HEBOH! Lintang Kemukus si 'Bola Arwah Pembawa Maut' Melintas di Langit Jawa, Ini Penjelasan LAPAN

- 12 Oktober 2020, 07:17 WIB
Lintang Kemukus
Lintang Kemukus / /Instagram @ndorobeii

SEPUTAR LAMPUNG - Sejumlah budaya dan tradisi masih dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia hingga kini.

Termasuk mempercayai sejumlah fenomena alam yang dianggap memiliki makna tersendiri.

Munculnya kepercayaan ini ada yang dianggap mitos oleh sebagian masyarakat. Namun ada pula yang sangat mempercayainya sebagai pertanda yang nyata.

Seperti yang terjadi baru-baru ini terkait munculnya Lintang Kemukus atau Komet atau bintang berekor di langit Jawa.

Baca Juga: Timnas U19 Indonesia Menang Telak 4-1 atas Makedonia Utara, Jack Brown Sumbang Dua Gol

Diberitakan oleh Isubogor.com sebelumnya dalam artikel berjudul "Heboh Fenomena Lintang Kemukus Juga Terjadi di Negara Ini dengan Sebutan Fireball, Ini kata LAPAN", publik beberapa hari terakhir ini dihebohkan dengan fenomena alam Lintang Kemukus atau Komet atau bintang berekor di langit Jawa. Khususnya pada Sabtu malam 10 Oktober 2020.

Bahkan tak sedikit akun di twitter maupun instagram mengabadikan foto maupun videonya dengan membubuhi fenomena alam di keterangan pada gambar tersebut Lintang Kemukus.

Ternyata peristiwa alam itu terjadi tak hanya di Indonesia, tapi di luar negeri, tepatnya di perbatasan Amerika Serikat dan Mexico juga terjadi.

Baca Juga: Cukup Pakai KTP dan KIS, Ini Cara Mengecek dan Dapat BLT Bansos Rp500 Ribu per KK Non PKH

Dikutip dari laman EarthSky.org, menyebutkan fenomena alam tersebut memang sudah diprediksi dan akan terjadi sejak Selasa 6 Oktober 2020 hingga 10 Oktober 2020.

Para pengamat antariksa disana menyebutnya sebagai Fireball atau Bola Api. Bahkan sempat melihat Lintang Kemukus atau hujan bola api itu tepat pukul 10.14 malam waktu setempat.

Mereka menyaksikan bola api terang - meteor yang sangat terang - jatuh melalui atmosfer Bumi. Meteor itu juga tertangkap di beberapa kamera keamanan atau CCTV, webcam, dan kamera bel pintu.

Sebagian karena terlihat di kota Monterrey (populasi 1,1 juta) - di negara bagian Nuevo León, Meksiko - meteor itu terlihat secara luas.

Baca Juga: RESMI, 4 BLT dan Bansos ini akan Dilanjutkan Tahun 2021! Ada Kartu Prakerja, Berikut Rinciannya

Terlebih lagi, meskipun EarthSky belum mengkonfirmasi hal ini, surat kabar di Monterrey melaporkan bahwa meteorit, atau bongkahan batu luar angkasa yang tersisa setelah jatuhnya meteor, mendarat di sebuah kota kecil di negara bagian tetangga Tamaulipas.

Bola api paling terlihat di atas negara bagian Nuevo León, Coahuila dan Tamaulipas, yang berbatasan dengan AS, sekitar pukul 10:14 malam waktu setempat, sebagaimana diungkapkan Badan Pemantauan Atmosfer Global, bagian dari Institut Penelitian Geologi dan Atmosfer Meksiko.

Bola api terang seperti ini biasa terjadi jika Anda menganggap Bumi secara keseluruhan. Itu sering terjadi.

Namun, dari satu tempat di permukaan bumi, melihat bola api yang terang seperti ini bisa menjadi peristiwa sekali seumur hidup.

Baca Juga: Dikenal sebagai Burung yang Pintar, Kawanan Kuntul Tiba-tiba Cari Makan di Tumpukan Sampah, Ada Apa?

Beberapa bebatuan yang lebih besar dari luar angkasa jatuh ke laut setiap tahun, sementara yang lebih kecil cenderung terbakar sepenuhnya di atmosfer bumi.

Lalu bagaimana tanggapan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), dikutip dari Lapan.go.id Peneliti dari Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) menjelaskan Lintang Kemukus yang disebut Netizen itu adalah hujan meteor atau fireball.

Pussains Lapan pada 5 Oktober 2020 sempat melansir fenomena puncak hujan meteor draconoid akan terjadi pada Kamis 8 Oktober 2020.

Hujan meteor ini tentu sangat dinantikan bagi pecinta astronomi, bahkan bagi penghobi fotografi benda-benda luar angkasa.

Baca Juga: Bahaya Minum Sambil Berdiri, Bisa Sebabkan Masalah Kesehatan Serius! Agama pun Melarangnya

Bersumber dari keterangan Pussain Lapan, puncak hujan meteor itu akan terjadi pada pukul 18.15 WIB hingga 21.03 WIB.

Adapun intensitas hujan ini sebanyak 4 meteor per jam untuk wilayah Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan 6 meteor per jam untuk wilayah Banda Aceh, Provinsi Aceh.

Tetapi, hujan meteor ini akan terlihat dengan jelas jika cuaca cerah dan tidak turun hujan. Namun sayang, meteor ini tidak bisa disaksikan penuh oleh seluruh wilayah.

Untuk wilayah perkotaan, hanya akan melihat sebanyak 1 hingga 2 meteor per jam. Penampakan hujan meteor draconoid itu akan terlihat terbaik pada belahan bumi bagian utara.***

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Isu Bogor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah