Naskah Khutbah Jumat Terbaru Edisi 9 Desember 2022 dengan Tema 4 Kunci dalam Beragama

7 Desember 2022, 18:10 WIB
Khutbah Jumat Terbaru 9 Desember 2022 dengan Tema Kunci dalam Beragama./ Sergij/ Pexels /

SEPUTARLAMPUNG.COM - Berikut ini naskah khutbah Jumat terbaru edisi 9 Desember 2022 dengan tema 4 kunci dalam beragama.

Naskah Khutbah Jumat kali ini sangat cocok dijadikan sebagai referensi untuk Khatib pada ibadah shalat Jumat nantinya

Sebagai umat islam yang taat kepada Allah SWT kita harus mengetahui kunci dalam beragama yang sesungguhnya dan wajib kita miliki.

Kunci dalam beragama yang dibahas pada materi ini yaitu ada 4 salah satunya kewajiban berilmu yang harus kita miliki.

Baca Juga: Biodata dan Profil Sandy Walsh Pemain Timnas Indonesia Piala AFF 2022, Lengkap Instagram, Umur, Klub Saat Ini

Untuk lebih jelasnya mengenai naskah khutbah Jumat ini, maka dapat simak pada artikel di bawah ini.

Dikutip seputarlampung.com dari laman ngaji.id, berikut ini naskah khutbah Jumat terbaru edisi 9 Desmeber 2022 dengan tema kunci dalam beragama.

Khutbah Pertama

Di antara ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menjadi penegasan-Nya dan memuat kaidah-kaidah penting dalam kita beragama adalah firman-Nya;

‎فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ

“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.” (QS. Muhammad[47]: 19)

Baca Juga: GRATIS! Ini Link Live Streaming Badminton BWF World Tour Finals Hari Ini, Rabu 7 Desember 2022

1. Kewajiban Berilmu

Jama’ah sidang jum’at rahimani wa rahimakumullah,

Ayat ini memiliki poin-poin penting yang layak untuk kita perhatikan bersama. Yang pertama, penegasan Allah Ta’ala :

‎فَٱعْلَمْ

“Maka ketahuilah, (maka berilmulah)”

Dan hakikat ilmu adalah;

‎إدراك الشيء على ما هو عليه

“Mengenal sesuatu sebagaimana hakikatnya.”

Sehingga tahu persis. Inilah perkara pertama yang terpenting di dalam agama kita, yaitu wajibnya kita berilmu. Dan keseluruhan agama ini diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala agar kita benar-benar menjadi hamba yang menegakkan segala amalan kita di atas ilmu. Dengan dasar ilmu, yaitu dengan dalil-dalil yang jelas. Sehingga tidak hanya dengan perasaan dan hawa nafsu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;

‎إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ

“Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (QS. Al-An’am[6]: 116)

Baca Juga: Berapa Total Bonus yang Diterima Siswa SD-SMK dari KJP Plus Tahap 2? MAAF Hanya untuk Kriteria Ini Saja

2. Makna Kalimat Tauhid

Yang kedua, ayat ini mengajarkan pada kita;

‎أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ

“bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah..”

Di antara sekian banyak ilmu yang wajib kita ketahui dan pahami, ilmu yang pertama adalah ilmu tentang kalimat لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ. Kalimat yang mengajarkan kepada kita bahwa hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala sesembahan yang sebenarnya. Karena hanya Dia yang menciptakan, menghidupkan, mematikan, memiliki segala yang ada, dan yang mengurus segala urusan para makhluk-Nya.

Adapun selain Allah Subhanahu wa Ta’ala apabila disembah oleh para manusia, mereka semua adalah sesembahan yang bathil. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;

‎ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِ الْبَاطِلُ…

“Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil;” (QS. Luqman[31]: 30)

Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sesembahan yang haq, yang sebenarnya. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memiliki rububiyyah, yang menciptakan, memiliki segalanya, dan yang mengatur segalanya. Semua yang disembah selain Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sesembahan yang bathil. Karena mereka tidak memiliki rububiyyah dan tidak memiliki kesempurnaan sifat.

Khutbah Kedua

Ma’asyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah,

Di antara kunci ketakwaan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ajarkan pada ayat yang kita sebutkan di atas, setelah Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan kita untuk menegakkan agama secara umum

‎فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا…

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;” (QS. Ar-Rum[30]: 30)

Hendaklah keseluruhan hidup ini benar-benar kita arahkan untuk menghidupkan agama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang hanif ini. Dan intisari dalam agama kita yang membedakan dengan seluruh agama yang ada, yang tidak ada Islam kecuali dengan ini, yang Dia memastikan seseorang masuk surga dan selamat dari neraka adalah dengan mewujudkan kalimat لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ. Bobot kalimat ini lebih berat dibandingkan dengan langit yang tujuh dan bumi beserta isinya. Kalimat ini juga akan bisa menghapuskan dosa sebesar apapun.

Baca Juga: Link Nonton Live Streaming Dewa United vs Arema FC di BRI Liga 1 Rabu, 7 Desember 2022 Pukul 15.15 WIB

3. Senantiasa Beristighfar

Kemudian faedah yang ketiga dalam ayat tersebut;

‎وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

“dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.”

Hendaklah kita menyadari sepenuhnya bahwa sehebat apa pun upaya kita untuk menjadi hamba yang bertakwa, pasti kita akan banyak tergelincir dalam kesalahan dan kekurangan. Sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk banyak-banyak beristighfar kepada-Nya.

Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri telah menjadi teladan dalam hal ini. Beliau beristighfar dalam sehari tidak kurang dari 70 kali sampai 100 kali. Sehingga seorang mukmin tidak akan pernah menyatakan keimanan dirinya seperti Malaikat Jibril. Akan tetapi dia senantiasa menyadari segala kekurangannya dalam beragama. Dan dia pun senantiasa berharap terhadap ampunan-ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta selalu berusaha untuk melakukan amal-amal yang bisa mendatangkan ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

4. Menanamkan Rasa Muraqabah

Yang terakhir, kunci dalam kita mewujudkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah menanamkan rasa muraqabah;

‎وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ

“Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.”

Apa pun yang kita lakukan, di mana pun kita berada, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahui secara persis setiap keadaan kita. Dan inilah kunci ketakwaan seorang hamba. Dia akan bisa dengan mudah meninggalkan kemaksiatan apabila dia yakin seyakin-yakinnya bahwa di mana pun Allah Subhanahu wa Ta’ala melihatnya dan tidak ada yang terlepas dari pantauan-Nya.

Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita hamba yang senantiasa memiliki kepedulian dan perhatian besar kepada ilmu. Sebab kunci kebaikan seorang muslim ada pada ilmu. Semoga kita senantiasa menjadi hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memperhatikan tauhid kita. Karena ini merupakan kunci surga kita yang apabila kita kehilangan kunci ini atau rusak, kita tidak akan bisa membuka pintu surga.

Dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu menanamkan dalam hati kita kesadaran bahwa kita adalah hamba yang senantiasa banyak melakukan kesalahan dan kekurangan. Sehingga kita bisa banyak beristighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, tadzallul (merendahkan diri) dan bersimpuh di hadapan-Nya. Serta benar-benar kita senantiasa tertanam keyakinan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala melihat segala gerak-gerik kehidupan kita.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Perempat Final Piala Dunia 2022 di SCTV dan Indosiar pada 9-11 Desember 2022, Ini Jam Tayangnya

Demikian naskah Khutbah Jumat terbaru edisi 9 Desember 2022 dengan tema kunci dalam beragama.***

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Ngaji.id

Tags

Terkini

Terpopuler