Saudaraku kaum muslimin,
Walaupun lupa adalah tabiat manusia, Alquran selalu membimbing manusia, menerangi hati dan akal mereka. Agar manusia tidak lupa tentang sesuatu yang tidak boleh dilupakan.
Bahkan ketika manusia melupakannya, maka ia berada dalam seburuk-buruk keadaan.
Apa itu? Ketika manusia lupa akan hak Allah atas diri mereka. Maka manusia akan terjerembab dalam seburuk-buruk keadaan. Allah ﷻ berfirman,
فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ
“Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah).” (QS:Al-‘Ankabuut | Ayat: 65).
Mengapa hal ini dikatakan sangat buruk? Ingatlah berulang kali kita sakit. Berulang kali kita ditimpa kesempitan, kesedihan, dan musibah. Berulang kali kesulitan-kesulitan menggencet kita. Kemudian saat itu kita berdoa. Lalu Allah ﷻ beri kesembuhan. Allah jaga dan selamatkan dari mara bahaya. Allah lapangkan yang sempit dan beri jalan keluar. Dia sama sekali tidak melupakan kita di saat kita kesulitan. Lalu apakah kita layak melupakan-Nya saat kita lapang?!
Allah ﷻ berfirman,
وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ