Tuntunan syari tentang gerhana bulan telah ditetapkan dalam muktamar tarjih XX di Garut. Dasarnya hadis dari Abu Masud. Nabi SAW telah bersabda. Sesungguhnya matahari dan bulan tidak gerhana karena kematian seseorang, tetapi dua tanda kebesaran Allah. Maka apabila kamu melihatnya, maka berdirilah dan kerjakan salat.
Cara melaksanakan salat hendaknya imam menyerukan as-salaatu jaamiah. Salat dilaksanakan secara berjamaah, bersuara nyaring tanpa azan dan ikamah.
Kemudian imam memimpin orang banyak mengerjakan salat dua rakaat.
Rakaat pertama dimulai dengan takbir, iftitah, fatihah dan disunnahkan membaca surat Al-Baqarah atau setara dengan 286 ayat.
Rukuk pertama membaca tasbih sebanyak 250 kali. Berdiri bakda ruku. Membaca Fatihah dan surat Al Imron atau setara dengan 200 ayat.
Rukuk kedua membaca 200 tasbih. Berdiri iktidal sami Allahu liman hamida. Sujud pertama membaca 250 tasbih. Duduk diantara dua sujud. Sujud kedua membaca 200 tasbih.
Berikutnya berdiri melaksanakan rakaat kedua. Takbir, Fatihah dan disunnahkan membaca surat An Nisa atau setara dengan 176 ayat. Rukuk ketiga membaca tasbih sebanyak 150 kali. Berdiri bakda ruku.
Membaca fatihah dan surat Al Maidah atau setara dengan 120 ayat. Rukuk keempat membaca 100 tasbih. Berdiri iktidal sami Allahu liman hamida rabbana wa lakal hamdu. Sujud ketiga membaca 150 tasbih.
Duduk diantara dua sujud. Sujud keempat membaca 100 tasbih. Dilanjutkan tasyahud dan salam. Demikian salat khusuf menurut Imam Syafii.