Jika seandainya ada bencana tepat di tanggal tersebut, BRIN mengatakan bahwa hal itu tidak ada kaitanntannya sama sekali dengan fenomena astronomis Solstis.
“Sekalipun di hari terjadi solstis ini terjadi letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami maupun banjir rob, fenomena-fenomena tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan solstis dikarenakan solstis merupakan fenomena murni astronomis yang juga dapat memengaruhi iklim dan musim di Bumi," bunyi keterangan BRIN, dikutip Seputarlampung.com, Senin, 19 Desember 2022.
"Fenomena-fenomena tersebut (bencana alam) disebabkan oleh masing-masing dari aktivitas vulkanologis, seismik, oseanik dan hidrometeorologi," lanjut keterangan tersebut.
Lantas, apa dampak sebenarnya dari Solstis ini?
“Intensitas radiasi Matahari yang diterima permukaan Bumi, kemudian berdampak pada panjang siang dan panjang malam, serta berdampak ke pergantian musim," kata BRIN.
Lalu, apa fenomena Solstis itu?
Dilansir Seputarlampung.com dari laman Edukasi Sains Antariksa, dijelaskan bahwa Solstis sebenarnya adalah fenomena astronomis biasa.
Fenomena astronomis Solstis adalah titik balik Matahari, yakni ketika matahari berada paling utara maupun selatan saat mengalami gerak semu tahunannya.
Posisi Matahari ini relatif terhadap ekuator langit atau perpanjangan khatulistiwa Bumi pada bola langit.