Apa Bedanya 1 Suro dan 1 Muharram? Simak Mitos yang Bikin Merinding Soal Malam Suro bagi Masyarakat Jawa Ini

- 17 Juli 2022, 19:15 WIB
Perbedaan malam 1 Suro dalam kepercayaan masyarakat Jawa dan 1 Muharram bagi umat muslim.
Perbedaan malam 1 Suro dalam kepercayaan masyarakat Jawa dan 1 Muharram bagi umat muslim. /Unsplash/Danielle Colucci

SEPUTARLAMPUNG.COM – Apa bedanya 1 Suro dan 1 Muharram? Simak mitos yang bisa bikin merinding terkait malam Suro bagi masyarakat Jawa berikut ini.

Pada 2022 ini, 1 Suro dalam kalender masyarakat Jawa dan 1 Muharram dalam penanggalan Hijriyah jatuh pada 30 Juli 2022. Namun, dalam tradisinya, keduanya memiliki perbedaan.

Bagi masyarakat Jawa, malam 1 Suro dianggap sebagai waktu yang sakral dan penuh mistis. Sebaliknya, dalam Islam, 1 Muharram merupakan momen mulia dan tanggal penting untuk memperingati hijrahnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dari Mekkah ke Madinah.

Baca Juga: Jamaah Haji Boleh Bawa Pulang Air Zamzam Tidak Hanya 5 Liter, Menag: 5 Liter Memang Terlalu Sedikit

Peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut menandai babak baru dalam dunia Islam.

Pada masa kepemimpinan khalifah Umar, pembuatan kalender Hijriyah dimulai dan diberlakukan mundur 17 tahun, terhitung sejak tahun hijrah Mekkah-Madinah.

Dalam Islam 1 Muharram itu merupakan hari suci, lantaran menjadi penanda resolusi kalender Islam, tapi dalam tradisi Jawa peringatan itu justru dianggap sakral dan mistis.

Istilah “Suro” sebenarnya berasal dari bahasa Arab, “Asyura”, yang artinya sepuluh. Asyura adalah hari ke sepuluh pada bulan Muharram.

Baca Juga: Senang Dihadiahi Umrah, Ini Reaksi Nathalie Holscher Dijodohkan oleh Warganet dengan Ustadz Kasif Heer

Kemistisan malam 1 Suro bermula dari beberapa faktor yang melatarbelakanginya. Misalnya faktor budaya keraton Yogyakarta, yang selalu mengadakan upacara atau ritual untuk peringatan hari-hari penting tertentu, termasuk malam 1 Suro.

Upacara atau ritual malam 1 Suro itu lantas diwariskan dan dilanjutkan dari generasi ke generasi hingga kini.

Kemistisan malam 1 Suro juga terkait dengan politik kebudayaan Sultan Agung dari Kerajaan Mataram pada medio 1628-1629.

Saat itu, Mataram mengalami kekalahan dalam penyerbuannya ke Batavia. Kekalahan itu membuat pasukan Mataram terbagi ke dalam berbagai keyakinan seiring semakin masifnya Islam di tanah Jawa.

Baca Juga: Apa Itu Malam 1 Suro? Simak 6 Mitos Tahun Baru Jawa Ini, Nomor Terakhir Sangat Menyeramkan

Untuk merangkul pasukan Mataram yang telah terpecah belah itu, Sultan Agung menciptakan kalender Jawa-Islam dengan pembauran kalender Saka dari Hindu dan kalender Hijriah dari Islam.

Pembauran kalender inilah yang membuat peringatan 1 Muharram tak bisa lepas dari tradisi-tradisi Jawa, yang masih kental dengan tradisi Hindu, contohnya sesaji.

Tak hanya itu, terdapat sebuah mitos yang beranggapan bahwa malam 1 Suro adalah bulan buruk. Masyarakat kejawen zaman dulu percaya akan adanya musibah pada malam itu.

Itulah mengapa pada malamnya akan ada ritual atau tradisi khusus yang dilakukan. Bahkan ada mitos yang mengatakan malam satu Suro sebagai waktu lebarannya makhluk gaib.

Baca Juga: Malam 1 Suro 2022 Kapan, Hari Apa, Tanggal Berapa? Makna Tradisi Malam Satu Suro dan Mitos Masyarakat Jawa

Berikut 6 mitos malam 1 Suro yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Tidak boleh mengadakan pesta

Dalam budaya Jawa, menikahkan anak pada bulan Soro adalah pantangan. Jika tetap dilakukan, maka keluarga itu akan mendapat musibah.

Namun sebagian mengatakan hal itu hanya mitos. Karena jika masyarakat mengadakan pesta, dianggap menyaingi ritual keraton yang bisa saja sepi.

2. Dilarang keluar rumah

Masyarakat Jawa percaya akan adanya hal buruk yang terjadi jika di malam itu mereka keluar rumah.

3. Dilarang pindah rumah

Masyarakat Jawa pantang pindah rumah pada 1 Suro karena dianggap bukan hari baik untuk melakukannya.

Baca Juga: Bolehkah Sholat Tahajud Jam 4 Pagi? Simak Aturan Pembagian Waktu dan Penjelasan Buya Yahya Berikut

4. Dilarang banyak bicara

Sebagian orang yang percaya biasanya memilih berdiam diri di rumah dan melakukan ritual. Ada juga yang melakukan ritual tapa bisu mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta. Saat melakuan inilah mereka pantang untuk berbicara.

5. Arwah leluhur kembali ke rumah

Sebagian orang masih meyakini bahwa saat malam satu Suro, arwah para leluhur akan datang ke rumah.

Hal ini pun berkaitan dengan dilarangnya mereka untuk keluar rumah malam itu. Karena harus menyambut kedatangan arwah leluhur mereka.

6. Banyak makhluk halus bergentayangan

Mitos yang paling seram adalah banyaknya makhluk halus yang bergentayangan pada malam itu.

Mitos ini berhubungan dengan kepercayaan bahwa satu Suro identik dengan lebarannya makhluk gaib. Mereka akan keluar pada malam yang dikeramatkan itu.

Demikian tentang perbedaan 1 Suro dan 1 Muharram beserta 6 mitos yang mengiringinya.***

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah