Dalam hadis riwayat Imam at-Tirmidzi dijelaskan yang artinya: “Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada hamba-Nya, maka Allah menyegerakan hukumannya di dunia”.
Namun sebaliknya, jika Allah membenci seorang hamba, maka Allah akan memberikan hukuman baginya secara total di akhirat kelak“dan apabila Allah menghendaki keburukan kepada hamba-Nya, maka Allah menahan dosanya, sehingga ia terima hukuman kelak di hari kiamat”.
Ketiga, Allah akan memberikan ujian bagi hamba yang Allah cintai. Ujian adalah cara Allah untuk meningkatkan kualitas iman dan ketaqwaan seorang hamba, seperti halnya seorang siswa sekolah, ia akan melaksanakan ujian terlebih dahulu untuk naik ke jenjang kelas selanjutnya.
Dalam hadis riwayat Imam al-Tirmidzi dijelaskan, Nabi Muhammad saw bersabda; “sesungguhnya besarnya balasan tergantung besarnya ujian, dan apabila Allah cinta kepada suatu kaum, Dia akan menguji mereka, barangsiapa yang ridha maka baginya keridhaan Allah, namun barangsiapa yang murka, maka murka Allah baginya”.
Ujian yang dimaksut disini adalah kesusahan atau kesengsaraan, baik itu ujian fisik dengan sakit, ataupun ujian sosial dengan kemiskinan dan kefakiran.
Suatu kaum bisa saja ditimpa ujian ataupun azab, bedanya adalah, azab akan ditimpakan bagi kaum yang ingkar dan mengkufuri nikmat Allah, seperti kaum Ad dan kaum Tsamud. Namun ujian akan ditimpakan bagi kaum yang senantiasa mensyukuri nikmat Allah dan berbuat amal saleh.
Yang bisa membedakan jika kita ditimpa musibah atau azab adalah hati kita masing-masing. Semoga setiap bencana dan kesusahan yang ditimpakan bagi kita adalah ujian bagi kita, bukan azab. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Keempat, manusia yang dicintai Allah senantiasa diberikan kesabaran. Kita sering kali mengungkapkan bahwa sabar itu ada batasnya, namun bagi hamba yang dicintai Allah, sabar itu tidak ada batasnya, karena setiap hal buruk yang menimpa di dunia ini akan dikembalikan kepada Allah SwT.