalaian hatinya), dianggap sama dengan keledai yang memikul lembaran-lembaran kitab suci yang tebal. Allah SWT berfirman dalam Surat Al Jumu’ah ayat 5

مَثَلُ الَّذِيْنَ حُمِّلُوا التَّوْرٰىةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوْهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ اَسْفَارًاۗ بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ

Halaman:

Editor: Dzikri Abdi Setia

Sumber: Laduni.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x