April 2023 Ada Gerhana Matahari Hibrida, Tanggal Berapa? Ini Dampak dan Cara Aman Melihatnya Menurut Dosen ITB

13 April 2023, 19:30 WIB
Gerhana Matahari Hibrida akan terjadi pada April 2023. Simak dampak dan cara aman untuk menyaksikannya menurut dosen ITB. /bmkg.go.id/

SEPUTARLAMPUNG.COM – Pada April 2023 ini akan ada Gerhana Matahari Hibrida. Simak dampak yang ditimbulkan dan cara aman jika ingin melihatnya sebagaimana yang dikatakan dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) berikut ini.

Gerhana Matahati Hibrida pada April 2023 adalah fenomena astrronomi langka, yang pernah terjadi pada 1807 silam.

Peneliti mengatakan, Gerhana Matahari Hibrida pada April 2023 ini baru akan terjadi lagi pada 2042 mendatang. Waktu yang cukup lama jika dihitung dari sekarang.

Karena itu, ini adalah kesempatan langka dan momen baik bagi yang ingin ikut menyaksikan fenomena astronomi Gerhana Matahari Hibrida pada April 2023.

Baca Juga: Besaran Zakat Fitrah Ramadhan 2023 se-Jawa Barat Mulai Bandung, Cianjur, hingga Tasikmalaya dan Bacaan Niatnya

Mengutip laman resmi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Gerhana Matahari Hibrida akan terjadi pada 20 April 2023.

Dilansir Seputarlampung.com dari laman BMKG, Gerhana Matahari Hibrida terjadi saat matahari, bulan, dan bumi berada tepat segaris.

Sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil daripada piringan matahari, dan tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi sama dengan piringan matahari.

Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya, sedangkan di tempat tertentu lainnya, Matahari seakan-akan tertutupi oleh Bulan.

Wilayah yang bisa menyaksikan Gerhana Matahari Hibrida adalah Pulau Kisar, Pulau Maopora, Pulau Damar, Pulau Watubela, Kampung Antalisa (Fakfak), Randepandai, Roswar, Pulau Num, Wooi, Serui, dan Biak Kota.

Baca Juga: Meninggal Dunia di Bulan Ramadhan Husnul Khotimah dan Masuk Surga? Ini Kata Ustadz Syafiq Riza Basalamah

Sementara, wilayah Indonesia yang akan mengalami Gerhana Matahari Hibrida secara total (GMT) adalah Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Prediksi penampakan GMT 2023 ini akan terjadi pada pukul 12.20 WIT atau 10.20 WIB dan puncaknya ada pada pukul 13.57 WIT atau 11.57 WIB.

Dampak Gerhana Matahari Hibrida

  1. Cuaca menjadi gelap seperti malam hari
  2. Adanya penurunan suhu
  3. Perubahan perilaku hewan nocturnal (hewan malam)
  4. Terjadinya pasang air surut
  5. Merusak penglihatan hingga bisa sebabkan kebutaan jika disaksikan tanpa alat bantu dan filter khusus (solar filter)

Premana W. Premadi, dosen Astronomi ITB yang juga Kepala Observatorium Bosscha mengatakan, jika ingin melihat Gerhana Matahari Hibrida ini tidak bisa dilihat langsung secara kasat mata ke arah Matahari.

Baca Juga: Tanpa Antre, Ini Cara Tukar Uang Baru untuk THR Lebaran 2023 di Aplikasi PINTAR BI, Terakhir 20 April

Menurutnya, hal ini bisa menimbulkan gangguan serius pada mata hingga yang terburuk adalah mengalami kebutaan. Jadi untuk melihatnya denga naman harus menggunakan alat khusus berupa solar filter.

"Apalagi jika menggunakan peranti optis seperti binokuler atau teleskop, harus disertai dengan filter khusus matahari (solar filter). Pengamatan tanpa filter matahari dapat membuat gangguan kesehatan mata secara serius, bahkan pada taraf tertentu dapat menyebabkan kebutaan," kata Premana dikutip dari laman BRIN, Minggu, 9 April 2023.

Demikian ulasan mengenai kemunculan Gerhana Matahari Hibrida pada 20 April 2023 lengkap dampak dan cara aman untuk menyaksikannya menurut  dosen ITB.***

Editor: Ririn Handayani

Sumber: BMKG brin.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler