Teks Khutbah Jumat Terbaru 17 Maret 2023 yang Singkat dan Mudah Dipahami, Cocok untuk Sambut Ramadan 1444 H

- 16 Maret 2023, 17:00 WIB
Ilustrasi. Khutbah Jumat 17 Maret 2023 terbaru, singkat, dan mudah dipahami.
Ilustrasi. Khutbah Jumat 17 Maret 2023 terbaru, singkat, dan mudah dipahami. /Timur Weber/ pexels

SEPUTARLAMPUNG.COM - Simak teks khutbah Jumat yang singkat dan mudah dipahami edisi 17 Maret 2023.

Tema yang diusung pada teks khutbah Jumat 17 Maret 2023 ini ialah keikhlasan. Secara bahasa, ikhlas adalah khalasa yang berarti bersih, jernih, tidak bercampur. Secara istilah ikhlas berarti beramal semata-mata mengharap ridha Allah SWT.

Dalam rangka menyambut Ramadan 1444 H, seorang mukmin hendaknya meningkatkan keimanan, ketaqwaan, dan rasa ikhlas untuk beribadah.

Dengan begitu, ibadah selama Ramadan 1444 H diharapkan bisa dijalankan dengan optimal.

Baca Juga: Apakah Boleh Menerima Takjil Ramadhan dari Non Muslim? Begini Penjelasan dari Berbagai Fatwa

Sebagaimana Firman Allah dalam QS Al Bayyinah 98:5.

Ayat tersebut artinya “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan/mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”.

Bagi khotib yang bertugas, teks khutbah Jumat 17 Maret 2023 ini dapat dijadikan referensi.

Contoh teks khutbah Jumat 17 Maret 2023 di bawah ini disusun secara singkat dan mudah dipahami.

Baca Juga: PPDB 2023 Dibuka, Ini Daftar 3 SMA-MA Terbaik di Kota Serang Versi LTMPT 2022, Sekolah Mana Saja  

Khutbah Jumat Terbaru Hari Ini 17 Maret 2023

Inilah contoh teks khutbah Jumat singkat dan terbaru untuk referensi khotib pada hari ini, Jumat, 17 Maret 2023 dengan tema keikhlasan. Teks ini dikutip Seputarlampung.com dari laman suaramuhammadiyah.id:

Khutbah Jumat Pertama

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَ مَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلاَ أَنْ هَدَانَا اللهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَريْـكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ. وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلىَ نَبِـيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَ عَليَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ مَنْ وَالاَهُ، وَ مَنْ تَبِعَه بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْـدُ فَيَاأَيـُّهَا اْلإِخْوَانُ رَحِمَكُمُ اللهُ، أُوْصِيْكُمْ وَ إِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَ لاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Jamaah Jumat Rahimakumullah…

Segala puji dan rasa syukur, kita haturkan kepada Allah SWT, kita memuji-Nya, meminta pertolongan kepada-Nya, memohon ampun kepada-Nya atas segala dosa, dan meminta perlindungan kepada-Nya dari keburukan diri dan amal kita.

Shalawat dan Salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, dan siapa saja yang mengikuti jalan beliau yang lurus dan yang mengajak kepada shirathal mustaqim hingga hari kiamat.

Pada kesempatan khutbah Jumat siang hari ini, tak lupa khatib selalu mengingatkan kepada diri sendiri dan jamaah sekalian untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT sebagaimana firman-Nya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”.

Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN Terbaru 2023 di PT ASABRI untuk Lulusan D4 dan S1, Simak Kualifikasi Dibutuhkan

Dalam QS Al A’raf ayat 16-17 dikisahkan bahwa setan dengan sombong berbicara kepada Allah, yang artinya: “Iblis berkata, “Karena Engkau telah menyesatkanku sehingga aku tidak melaksanakan perintah-Mu bersujud kepada Adam, maka aku benar-benar akan menghalang-halangi keturunan Adam dari jalan-Mu yang lurus. Aku akan memalingkan dan menyesatkan mereka dari jalan-Mu sebagaimana aku yang tersesat (berpaling) dari sujud kepada bapak mereka, Adam”.

Bersambung ayat 17 yang artinya, Kemudian aku benar-benar akan mendatangi mereka dari segala arah untuk menggoda mereka supaya enggan terhadap urusan Akhirat dan bersemangat terhadap urusan dunia, untuk melontarkan keragu-raguan di dalam hati mereka dan membuat hawa nafsu mereka tampak baik di mata mereka.

Dan Engkau -wahai Rabb kami- akan mendapati sebagian besar dari mereka tidak bersyukur kepada-Mu, karena aku telah mengarahkan kekafiran kepada mereka.

Itulah ancaman setan. Setan memiliki banyak cara untuk bisa mengalahkan manusia, namun setan tak memiliki kekuatan sedikitpun di hadapan orang yang ikhlas. Dalam QS Al Hjr ayat 39-40 termaktub sebagai berikut:

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَإِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

Setan berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka”.

 Baca Juga: Khutbah Jumat 17 Maret 2023 Spesial Sambut Ramadhan, Singkat dan Mudah Dipahami, Tema: 5 Keistimewaan Ramadhan

Jamaah Shalat Jum’at Rahimakumullah

Banyak orang yang baik telah wafat, kemudian kita kenang dengan berbagai sifat yang mulia. Salah satunya adalah sifat ikhlasnya. Keikhlasan menjadi karakter yang melekat dalam pribadinya saat berjuang, berkorban, demi agama, bangsa dan negara.

Berkaitan dengan keikhlasan, Prof. Dr. Yunahar Ilyas dalam bukunya Kuliah Akhlak menjelaskan tentang makna Ikhlas dan apa saja yang kriteria keikhlasan itu.

Secara bahasa akar atas dari ikhlas adalah khalasa dengan makna bersih, jernih, tidak bercampur. Secara istilah berarti beramal semata-mata mengharap ridha Allah SWT. Ikhlas adalah berbuat tanpa pamrih.

Namun persoalan ikhlas itu tidak ditentukan oleh ada atau tidak adanya imbalan materi, tetapi ditentukan tiga faktor yakni:

1. Niat yang Ikhlas (Ikhlas Anniyah). Dalam Islam faktor niat sangat penting. Apa saja yang yang dilakukan oleh seorang muslim haruslah berdasarkan niat mencari ridha Allah SWT. Innamal a’malu binniyat (Sesungguhnya segala amal perbuatan bergantung kepada niat).

2. Beramal dengan sebaik–baiknya (Itqaan Al–amal). Seorang muslim yang mengaku ikhlas melakukan sesuatu harus membuktikannya dengan menjalankan perbuatan itu dengan sebaik baiknya tidak boleh sembarangan. Amal tidak ada kaitannya dengan honor atau imbalan sehingga salah bila ada yang memahami bahwa apabila bekerja tanpa mendapatkan honor maka dapat bekerja sesuka hati tanpa memperhatikan kualitas kerja.

“Sesungguhnya Allah SWT menyukai, bila seseorang beramal, dia melakukan dengan sebaik-baiknya..” (HR Baihaqi)

3. Pemanfaat hasil usaha dengan sebaik–baiknya (Jaudah Al-`ada). Seseorang muslim yang telah menjalani dua unsur keikhlasan di atas yang pertama di awali dengan niat dan diteruskan oleh usaha maka ia akan mendapatkan hasil dari dua unsur tersebut maka harus di manfaatkan dengan sebaik–baiknya dalam usaha yang lain, seperti seorang pelajar yang belajar dan mendapatkan ilmu maka ilmu yang di dapatkan harus di amalkan dengan ikhlas

Baca Juga: Khutbah Jumat Terbaru 17 Maret 2023 Edisi Jelang Ramadhan dengan Tema Lima Organ Tubuh yang Wajib Dijaga

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Allah Memerintahkan kepada kita untuk beribadah kepada-Nya dengan penuh keikhlasan dan beramal semata-mata mengharap ridha Allah semata. Allah Berfirman dalam QS Al Bayyinah 98: 5, yang artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan/mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”.

Begitu pula dalam QS Al An’am 6: 162, Allah berfirman:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

"Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam."

Hanya dengan keikhlasanlah semua amal ibadah akan diterima oleh Allah SWT. Seorang mukhlish tidak akan pernah sombong kalau berhasil, tidak putus asa kalau gagal. Orang yang ikhlas akan selalu bersemangat dalam beramal. Pujian tidak membuat dia terbuai dan cacian tidak membuat dia mundur. Yang dicarinya hanyalah ridha Allah semata. Tapi seseorang yang tidak ikhlas akan cepat terbuai dan lupa diri bila mendapatkan pujian dan cepat berputus asa menghadapi segala rintangan dalam perjuangan.

Namun yang kita harus selalu waspada adalah sifat riya. Apa itu riya? Ini sifat kebalikan atau lawan dari ikhlas. Riya adalah melakukan sesuatu bukan karena Allah, tapi karena ingin dipuji atau karena pamrih lainnya.

 Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat Edisi 17 Maret 2023, Tema: Persiapan Menyambut Ramadhan

Rasulullah SAW menyebut riya sebagai syirik kecil. Dan beliau paling mengkhawatirkan syirik kecil itu terjadi pada umatnya. Dalam Hadits riwayat Ahmad disebutkan “Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syirik kecil” Sahabat bertanya”Apa syirik kecil itu ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Riya.” (HR. Ahmad).

Semoga Allah meridhoi setiap langkah kita agar dijauhkan dari sifat riya dan tergolong kepada umat yang ikhlas beramal.

بَارَكَ اللهُ لِي وَ لَكُمْ فِي الْقُرْانِ الْعَظِيْمِ, وَ نَفَعَنِي وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاَيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ

وَ تَقَبَّلَ مِنّي وَ مِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Khutbah Jumat Kedua

الْحَمْدُ ِللهِ وَ الشُّكْرُ ِللهِ، وَ لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، نَبِيِّـنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِـهِ وَ صَحْبِهِ وَ مَنْ وَالاَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلـُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ، اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّـقُوْنَ.

Jamaah sidang Jumat yang berbahagia rahimakumullah

Marilah kita akhiri pertemuan yang mulia ini dengan berdoa, semoga Allah SwT berkenan memberikan kita kemampuan untuk melaksanakan anjuranNya sehingga kita meraih kesuksesan dan kebahagaiaan dunia akhirat.

اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَي آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَ إِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَ تَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَ اْلحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ.

Itulah khutbah Jumat 17 Maret 2023 dengan tema keikhlasan yang singkat dan terbaru.***

Editor: Dzikri Abdi Setia

Sumber: suaramuhammadiyah.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x