Naskah Khutbah Jumat Terbaru Bertema: Takwa, Solusi Semua Masalah

27 Juni 2024, 15:00 WIB
Khutbah Jumat terbaru dengan tema : Takwa, Solusi Semua Masalah /Thirdman/Pexels

SEPUTARLAMPUNG.COM - Laki-laki kaum muslim pada setiap hari Jumat diwajibkan untuk melakukan ibadah sholat Jumat pada masjid teredkat.

Ini merupakan momen bagi tokoh agama, kyai, ataupun ustad untuk memberikan khutbah yang tidak hanya berisi pengetahuan, namun juga motivasi, maupun tuntunan yang diharuskan dalam agama. 

Khutbah Jumat kali ini bertema ' Takwa, Solusi Semua Masalah' yang dilansir dari laman Suara Muhammadiyah, dan disampaikan oleh Ustadz Muhammad Julijanto, Dosen Prodi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta. Sekretaris MTT PDM Wonogiri.

Baca Juga: Disiarkan Langsung! Ini Jadwal Drawing Round 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Hari Ini, Tayang Jam?

Khutbah ini menekankan pentingnya ketakwaan sebagai kunci kesuksesan dan kebahagiaan. Ketakwaan tidak hanya menjanjikan solusi dari berbagai masalah, tetapi juga melapangkan rezeki dari sumber yang tak terduga.

Juga dijelaskan tentang bagaimana Islam datang untuk menghapus superioritas suku dan kaum tertentu, serta mengakhiri perbudakan dan penjajahan.

Naskah khutbah ini bisa menjadi contoh ataupun inspirasi bagi para khotib sholat Jumat. Berikut ini naskah lengkapnya:

Khutbah Jumat I

الحَمْدُ ِللهِ الَّذِى اَمَرَنَا بِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَائِيْتَاءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ لِيُخْرِجَنَا مِنَ الضُّلُمَاتِ اِلَى النُّوْرِ وَيَجْعَلَنَا مِنْ خَيْرٍ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهِ وَاحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اَفْضَلِ الْخَلْقِ وَ الْمَخْلُوْقَاتِ. اَمَّابَعْدُ.

فَيَااَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ حَيْثُ مَاكُنْتَ وَاتْبِعُوا السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقُوا النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَضِيْمِ: اَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. مَنْ كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهٗۚ وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِاَنْفُسِهِمْ يَمْهَدُوْنَۙ

Jamaah Yang Berbahagia

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan berbagai nikmat kepada setiap makhluk-Nya. Kita merasakan nikmat kesehatan, kesempatan, serta nikmat iman Islam dan ihsan, yang semakin kita amalkan, semakin membuat hidup kita tenang, tenteram, damai, dan harmonis, serta dijalani dengan akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Shalawat dan salam kita kirimkan kepada junjungan kita, Rasulullah Muhammad SAW, yang telah membawa ajaran Islam sebagai pencerahan bagi kehidupan manusia dan pedoman hidup di dunia untuk meraih keberuntungan. Semoga kita selalu istiqomah dalam meneladani dan melanjutkan misi kenabian beliau dalam menyempurnakan akhlak manusia. Aamiin ya mujibus saailiin.

Mari kita saling berwasiat untuk beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, karena takwa adalah kunci kesuksesan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Siapa yang bertakwa akan diberi solusi dari berbagai masalah yang dihadapi dan dilapangkan rezekinya dari sumber yang tak terduga. Semoga kita selalu istiqomah di jalan kebenaran. Aamiin.

Jamaah yang berbahagia,

Pada kesempatan yang baik ini, marilah kita melakukan muhasabah dan evaluasi diri, serta fokus pada target yang ingin dicapai, baik urusan dunia maupun akhirat.

Baca Juga: KJMU Tahap 1 2024 Sudah Cair, Ini 7 Penyebab Mahasiswa Tidak Lagi Dapat Rp900 Ribu per Bulan

Salah satu bekal yang harus kita siapkan untuk akhirat adalah derajat takwa yang paling mulia. Orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.

عن جابرُ بنُ عبدِ اللهِ رضِيَ اللهُ عنهما أنَّ النَّبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ خَطَبَ أصحابَه في حَجَّةِ الْوَداعِ في أوْسَطِ أيَّامِ التَّشْريقِ: 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلَا إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ، أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلَّا بِالتَّقْوَى، أَبَلَّغْتُ ؟ قَالُوا: بَلَّغَ رَسُولُ اللَّه

Dari Jabir bin Abdullah semoga Allah meridai keduanya, sesungguhnya nabi shallallahu alaihi wa salam berkhotbah di hadapan pengunjung haji wada' di waktu hari tasyrik:

“Wahai umat manusia, ingatlah bahwa Tuhan kalian adalah satu, dan nenek moyang kalian juga satu. Tidak ada kelebihan bangsa Arab atas bangsa non-Arab, juga bangsa non-Arab atas bangsa Arab; bangsa berkulit putih atas bangsa kulit hitam, juga bangsa kulit hitam atas bangsa kulit putih, kecuali karena ketakwaannya. Apakah aku sudah menyampaikan?” Mereka [para sahabat] menjawab, “Rasulullah saw. telah menyampaikan.” (HR Ahmad). 

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

Pertama, ini adalah penegasan Nabi saw saat khutbah Haji Wada’. Dengan tegas Nabi saw. menyatakan bahwa identitas ketakwaan atau Islam itulah satu-satunya identitas yang ada; sementara identitas kesukuan, etnis dan bangsa semuanya telah dilebur dalam identitas keislaman. Karena itu meski suku, etnis dan bangsa tertentu jumlahnya banyak, itu tidak menentukan kedudukannya di dalam Islam. Yang menentukan adalah kualitas ketakwaan atau keislamannya.

Kedua, dengan demikian aspek dan faktor kesukuan, etnis dan bangsa yang menjadi penyebab lahirnya kelompok mayoritas dan minoritas jelas telah dihapus oleh Islam. Sebabnya, siapapun sama kedudukannya di dalam Islam. Inilah yang juga ditunjukkan oleh Nabi saw. ketika beliau mengangkat Muhammad bin Maslamah untuk menjadi pimpinan sementara di Madinah, selama Nabi saw. tidak berada di tempat saat berperang. Padahal Muhammad bin Maslamah bukan dari suku Quraisy. Begitu juga Abu Bakar yang dari suku Quraisy menjadi Khalifah, menggantikan Nabi saw., meski suku Quraisy di Madinah merupakan suku minoritas karena yang menjadi pertimbangan bukan faktor kesukuan, tetapi keislamannya.

Ketiga, Rasulullah saw datang salah satunya juga dalam rangka menghapus dan menenggelamkan superioritas suku dan kaum tertentu. Bagaimana tidak? hal ini terlihat dari fakta historis yang mengungkap bahwa aspek kesukuan pada masa itu masih sangat kental.

Keempat, juga Islam datang salah satu juga dalam rangka menghapus adanya perbudakan dan penjajahan. Bagaimana tidak? hal ini terlihat dari fakta ajarannya dan perjalanan sejarah membuktikan, diantara sebagai ciri has ajarannya yaitu: Alinsan wal musawah (persamaan harkat dan martabat). Karomatul insan (memuliakan kehidupan manusia), kemerdekaan yang bertanggung jawab. Al wahdah wal ukhuwah (persatuan dan persaudaraan). Fakta sejarah, dengan berjalannya waktu secara berangsur-angsur perbudakan lenyap dari negeri-negeri Islam. Dan dalam sejarah Islam dan umatnya tidak pernah menjadi penjajah.

Baca Juga: SIAP-SIAP! Per 1 Juli 2024, Mengurus SIM Wajib Lampirkan BPJS Kesehatan, Apakah Berlaku di Seluruh Indonesia?

Jamaah yang berbahagia

Kelima, standar kemuliaan di sisi Allah adalah ketakwaan. Semakin tinggi tingkat takwa seseorang maka semakin mulia pula dirinya di hadapan Allah. Merupakan hal yang disepakati dalam syariat bahwa yang membedakan antara seseorang dengan yang lainnya adalah ketakwaan. 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Artinya, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Kami (Allah) menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan kami jadikan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kalian saling mengenali. Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling takwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Teliti.” (QS Al-Hujurat : 13).

بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

Khutbah kedua

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيْئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

Akhirnya marilah kita memohon kepada Allah sebaik-baik peluang seindah-indahnya kesempatan memperbaiki kehidupan, menyempurnakan ikhtiar, mari kita doakan sanak saudara handai tolan yang sedang sakit diberi kesehatan kembali dan semoga dijauhkan dari bala bencana goda rencana, aamiin

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ 

 اللّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا

اللّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

 رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Artikel ini telah tayang di suaramuhammadiyah.id dengan judul: Khutbah Jum'at: Yang Takwa, yang Mulia, https://suaramuhammadiyah.id/read/khutbah-jum-at-yang-takwa-yang-mulia

Editor: Dzikri Abdi Setia

Sumber: Suara Muhammadiyah

Tags

Terkini

Terpopuler