Berita Tsunami Setinggi 20 Meter Resahkan Masyarakat, BMKG Beberkan Soal Megatrust

- 27 September 2020, 08:40 WIB
Ilustrasi gempa.
Ilustrasi gempa. /PIXABAY/ Tumisu



SEPUTAR LAMPUNG – Berita mengenai gempa yang berdampak tsunami setinggi 20 meter menjadi perbincangan hangat dalam beberapa hari terakhir.

Sebagai negara yang memiliki intensitas gempa sangat tinggi, masyarakat Indonesia sebenarnya cukup familiar dengan bencana yang satu ini.

Namun masyarakat kita juga trauma. Sejumlah bencana mencatatkan jumlah korban jiwa dan kerusakan yang cukup besar. Gempa dan tsunami di Aceh misalnya, Jogja dan juga Banten.

Sejumlah bencana itu menyisakan trauma dan ketakutan manakala berita mengenai gempa dan tsunami ramai beredar.

Baca Juga: Jelang Usia ‘Jelita’, Wanita Usia 40-an Baiknya Hindari 10 Kebiasaan Buruk Ini

Baca Juga: Usulkan Pajak Mobil Baru 0 Persen: Avanza Hanya Rp120 Juta, Xpander Cuma Rp150 Juta

Terkait dengan isu yang beredar tersebut, Guru Besar bidang Seismologi di Institut Teknologi Bandung (ITB) Sri Widiyantoro sebagaimana diberitakan Galamedia dalam artikel berjudul, "Heboh Gempa Berdampak Tsunami 20 meter, BMKG Beberkan Soal Megathrust", mengungkapkan hasil riset soal potensi gempa megathrust yang berdampak tsunami dengan ketinggian bisa mencapai 20 meter.

Tidak adanya gempa besar bermagnitudo 8 atau lebih dalam beberapa ratus tahun terakhir mengindikasikan ancaman gempa megathrust di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa.

Lantas apa itu gempa megathrust?

Kabid Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono menilai bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang belum tepat dalam memahami gempa megathrust.

Baca Juga: 11 Aglaonema Cantik yang Banyak Dicari Pencinta Bunga, Salah Satunya Pride of Sumatera

Menurutnya banyak orang yang memahami gempa megathrust sebagai sesuatu yang baru dan segera akan terjadi dalam waktu dekat, berkekuatan sangat besar, dan menimbulkan kerusakan dan tsunami dahsyat. Padahal, bukan itu yang dimaksud gempa megathrust.

"Pemahaman seperti ini tentu saja kurang tepat," ujar Daryono melalui keterangan resminya, Ahad 27 September 2020.

Zona megathrust, dijelaskan Daryono, sebenarnya sekadar istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal.

Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa.

Baca Juga: Buruan Daftar! Kartu Prakerja Gelombang 10 Ditutup 2 Hari Lagi, Tersisa 116 Ribu Kuota

"Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting)," kata dia.

Jalur subduksi lempeng, lanjut dia, umumnya sangat panjang dengan kedalaman dangkal mencakup bidang kontak antar lempeng. Dalam perkembangannya, zona subduksi diasumsikan sebagai 'patahan naik yang besar'. "Yang kini populer disebut sebagai zona megathrust," ujarnya.

Daryono menekankan bahwa zona megathrust bukanlah hal baru. Di Indonesia, zona sumber gempa ini sudah ada sejak jutaan tahun lalu saat terbentuknya rangkaian busur kepulauan Indonesia.

"Zona megathrust berada di zona subduksi aktif, seperti: (1) subduksi Sunda mencakup Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba, (2) subduksi Banda, (3) subduksi Lempeng Laut Maluku, (4) subduksi Sulawesi, (5) subduksi Lempeng Laut Filipina, dan (6) subduksi Utara Papua," tuturnya.

Baca Juga: Luar Biasa, Ini 5 Keutamaan Melaksanakan Sholat Subuh Tepat Waktu

Sedangkan saat ini, BMKG mengklaim bahwa segmen zona megathrust Indonesia sudah dapat dikenali potensinya. Seluruh aktivitas gempa yang bersumber di zona megathrust disebut sebagai gempa megathrust dan tidak selalu berkekuatan besar.

"Sebagai sumber gempa, zona megathrust dapat membangkitkan gempa berbagai magnitudo dan kedalaman," ungkap Daryono.

"Data hasil monitoring BMKG menunjukkan, justru 'gempa kecil' yang lebih banyak terjadi di zona megathrust, meskipun zona megathrust dapat memicu gempa besar," imbuhnya.***(Dicky Aditya/Galamedia)

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x