Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidur sejenaklah kamu sekalian di siang hari, karena sesungguhnya setan tidak tidur siang sejenak”. (HR. Abu Nu’aim)
Diriwayat dari ‘Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu: “Pernah suatu ketika ada orang-orang Quraisy yang duduk di depan pintu Ibnu Mas’ud. Ketika tengah hari, Ibnu Mas’ud mengatakan, “Bangkitlah kalian. Istirahat sianglah! Yang tertinggal hanyalah bagian untuk setan.” Kemudian tidaklah Umar melewati seorang pun kecuali menyuruhnya bangkit.” (HR. Al-Bukhari).
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau juga menceritakan tentang kebiasaan para sahabat uang sering melakukan tidur siang sesaat. “Kami bersegera datang ke masjid untuk menanti pelaksanaan shalat Jum’at dan kami qailulah (tidur siang) setelah shalat Jum’at.” (HR. Bukhari)
Dijelasakan dalam Fiqih Sunnah, Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu mengatakan: “Kami (para sahabat) pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam suka tidur di masjid, kami tidur qailulah di dalamnya, dan kami pada waktu itu masih muda-muda.” (HR.Ibnu Umar)
Meneladani perilaku Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keseharian dapat membuat hidup kita lebih berkah dan sehat. Termasuk untuk adab tidur.
Ingat, tidur siang yang dianjurkan adalah tidur sejenak, bukan berjam-jam apalagi sampai tidur sepanjang hari.***