Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat malam-malam akhir Ramadhan menjadi malam yang hidup. Apa arti malam yang hidup? Artinya beliau bergadang. Bergadang dalam ibadah. Bukan bergadang dalam kesia-siaan. Oleh karena itu, layak bagi para suami atau ibu rumah tangga untuk menyetop anak-anaknya nonton TV di hari-hari akhir ini. Ada seorang ibu, sampai membalikkan TV nya. Bagian belakang di depan dan bagian depan dihadapkan ke belakang. Ia katakan kepada anak-anaknya, “Nak, cukup sudah 350 hari ini kalian nonton TV. Malam-malam ini sibuklah beribadah.” Tentu ini akan menimbulkan kesan yang baik pada jiwa anak. Menimbulkan pengaruh dan ingatan betapa orang tuanya menekankan kebaikan pada malam-malam ini.
Dalam hadits di atas juga disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membangunkan keluarganya. Artinya, beliau tidak ingin sendirian mendapatkan keutamaan. Beliau semangat mengajak keluarganya kepada kebaikan.
Oleh karena itu, mari bapak-bapak, ibu-ibu, kita bersungguh-sungguh beribadah di sepuluh hari terakhir ini. Jangan sampai kita ikut-ikutan menganggap Ramadhan sudah usai. Dengan memenuhi tempat-tempat perbelanjaan. Dan meninggalkan banyak keutamaan.
Kita memohon kepada Allah taufik agar Dia menolong kita dalam beribadah kepada-Nya.
Wa sallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa sahbihi wa sallam. Wa akhiru da’wana anil hamdu lillah Rabbil ‘alamin..
Itulah pesan 10 Hari terakhir Ramadan yang merupakan tema ceramah singkat atau kultum Ramadan dan telah disediakan untuk Anda serta dapat digunakan sebagai referensi para jamaah shalat jumat hingga pelajar.***