SEPUTARLAMPUNG.COM – Merayakan tahun baru telah menjadi tradisi sejarah manusia selama ribuan tahun.
Secara umum, perayaan Tahun Baru dilakukan untuk menyaksikan detik-detik pergantian tahun, sekaligus untuk mensyukuri apa yang telah dilalui selama satu tahun.
Tahun Baru biasanya dirayakan dengan berbagai kegiatan, mulai dari pesta kembang api, berkumpul bersama keluarga, makan bersama, hingga berbagai kegiatan unik lainnya yang digelar secara meriah.
Lalu bagaimana sejarah tahun baru 1 Januari?
Penetapan ini berawal dari perkembangan sistem kalender pada zaman Romawi Kuno.
Kalender Romawi pada mulanya terdiri dai 10 bulan dan 304 hari. Aturan ini dibuat pada abad ke-8 SM oleh Romulus, pendiri Roma.
Pemimpin selanjutnya, yaitu Numa Pompilius menambahkan bulan baru ke dalam kalender. Bulan itu diberi nama Januarius dan Februarius.
Ketika kaisar Julius Caesar berkuasa, ia menetapkan 1 Januari sebagai hari pertama tahun.
Penetapan ini dibantu oleh seorang astronom dan matematikawan yang tersohor di Iskandariyah, bernama Sosigenes.
Diketahui permulaan bulan, yaitu Januarius diambil dari nama dewa Janus. Alasan Caesar memilih 1 Januari, digunakan untuk menghormati dewa Janus.
Kalender Julius dibuat dengan mengikuti revolusi matahari.
Pada Kalender Julius permulaan musim semi semakin maju, sehingga perayaan Paskah yang sudah disepakati sejak Konsili Nicea I pada tahun 325 tidak tepat lagi.
Karena Kalender Julius dinilai kurang akurat, kemudian Dr. Aloysius Lilius mencetuskan Kalender Gregorius dengan persetujuan Paus Gregorius XIII, pada tanggal 24 Februari 1582.
Pada Kalender Gregorius, tahun dengan kelipatan 100 dianggap sebagai tahun kabisat, jika tahun tersebut bisa dibagi dengan 400.
Sistem Kalender Gregorius inilah yang kemudian ditetapkan negara-negara di seluruh dunia.***