Hukum Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal 8 Oktober 2022 dalam Islam, Ini Penjelasan Buya Yahya

- 29 September 2022, 10:00 WIB
Hukum melaksanakan Maulid Nabi Muhammad menurut Buya Yahya.
Hukum melaksanakan Maulid Nabi Muhammad menurut Buya Yahya. /Seputarlampung.com

SEPUTARLAMPUNG.COM – Bagaimanakah hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad 12 Rabiul Awal yang tahun ini jatuh pada 8 Oktober 2022 dalam Islam? Simak penjelasan dari Buya Yahya berikut ini.

12 Rabiul Awal yang tahun ini jatuh pada 8 Oktober 2022 merupakan tanggal atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Biasanya pada momen ini banyak umat Islam akan merayakannya dengan menggelar berbagai acara, seperti tablig akbar atau pengajian di masjid-masjid.

Namun, dalam pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW, masih ada pro dan kontra terkait hukum boleh atau tidaknya merayakan hari lahirnya Rasulullah SHalllallahu ‘alaihi wasallam pada 12 Rabiul Awal.

Baca Juga: 15 Kumpulan Kata-kata Mutiara Menyambut Bulan Maulid Nabi Muhammad SAW, Menyentuh Hati dan Penuh Doa

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, Buya Yahya memberi penjelasan terkait perayaan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam melalui kanal YouTube Al-Bahjah TV yang diunggah pada 27 November 2019.

Menurut Buya Yahya, meskipun umat Islam merayakan Maulid Nabi setiap tahunnya, tetapi hal itu tidak dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam saat hari kelahirannya.

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak memperingati dirinya sendiri, tapi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memberi contoh untuk kita,” kata Buya Yahya.

Baca Juga: 20 Link Twibbon G30S PKI Terbaru, Download Gratis dan Pasang di IG, WA, Twitter pada 30 September 2022

Sudah seharusnya kita sebagai umat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengikuti dan mencontoh apa yang dilakukannya.

“Sebagai umat muslim kita harus selalu mencontoh apa yang disunnahkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam,” ujar Buya Yahya.

Maulid Nabi adalah perkumpulan hamba-hamba Allah SWT yang diberi motivasi untuk mengenal, mencintai dan membela Nabi Muhammad SAW”, lanjut Buya Yahya.

Baca Juga: Twibbon Hari Jantung Sedunia 29 September 2022, Pasang Mudah ke Instagram, Facebook, Whatsapp dengan Cara Ini 

Dalam perayaan Maulid Nabi, di sini kita bukan sedang merayakan hari lahirnya sebagaimana kebanyakan orang merayakan momen hari kelahiran.

Tetapi, Maulid Nabi adalah sebuah momen yang dilakukan untuk mengenang, meneladani, dan memperbanyak pujian serta shalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara menghadiri majelis ilmu dan mendengarkan ceramah, berdzikir, berdoa, mengikuti sifat-sifat terpujinya, serta mempraktikkan apa yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

"Kita tidak berbicara soal kelahiran Nabi. Kelahirannya jelas istimewa. Tapi kita ingin menghadirkan sunnah Nabi dengan cara semacam ini," tegas Buya Yahya.

Baca Juga: Ritual dan Tradisi Rebo Wekasan untuk Tolak Bala, Benarkah Bulan Safar Penuh Kesialan? Ini Kata Buya Yahya

Sebagai informasi, perayaan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah dilakukan semasa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam hidup. Bahkan setelah kepergiannya, para sahabat dan generasi awal Islam pun tidak pernah melakukannya.

Buya Yahya mengingatkan, bagi siapa saja yang mengadakan Maulid Nabi itu ada tujuannya, yakni untuk mengenal Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dan meneladani sikap dan sifatnya.

“Hukum merayakan Maulid Nabi, menghidupkan kembali Nabi pada kita itu hukumnya wajib”, tutup Buya Yahya.***

Editor: Desy Listhiana Anggraini

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x