“dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS:Adz-Dzariyat | Ayat: 21).
Saudaraku kaum muslimin,
Di antara ciri khas manusia yang sering diulang-ulang Al Quran penyebutannya adalah sifat pelupa. Tentu kita sama-sama mengetahui, sebab yang mengeluarkan ayah kita, Nabi Adam ‘alaihissalam, dari surga adalah lupa. Lupa dengan janji ilahi.
وَلَقَدْ عَهِدْنَا إِلَى آدَمَ مِنْ قَبْلُ فَنَسِيَ وَلَمْ نَجِدْ لَهُ عَزْمًا
“Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat.” (QS:Thaahaa | Ayat: 115).
Ayah kita diciptakan dengan sifat lupa, demikian pula kita sebagai anaknya. Sama.
Karena sifat lupa ini merupakan tabiat manusia, maka di antara perwujudan rahmat Allah ﷻ adalah Dia tidak mencatatkan dosa terhadap manusia atas apa yang mereka lakukan karena lupa.
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah”. (QS:Al-Baqarah | Ayat: 286).