Manusia seluruhnya akan kembali dan dikumpulkan kepada Allah SWT. Diantaranya ada yang mendapat ampunan, rahmat, dan balasan jannatun na’im, dan sebagian lainnya mendapat balasan atas kemaksiatan yang mereka lakukan selama di dunia berupa narun hamiyah.
Karena hanya di sisi Allah lah balasan yang lebih baik lagi kekal itu berada, maka tentu setiap hamba ingin mendekat dan dicintai Allah.
Dalam hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, layaknya rembulan di tengah malam, Rasulullah dengan sangat jelas memberikan petunjuk cara mendekat pada Allah, mendapatkan cintanya, serta bagaimana Allah memperlakukan hambanya yang Ia cintai.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَالَ … وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا …
“…dari Abu Hurairah menuturkan, Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah berfirman; … dan hamba-Ku tidak bisa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada yang telah Aku wajibkan, jika hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah, maka Aku mencintai dia, jika Aku sudah mencintainya, maka Akulah pendengarannya yang ia jadikan untuk mendengar, dan pandangannya yang ia jadikan untuk memandang, dan tangannya yang ia jadikan untuk memukul, dan kakinya yang dijadikannya untuk berjalan …” HR. Bukhari : 6502
Pertama-tama Allah menjelaskan dengan tegas, bahwa satu-satunya cara mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan mengerjakan apa yang telah diwajibkan atas hambanya, bukan dengan jalan lainnya.
Apa yang Allah wajibkan itulah yang akan dimintai untuk dipertanggung jawabkan pertama kali.