Teks Khutbah Jumat di 10 Ramadhan Terakhir, 29 April 2022, Tema: Hukum Tinggalkan Puasa Ramadhan

- 28 April 2022, 17:00 WIB
Ilustrasi khutbah Jumat.*
Ilustrasi khutbah Jumat.* //Mohamed_hassan/Pixabay

SEPUTARLAMPUNG.COM - Berikut teks Khutbah Jumat di 10 Ramadhan terakhir, 29 April 2022 dengan tema Hukum Meninggalkan Puasa Ramadhan.

Menjelang akhir bulan Ramadhan 1443 H, kita sebagai umat muslim harus berupaya lebih totalitas dalam beribadah dan berbuat hal yang baik, serta jangan sampai menyesali 10 malam terakhir bulan Ramadhan di tahun ini.

Banyak sekali hikmah dan keutamaan yang kita peroleh menjelang sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan 1443 H, salah satunya terdapat malam yang paling istimewa dari malam-malam biasanya, yakni malam Lailatul Qadar.

Perlu diketahui, tak banyak orang yang tahu kapan umur kita akan berakhir dan sudakah kita memanfaatkan umur kita sebaik mungkin, atau sebaliknya betapa banyak maksiat yang kita berbuat, sehingga kita lupa tujuan kita di dunia.

Baca Juga: Hukum Tukar Uang Baru untuk THR Idulfitri, Halal atau Haram? Ini Pendapat MUI

Momen bulan Ramadhan 1443 H-2022 M menjadi peluang yang besar untuk memanfaatkan umur sebaik mungkin, acapkali kita lalai dalam menjalankan kewajiban kita untuk beribadah di bulan Ramadhan, salah satu ibadah yang paling wajib adalah Berpuasa.

Seharusnya, kita malu dengan umur kita yang sudah beranjak tua dan bahkan tidak kuat menanggung beban dosa yang selama ini kita perbuat, jikalau umur berkehendak, ia ingin melepaskan semua beban yang ia pikul dari dunia, kemudian singgah ke tempat yang lebih indah dan penuh dengan kedamaian, serta lantunan ayat suci Al-Quran, seperti yang dijanjikan oleh Allah SWT.

Selain itu, mulailah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan memperbanyak ibadah dan membiasakan diri untuk sholat tepat waktu, apalagi sampai meninggalkan sholat.

Untuk lebih lanjut, Berikut khutbah Jumat bertema: Hukum Tinggalkan Puasa Ramadhan, disampaikan oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom, sebagaimana dikutip dari laman khotbahjumat.com.

Baca Juga: Daftar 5 SMP Negeri Terbaik di Pontianak-Kalimantan Barat, Rekomendasi untuk Siswa Mendaftar PPDB 2022

Khutbah Pertama

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
وَ إِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ
أَمَّا بَعْدُ

Ma’asyiral Mukminin, rahimani wa rahimakumullah!

Kami sebagai khatib menasehati diri kami sendiri dan juga jama’ah sekalian untuk terus meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah ta’ala.

Dan hendaknya kita terus menghitung-hitung diri kita, apa-apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, sudah berapa banyak yang kita kerjakan dan berapa banyak yang masih kita lalaikan?

Dan hendaknya kita terus menghitung-hitung, apa-apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, sudah berapa banyak yang kita tinggalkan dan berapa banyak yang masih kita langgar dan kita kerjakan sampai hari ini?

Apa-apa yang baik, mari kita pertahankan dan kita tingkatkan. Apa-apa yang buruk, mari kita kurang atau bahkan kita tinggalkan sama sekali.

Baca Juga: Mabar Liburan Lebaran? Klaim Kode Redeem Free Fire FF Rabu 28 April 2022 Sekarang Juga, Buruan!

Jama’ah Jum’at, rahimani wa rahimakumullah! Tidak lama lagi, semoga Allah ta’ala mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan yang mulia. Bulan diturunkannya Al Qur’an, bulan yang ketika itu pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup, bulan yang terdapat banyak sekali peluang pahala besar dan ampunan yang luas dari Allah, bulan yang terdapat malam yang lebih baik dari 1000 bulan.

مَن صَامَ رَمَضَانَ، إيمَانًا واحْتِسَابًا، غُفِرَ له ما تَقَدَّمَ مِن ذَنْبِهِ

“Siapa yang puasa Ramadhan, karena iman dan mencari pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari no.38, 2014, Muslim no.760).

Namun sangat disayangkan, setiap bulan Ramadhan ada segelintir kaum Muslimin bersengaja tidak menjalankan ibadah puasa, padahal mereka tidak memiliki udzur. Mereka bukan wanita haid, bukan wanita hamil atau menyusui, bukan orang yang tua renta, bukan anak kecil yang belum baligh, tidak sedang safar dan tidak sedang sakit.

Padahal puasa Ramadhan adalah salah satu rukun Islam. Maka meninggalkan puasa tanpa udzur merupakan dosa besar dan berat konsekuensinya. Dari Ibnu Umar radhiallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

بُنِيَ الإسْلامُ علَى خَمْسٍ، شَهادَةِ أنْ لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وأنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ ورَسولُهُ، وإقامِ الصَّلاةِ، وإيتاءِ الزَّكاةِ، وحَجِّ البَيْتِ، وصَوْمِ رَمَضانَ

“Islam dibangun di atas 5 perkara: bersyahadat bahwa tiada sesembahan yang haq kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, haji ke Baitullah dan puasa Ramadhan” (HR. Bukhari no.8, Muslim no. 16).

Baca Juga: Cek Profil 4 SMA/MA Terbaik Kota Padang, Sumatera Barat Versi LTMPT Berikut untuk Rekomendasi PPDB 2022

Bahkan para ulama berbeda pendapat mengenai orang yang meninggalkan puasa dengan sengaja tanpa udzur syar’i, apakah ia masih Muslim ataukah keluar dari Islam?

Sebagian ulama berpendapat bahwa orang yang meninggalkan puasa Ramadhan dengan sengaja tanpa udzur maka ia kafir keluar dari Islam. Disebutkan dalam kitab Shifatu Shalatin Nabi (hal. 18) karya Ath Tharifiy :

ذهب بعض العلماء – وهو مروي عن الحسن, و قال به نافع و الحاكم وابن حبيب من المالكية, وقال به إسحاق بن راهويه, وهو رواية عن الإمام أحمد – إلى أن من ترك شيئا من أركان الإسلام, و إن كان زكاة أو صياما أو حجا, متعمدا كسلا أو تهاونا أو جحودا, فإنه كافر. والجمهور على عدم الكفر

“Sebagian ulama berpendapat, pendapat ini diriwayatkan dari Al Hasan (Al Bashri), juga merupakan pendapat Nafi’, Al Hakim, Ibnu Habib dari Malikiyyah, Ishaq bin Rahuwaih, dan salah satu pendapat Imam Ahmad, bahwa orang yang meninggalkan satu saja dari rukun Islam, baik itu zakat, puasa atau haji, dengan sengaja atau karena malas atau meremehkan atau karena mengingkari kewajibannya, maka ia kafir. Sedangkan jumhur ulama berpendapat tidak sampai kafir”.

Dalil mereka adalah bahwa puasa adalah salah satu dari rukun Islam, maka konsekuensinya jika salah satu ditinggalkan, hancurlah Islam seseorang. Sebagaimana jika seseorang meninggalkan salah satu rukun wudhu, tidak sah wudhunya. Jika seseorang meninggalkan satu saja dari rukun shalat, tidak sah shalatnya.

Namun pendapat jumhur ulama, mereka tidak mengkafirkan orang yang meninggalkan puasa Ramadhan dengan sengaja. Namun demikian ini adalah perbuatan dosa besar. Sebagaimana riwayat dari Abdullah bin Syaqiq Al ‘Uqaili rahimahullah, ia mengatakan:

لم يكن أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم يرون شيئا من الأعمال تركه كفر غير الصلاة

“Dahulu para sahabat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak memandang ada amalan yang bisa menyebabkan kekufuran jika meninggalkannya, kecuali shalat” (HR. At Tirmidzi no. 2622, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).

Baca Juga: SEDANG POPULER: Segera Cek Link pipmadrasah.kemenag.go.id, Ada Dana PIP Madrasah Rp450-Rp1 Juta untuk Siswa

Berdasarkan riwayat ini, para sahabat Nabi tidak menganggap kufurnya orang yang meninggalkan puasa, zakat, atau haji dengan sengaja padahal tidak ada udzur.

Maka orang yang meninggalkan puasa dengan sengaja tanpa udzur, dia tidak sampai kafir namun telah melakukan dosa yang besar.

Dalam sebuah hadis, terdapat ancaman mengerikan bagi orang yang meninggalkan puasa tanpa udzur. Yaitu hadis dari Abu Umamah al-Bahili radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda,

بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ إِذْ أَتَانِى رَجُلاَنِ فَأَخَذَا بِضَبْعَىَّ فَأَتَيَا بِى جَبَلاً وَعْرًا فَقَالاَ لِىَ : اصْعَدْ فَقُلْتُ : إِنِّى لاَ أُطِيقُهُ فَقَالاَ : إِنَّا سَنُسَهِّلُهُ لَكَ فَصَعِدْتُ حَتَّى إِذَا كُنْتُ فِى سَوَاءِ الْجَبَلِ إِذَا أَنَا بَأَصْوَاتٍ شَدِيدَةٍ فَقُلْتُ : مَا هَذِهِ الأَصْوَاتُ قَالُوا : هَذَا عُوَاءُ أَهْلِ النَّارِ ، ثُمَّ انْطُلِقَ بِى فَإِذَا أَنَا بِقَوْمٍ مُعَلَّقِينَ بِعَرَاقِيبِهِمْ مُشَقَّقَةٌ أَشْدَاقُهُمْ تَسِيلُ أَشْدَاقُهُمْ دَمًا قَالَ قُلْتُ : مَنْ هَؤُلاَءِ قَالَ : هَؤُلاَءِ الَّذِينَ يُفْطِرُونَ قَبْلَ تَحِلَّةِ صَوْمِهِمْ

“Ketika aku sedang tidur, tiba-tiba ada dua laki-laki yang mendatangiku. Keduanya memegangi kedua lenganku, kemudian membawaku ke sebuah gunung terjal. Keduanya berkata kepadaku: “naiklah!”. Aku menjawab: “Aku tidak mampu”. Keduanya berkata, “Kami akan memudahkannya untukmu”. Maka aku naik. Ketika aku berada di tengah gunung itu, tiba-tiba aku mendengar suara-suara yang keras, sehingga aku bertanya: “suara apa itu?”. Mereka menjawab, “Itu teriakan penduduk neraka”. Kemudian aku dibawa ke tempat lain, tiba-tiba aku melihat sekelompok orang digantung terbalik dengan urat-urat kaki mereka sebagai ikatan. Ujung-ujung mulut mereka sobek dan mengalirkan darah. Aku bertanya, “Mereka itu siapa?” Keduanya menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum waktunya” (HR. Ibnu Hibban no.7491, dishahihkan Syu’aib Al Arnauth dalam Takhrij Shahih Ibnu Hibban).

Adanya hadis ini dan juga adanya sebagian ulama yang menganggap kafirnya orang yang meninggalkan puasa, ini membuat kita semakin takut dan waspada jangan sampai meninggalkan puasa tanpa udzur. Dan juga kita mesti peringatkan keluarga dan orang-orang terdekat kita jangan sampai mereka meninggalkan puasa tanpa udzur.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Baca Juga: NISN Bercirikan Ini GAGAL Cairkan Dana PIP 2022 ke Siswa SD-SMA, Cek Kuota Penerima PIP pada 28 April

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ مُبَارَكًا عَلَيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى

وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

أَمَّا بَعْدُ

Ma’asyiral Mukminin, rahimani wa rahimakumullah!

Sekali lagi, jangan sampai kita meninggalkan puasa Ramadhan tanpa udzur syar’i, karena ini adalah perbuatan dosa yang besar di sisi Allah ta’ala. Adapun orang-orang yang dahulu pernah meninggalkan puasa Ramadhan tanpa udzur, hendaknya mereka bertaubat kepada Allah dan meng-qadha puasanya sebisa mungkin dengan perhitungan hari yang ia kira-kira dapat mencukupinya.

Memang terdapat hadis:

من أفطر يوما من رمضان من غير رخصة لم يقضه وإن صام الدهر كله

“Orang yang sengaja tidak berpuasa pada suatu hari di bulan Ramadhan, padahal ia bukan orang yang diberi keringanan, ia tidak akan dapat mengganti puasanya meski berpuasa terus menerus”.

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari di Al ’Ilal Al Kabir (116), oleh Abu Daud di Sunan-nya (2396), oleh Tirmidzi di Sunan-nya (723), Imam Ahmad di Al Mughni (4/367), Ad Daruquthni di Sunan-nya (2/441, 2/413), dan Al Baihaqi di Sunan-nya (4/228).

Namun hadis ini lemah. Dinilai lemah oleh Al Bukhari, Imam Ahmad, Ibnu Hazm di Al Muhalla (6/183), Al Baihaqi, Ibnu Abdil Barr dalam At Tamhid (7/173), juga oleh Al Albani di dalam Silsilah Adh Dha’ifah (4557).

Baca Juga: Selain SMAN 1 Bantul, Ini 15 SMA Terbaik di Kota Bantul, DI Yogyakarya sebagai Rekomendasi Daftar PPDB 2022

Sehingga jumhur ulama berpendapat orang yang meninggalkan puasa dengan sengaja wajib meng-qadha setelah bertaubat. Bahkan Ibnu ‘Abdil Barr mengklaim ijma atas hal ini, beliau mengatakan:

وأجمعت الأمة ، ونقلت الكافة ، فيمن لم يصم رمضان عامداً وهو مؤمن بفرضه، وإنما تركه أشراً وبطراً، تعمَّد ذلك ثم تاب عنه : أن عليه قضاءه

“Ulama sepakat dan dinukil dari banyak ulama bahwa orang yang tidak puasa Ramadhan dengan sengaja dengan masih meyakini kewajibannya, namun ia tidak puasa karena bermaksiat dan sombong, dan sengaja melakukannya, maka ia wajib diminta bertaubat dan wajib meng-qadha puasanya” (Al Istidzkar, 1/77).

Maka ini semua menunjukkan betapa agung dan urgennya ibadah puasa Ramadhan bagi setiap Muslim. Jangan seorang Muslim sampai meninggalkannya tanpa udzur.

Semoga Allah ta’ala memberikan kita hidayah dan taufik untuk bisa beribadah kepada Allah ta’ala dengan baik di bulan Ramadhan, dan semoga Allah ta’ala menerima seluruh amalan ibadah kita.

إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد, اللهم بارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد.

ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين

ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم

ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب

Baca Juga: UPDATE: Dana PIP Rp450-Rp1 Juta untuk Siswa SD, SMP, SMA, SMK OTOMATIS GAGAL bagi 10 Kategori Siswa Ini

اللهم أصلح ولاة أمورنا وارزقهم البطانة الصالحة الناصحة التي تدلهم عل الخير وتعينهم عليه يا رب العالمين

اللهم انصر إخواننا المؤمنين المستضعفين في بورما، وسوريا، وفلسطين، وفي كل مكان

ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.***

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: khotbahjumat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah