Cerita Inspiratif Ramadhan 1442 H/2021: Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Semut yang Sayang Kepada Rakyatnya

- 29 Maret 2021, 10:40 WIB
Semut.
Semut. //Pixabay / Josch13

Dalam kisah nama Ratu Semut itu bernama Jirsan. Jirsan adalah Ratu Semut yang berasal dari Bani Syishibban. Berkatalah Ratu Semut kepada rakyatnya, ”Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.” (QS an-Naml: 18). Ini mengandung makna sayangnya ratu semut agar rakyatnya tidak menderita. Dia rela menderita asal rakyatnya senang.

Nabi Sulaiman Alaihissalam kemudian meminta pasukannya untuk berhenti. Para pasukan yang tak mengerti maksudnya menjadi kebingungan dan bertanya-tanya. Nabi Sulaiman Alaihissalam menjelaskan apa yang beliau dengar dari Ratu Semut dan rakyatnya. Akhirnya, mereka mencari jalan lain untuk sampai ke tujuan agar tidak menyakiti para semut.

Kisah ini diambil dari kitab Qashasul Anbiya’ karya Ibnu Katsir. Dari cerita ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa Nabi Sulaiman Alaihissalam adalah sosok Nabi yang cerdas dan kaya raya. Walaupun begitu, ia tidak pernah lupa bahwa segala kekayaan, ilmu, dan keistimewaan yang beliau miliki berasal dari Allah SWT. Nabi Sulaiman Alaihissalam tidak pernah lupa mensyukuri apa yang telah Allah SWT berikan kepadanya. Beliau bahkan berdoa agar Allah SWT terus melimpahkan rasa syukur kepadanya. Nabi Sulaiman Alaihissalam dapat memahami rasa takut dan khawatir yang dialami para semut. Karenanya, ia kemudian mengajak pasukannya untuk mencari jalan lain. Para semut pun akhirnya selamat. Karena kebijaksanaannya itu, para semut pun kagum dan hormat kepada Nabi Sulaiman Alaihissalam.

Baca Juga: Jerawat Muncul dan Sangat Mengganggu? Tahukah Anda 5 Makanan Ini Bisa Jadi Anti-Acne Alami Jika Dikonsumsi

Kisah tentang binatang di dalam Alquran itu banyak. Di antaranya dalam surat Al Baqarah (sapi betina). Al Ankabut (Laba-laba), An Nahl (Lebah), An Naml (semut). Ada juga (Az-Zariyat) kuda perang, unta, lalat, burung, Anjing, keledai, Katak, kutu, babi, Serigala, gajah, nyamuk, Ikan Paus, dan ular. Dibalik semua itu ada hikmah dan pelajaran untuk kita sebagai orang yang beriman.

Pelajaran penting dari kisah Nabi Suliman Alaihissalam dan Ratu Semut ini adalah jauhi kesombongan karena kesombongan akan menjauhkan dari kebijakan. Nabi Sulaiman Alaihissalam dan Ratu Semut yang sangat sayang kepada rakyatnya menjadi pelajaran dan inspirasi kepada para penguasa untuk lebih mengedepankan kepentingan rakyatnya. Menyukuri nikmat Allah adalah pelajaran penting yang dicontohkan oleh nabi Sulaiman Alaihissalam. Walaupun beliau banyak keistimewaannya tetapi tetap tawadu kepada Allah, selalu mendoakan orang tuanya, Nabi Dawud Alaihissalam dan tidak menampakkan kesombongan. Di samping itu dalam kisah ini mengandunh pesan janganlah menyakiti binatang terutama semut, karena binatang juga makhluk Allah yang perlu dilindungi.

Akhirnya pada materi ini penulis berpesan pada sendri dan pembaca, bersyukurlah kepada Allah setiap kita melihat binatang walaupun binatang itu terlihat menjijikan. Suatu kali ada kisah ketika seorang wali Allah berjalan-jalan kemudian melihat seekor anjing yang sakit dan jelek banyak kurapnya, dan orang itu berkata secara tidak disadari, “Anjing kok jelek sekali.”. Dengan kuasa Allah anjing itu bisa berbicara dan mengatakan, “Wahai orang tua, aku adalah makhluk Allah yang diciptakan Allah dan tak pernah mengeluh, Apa yang Allah berikan kepada saya, maka saya makan dengan berterima kasih kepada Allah karena aku termasuk makhluk Allah yang pandai bersyukur.” Mendengar jawaban anjing itu, sang wali Allah sadar dan minta maaf kepada anjing dan sejak itu, ia tak pernah lagi menyakiti binatang walaupun hanya dengan ucapan.

Demikianlah materi tentang kisah Nabi Sulaiman Alaihissalam dan Ratu Semut yang sangat sayang kepada rakyatnya. Nabi Sulaiman Alaihissalam yang diberi beberapa kelebihan oleh Allah tetapi sebagai hamba Allah, beliau tetap tawadu dan pandai bersyukur. Ada tujuh pelajaran dalam kisah ini mudah-mudahan dapat memberi pencerahan khususnya kepada pribadi penulis dan umumnya kepada pembaca yang budiman.

1. Kesombongan itu sifatnya hanya sementara karena pada saatnya akan mengalami kehancuran. Ratu semut itu sangat sayang kepada rakyatnya sehingga negara semut dalam keamanan.

2. Hamba yang pandai bersyukur akan terus diberi tambahan nikmat dari Allah. Itulah pelajaran berharga yang ditampilkan oleh Nabi Sulaiman Alaihissalam.

Halaman:

Editor: Ririn Handayani

Sumber: suaramuhammadiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah