Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat Edisi 2 Juni 2023, Tema: Hati dan Pikiran yang Sinkron dalam Beribadah

- 1 Juni 2023, 10:00 WIB
Referensi teks khutbah Jumat singkat edisi 2 Juni 2023, dengan tema ‘Hati dan Pikiran yang Sinkron dalam Beribadah’.
Referensi teks khutbah Jumat singkat edisi 2 Juni 2023, dengan tema ‘Hati dan Pikiran yang Sinkron dalam Beribadah’. /Pexels/Thirdman

Mengawali khutbah ini, tidak bosan-bosannya, khatib mengajak kepada diri khatib pribadi dan seluruh jamaah untuk senantiasa bersyukur pada Allah swt atas segala anugerah nikmat yang kita terima dalam kehidupan ini. Dan juga mari kita terus meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt, bukan hanya diucapkan melalui lisan kita saja, namun terlebih dari itu ditancapkan dalam hati dan diwujudkan dalam perbuatan kita sehari-hari. Di antara wujud komitmen bertakwa itu adalah senantiasa menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya.

Baca Juga: Ini Sejarah dan Kronologi Singkat Hari Lahir Pancasila, Lengkap Link Twibbon Harlah Pancasila 1 Juni 2023

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, yang menjadi panutan kita dan tiap sunnahnya selalu kita teladani.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Manusia merupakan makhluk yang sempurna diciptakan oleh Allah dengan berbagai potensinya. Manusia dibekali dengan potensi insting (rasio atau akal), dan rasa (kalbu atau hati nurani). Inilah perbedaan yang paling nyata sekali dengan mahluk-mahluk lainnya. Dalam pandangan hidup kita sehari-hari, kedua alat ini harus dapat dipakai secara seimbang dan memiliki peranan yang sama pentingnya.

Potensi yang ada dalam diri manusia adalah akal pikiran (rasio) dan rasa (kalbu atau hati nurani) yang sehat. Di mana dengan akal (rasio) yang sehat manusia bisa menggunakannya dengan optimal, agar lebih maju dalam berbagai bidang, dapat membuka cakrawala pikiran yang ilmiah, serta dapat digunakan untuk menimbangkan sesuatu pekerjaan mana yang baik dan mana buruk. Dengan rasa (kalbu atau hati nurani) manusia bisa memilih secara langsung mana yang lebih baik dan mana yang lebih buruk, terhadap berbagai masalah yang sedang dihadapinya, kemampuan rasa (kalbu atau hati nurani) itu tergantung kepada dirinya seseorang.

Ibnu Athaillah mengatakan, “Berpikir itu adalah perjalanan hati di dalam semua lapangan kehidupan makhluk”. Berpikir itu pelita yang hidup di dalam hati manusia. Ia merupakan jalannya perasaan yang dikirimkan melalui otak untuk dilaksanakan oleh anggota badan dan panca indera. Hamba Allah yang suka berpikir, akan menghidupkan ruhaninya, menyegarkan otaknya dan menyegarkan pelaksanaan ibadahnya. Oleh karena itu Islam menganjurkan mempergunakan akal pikiran untuk menganalisa, meneliti semua makhluk dan alam semesta ciptaan Allah, agar iman dan keyakinan makin hidup dan makin meningkat kualitasnya. Saat melihat semua alam dan ciptaan-Nya yang ditangkap oleh penglihatan, diproses di dalam alam pikiran, dirasakan kebesaran-Nya dalam hati, sebagai anugerah Tuhan yang perlu dimanfaatkan sebagai ibadah.

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Halaman:

Editor: Dzikri Abdi Setia

Sumber: Laduni.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x