3. Senantiasa Beristighfar
Kemudian faedah yang ketiga dalam ayat tersebut;
وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
“dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.”
Hendaklah kita menyadari sepenuhnya bahwa sehebat apa pun upaya kita untuk menjadi hamba yang bertakwa, pasti kita akan banyak tergelincir dalam kesalahan dan kekurangan. Sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk banyak-banyak beristighfar kepada-Nya.
Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri telah menjadi teladan dalam hal ini. Beliau beristighfar dalam sehari tidak kurang dari 70 kali sampai 100 kali. Sehingga seorang mukmin tidak akan pernah menyatakan keimanan dirinya seperti Malaikat Jibril. Akan tetapi dia senantiasa menyadari segala kekurangannya dalam beragama. Dan dia pun senantiasa berharap terhadap ampunan-ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta selalu berusaha untuk melakukan amal-amal yang bisa mendatangkan ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
4. Menanamkan Rasa Muraqabah
Yang terakhir, kunci dalam kita mewujudkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah menanamkan rasa muraqabah;
وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ