TERBARU: Teks Ceramah atau Kultum Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Selasa, 19 Oktober 2021/1443 H

- 18 Oktober 2021, 10:30 WIB
Ilustrasi ceramah Maulid Nabi
Ilustrasi ceramah Maulid Nabi /Unsplash/ Rachelle Magpayo

Dalam kesempatan yang mulia ini marilah kita tadzakkur dan tafakur, mengingat segala apa yang kita amalkan selama ini dan berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Baca Juga: Bacaan Asmaul Husna dan Artinya, Waktu Terbaik Mengamalkan serta Contoh Penerapan dalam Doa Menurut UAH

Dalam arti kita berusaha melaksanakan segala usaha yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Marilah kita tinggalkan sejenak tugas-tugas duniawiyah, pekerjaan di kantor, bisnis dan perdagangan, untuk masuk masjid melaksanakan sholat Jumat,untuk dzikrullah, ingat kepada Allah SWT.

Semoga dengan demikian kita termasuk golongan orang-orang yang tidak lalai ingat kepada Allah, walaupun kita disibukkan dengan aktivitas jual beli dan perdagangan.

Semoga kita semua dijadikan oleh Allah SWT sebagai hamba Allah yang muttaqin dan husnul khatimah. Amin.

Ma’asyiral Muslimin Hafidzakumullah

Di bulan Rabi’ul Awwal yang lebih dikenal dengan bulan maulid atau bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, tepatnya tanggal 12 rabi’ul awwal, biasanya kaum Muslimin merayakan peringatan mauld Nabi Muhammad SAW, baik dirumah dengan mengundang tetangga dan handai taulan.

Atau diadakan oleh lembaga, organisasi, masyarakat kampung dengan bentuk pengajian umum dan ceramah, ada juga dengan bakti sosial, khitanan massal, dan bentuk amal-amal sholeh yang lain. Yang menjadi pertanyaan, pernakah nabi Muhammad merayakan peringatan maulid nya? Dan sejak kapankah diadakan dan untuk apa?

Lalu bagaimana hukumnya mengadakan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW?

Baca Juga: Kumpulan Doa Upacara Peringatan Hari Santri Nasional 22 Oktober 2021 Singkat, Terbaru, dan Mudah Dihafal

Ma’asyiral Muslimin Hafidzakumullah

Jika menelusuri sejarah, ternyata Nabi Muhammad SAW belum pernah merayakan hari ulang tahunnya dengan upacara dan acara. Rasulullah memperingati kelahirannya dengan berpuasa. Suatu ketika Nabi Muhammad ditanya: ”Wahai rasul, mengapa engkau berpuasa hari Senin?” Rasul menjawab: “Pada hari Senin itu aku dilahirkan.” Dengan demikian Nabi Muhammad merayakannya dengan puasa yang kemudian di masyarakat kita dikenal dengan puasa weton (puasa kelahiran).

Namun sejarah tidak pernah mencatat Rasulullah merayakan maulid dengan mengundang orang lain untuk bacaan shalawat, untuk bacaan berberzanjian, dibaan dan pengajian umum. Nah, apakah kalau Nabi Muhammad SAW sahabat tidak pernah mengadakan peringatan maulid ini berarti mengada-ngada, dan apakah termasuk bid’ah?

Ma’asyiral Muslimin Hafidzakumullah

Mari kita mengkaji hukum peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah kitab yang ditulis oleh Imam Jalaluddin as-Suyuthi yang berjudul Husnul Maqasid fil Amal al-Mawalid, dijelaskan bahwa di zaman Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin memang belum diadakan peringatan dalam bentuk upacara, sholawat dan pengajian tentang maulid Nabi, sehingga ada sebagian kaum Muslimin yang tidak mau memperingati kelahiran dengan bentuk upacara itu. Jadi, kapan peringatan kelahiran Nabi ini mulai dilaksanakan?

Halaman:

Editor: Ririn Handayani

Sumber: islam.nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah