Rasulullah SAW mengajarkan dan memberi contoh pada umatnya untuk mengoptimalkan potensi jasmani dan ruhani yang dimiliki demi meningkatkan potensi diri sehingga menjadi pribadi yang berkualitas, termasuk dalam bekerja dan menekuni dunia bisnis.
Begitu pentingnya berusaha mendapatkan rezeki secara benar (halal), seorang muslim tidak dibenarkan bermalas-malasan dalam berusaha. Dia harus memaksimalkan ikhtiar dalam upaya mencari rezeki yang halal karena itu dinilai ibadah oleh Allah.
Mencari rezeki yang halal adalah merupakan perintah Allah dan Rasulullah yang harus disikapi secara serius dan bersungguh-sungguh dalam mengamalkannya. Kesungguhan dalam berbisnis ini sama halnya dengan kesungguhan kita dalam mengamalkan rukun Islam dengan dasar keyakinan dan keimanan yang kuat kepada Allah dan Rasul-Nya. Dengan demikian “keimanan” merupakan prinsip dasar dalam bekerja atau berbisnis. Bahkan Islam menganggap “zalim” bagi pelaku bisnis yang tidak mendasari aktifitas bisnisnya dengan dasar keimanan.
Hadits Qudsi
Dalam hadist qudsi nomor 17 disebutkan bahwa:
“Dari Abu Dzar Al Ghifari RA, dari Rasulullah SAW sebagaimana beliau riwayatkan dari Rabbnya Azza Wajalla bahwa Dia berfirman:
Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) diantara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim.
Wahai hamba-Ku, semua kalian adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan kalian hidayah.
Wahai hamba-Ku, kalian semuanya kelaparan kecuali siapa yang Aku berikan kepadanya makanan, maka mintalah makan kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian makanan.