Kabar Baik, Ilmuwan Sebut Kekebalan Tubuh dari Covid-19 Bisa Bertahan Hingga Puluhan Tahun

24 November 2020, 12:20 WIB
ILUSTRASI Covid-19. / Pixabay/ geralt/Pixabay/ geralt

SEPUTAR LAMPUNG - Sebagai penyakit yang relatif baru dan cukup menghebohkan umat manusia, penelitian terhadap Covid-19 masih terus berlangsung.

Tidak hanya untuk mencari dan mendapatkan penangkalnya, juga bagaimana agar lebih mengenali karakteristik dari virus tersebut sehingga kita bisa 'berdamai' dengannya.

Sebagaimana diketahui, virus corona telah menginfeksi jutaan manusia di berbagai penjuru dunia.

Vaksin bagi virus ini mulai digunakan di sejumlah negara, dengan harapan bisa segera membebaskan masyarakat dunia dari pandemi.

Baca Juga: Diklaim Efisien dan Terjangkau untuk Negara Berkembang, Harga Vaksin AstraZeneca Hanya Rp35.000

Selain vaksin yang akan siap beredar secara massal, kabar baik lain juga disampaikan oleh para ilmuwan baru-baru ini.

Dilansir dari PMJNews pada Selasa, 24 November 2020, sebuah penelitian terbaru mengungkap kekebalan dari virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 mungkin dapat bertahan hingga puluhan tahun.

Beberapa orang yang sudah terkena Covid-19 masih memiliki sel kekebalan cukup untuk mencegah penyakit. Penelitian lebih lanjut memperlihatkan bahwa sel-sel tersebut dapat bertahan dalam tubuh untuk waktu sangat lama.

“Jumlah memori tersebut kemungkinan akan mencegah sebagian besar orang dari penyakit parah yang membutuhkan perawatan di rumah sakit selama bertahun-tahun,” ujar Shane Crotty, seorang ahli virologi di La Jolla Institute of Immunology seperti dilansir NY Times, Selasa (24/11/2020).

Baca Juga: Nikah Romantis dan Ekonomis ala Arya Saloka dan Putri Anne: Cukup di KUA, Tak Pakai Mahar Emas

Kekebalan yang sangat baik ini juga terlihat pada mereka yang sembuh dari SARS (sindrom pernapasan akut parah) yang juga disebabkan oleh virus corona masih membawa sel kekebalan penting dalam waktu 17 tahun.

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada pekan lalu juga menemukan bahwa orang yang telah pulih dari Covid-19 memiliki sel kekebalan pembunuh yang kuat dan protektif, bahkan ketika antibodi tidak dapat terdeteksi.

Ahli imunologi Universitas Yale Amerika Serikat, Akiko Iwasaki mengaku tidak terkejut bahwa tubuh memberikan respons yang tahan lama karena itu yang seharusnya terjadi. Namun, penelitian saat ini menurutnya benar-benar menunjukkan hasil menggembirakan.

Meski demikian, sejumlah kecil orang yang terinfeksi dalam studi baru tidak memiliki kekebalan jangka panjang setelah pemulihan, mungkin karena perbedaan jumlah virus corona yang mereka alami.

Menurut Jennifer Gommerman sebagai ahli imunologi di Universitas Toronto, vaksin dapat mengatasi variabilitas individu itu.

Baca Juga: Terkoreksi Tajam, Harga Emas MiniGold Selasa 24 November 2020

“Itu akan membantu dalam memfokuskan respons, jadi Anda tidak mendapatkan jenis heterogenitas yang sama seperti yang Anda lihat pada populasi yang terinfeksi,” jelas Gommerman.

Kekhawatiran tentang berapa lama kekebalan terhadap virus korona bertahan dipicu terutama oleh penelitian terhadap virus yang menyebabkan flu biasa.

Karena itu, bisa sembuh dari Covid mestinya tidak mengendurkan semangat untuk terus menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

Satu studi yang sering dikutip, yang dipimpin oleh Jeffrey Shaman dari Universitas Columbia, menyarankan bahwa kekebalan dapat memudar dengan cepat dan infeksi ulang dapat terjadi dalam waktu satu tahun.

Waktu pasti berapa lama kekebalan dari Covid-19 bertahan sulit untuk diprediksi, karena para ilmuwan belum mengetahui tingkat berbagai sel kekebalan yang diperlukan untuk melindungi dari virus.

Sembuh dari Covid-19 tidak menutup kemungkinan akan terinfeksi lagi (reinfeksi) dengan tingkat keparahan yang tidak bisa diprediksi.

Tetapi, penelitian sejauh ini menunjukkan bahwa sejumlah kecil antibodi atau sel T dan B mungkin cukup untuk melindungi mereka yang telah pulih.***

Editor: Ririn Handayani

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler