Naskah Khutbah Jumat Terbaru Edisi 7 Oktober 2022 dengan Tema: Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya

- 6 Oktober 2022, 06:20 WIB
Keterangan foto: Naskah Khutbah Jumat Terbaru Edisi 7 Oktober 2022 dengan Tema: Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya./ xusenru/ Pixabay
Keterangan foto: Naskah Khutbah Jumat Terbaru Edisi 7 Oktober 2022 dengan Tema: Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya./ xusenru/ Pixabay /

Takwa adalah sebaik-baik bekal untuk meraih kebahagiaan abadi di akhirat. Oleh karena itu, khatib mengawali khutbah yang singkat ini dengan wasiat takwa. Marilah kita semua selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan segenap larangan.

Baca Juga: GRATIS! Link Download Twibbon Maulid Nabi Muhammad SAW 2022 Terbaru dan Desain Indah, Ini Sejarah Hidupnya

Saudara-saudara seiman, Di antara yang wajib dilakukan setiap mukallaf adalah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Bahkan iman kepada Allah dan Rasul-Nya adalah kewajiban yang paling pokok, paling utama, paling tinggi kedudukannya dan paling harus didahulukan.

Beriman kepada Allah adalah meyakini dengan bulat dan pasti bahwa Allah ta’ala ada dan bersifat dengan sifat-sifat yang layak bagi-Nya. Yakni Allah ta’ala ada, tidak ada keraguan tentang ada-Nya, ada tanpa disifati dengan sifat-sifat makhluk, tanpa ukuran, tanpa tempat dan tanpa arah.

Beriman kepada Rasul-Nya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah meyakini bahwa Muhammad bin ‘Abdullah adalah utusan Allah kepada manusia dan jin. Ia selalu jujur dalam segala hal yang ia sampaikan dari Allah. Mengenal Allah ta’ala disertai mengesakan-Nya dalam beribadah adalah hak Allah yang paling agung yang wajib dilakukan para hamba-Nya. Mengesakan Allah dalam ibadah artinya mempersembahkan puncak perendahan diri hanya kepada-Nya.

Mengenal dan mengetahui Allah tidak-lah meliputi segala sesuatu tentang-Nya. Mengetahui Allah adalah dengan mengetahui sifat yang wajib (pasti) bagi Allah ta’ala seperti keazalian Allah, keesaan Allah, kemahatahuan Allah tentang segala sesuatu dan bahwa Allah tidak menyerupai semua makhluk. Juga dengan menyucikan Allah dari perkara yang mustahil bagi-Nya seperti kemustahilan adanya sekutu bagi Allah, kemustahilan berlakunya ukuran, bentuk, rupa dan gambar bagi-Nya, serta mustahilnya Allah berada di suatu tempat dan arah. Juga dengan mengetahui apa yang jaiz bagi Allah seperti menciptakan sesuatu dan tidak menciptakannya.

Imam Ahmad ar-Rifa’i, perintis dan pendiri tarekat Rifa’iyyah radliyallahu ‘anhu menegaskan:

‎غَايَةُ الْمَعْرِفَةِ باللهِ الإيْقَانُ بِوُجُوْدِهِ تَعَالَى بِلَا كَيْفٍ وَلَا مَكَانٍ

“Puncak pengetahuan hamba terhadap Allah adalah dengan meyakini adanya Allah ta’ala tanpa disifati dengan sifat-sifat makhluk dan tanpa tempat.”

Artinya batas akhir yang bisa dicapai oleh seorang hamba dalam mengenal Allah adalah meyakini secara pasti tanpa keraguan sedikit pun akan adanya Allah tanpa disifati dengan sifat-sifat makhluk dan tanpa tempat.

Halaman:

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: islam.nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x