Pada Rabu 24 Februari, People's Daily, surat kabar utama partai, menerbitkan komentar yang mengisi lebih dari dua halaman yang memuji 'lompatan bersejarah' untuk mengalahkan kemiskinan di bawah kepemimpinan Xi Jinping.
China mendefinisikan kemiskinan di pedesaan yang ekstrem sebagai pendapatan per kapita yang kurang dari 4.000 yuan per tahun (sekitar Rp8,7 juta per tahun) atau Rp22.000 per hari.
Jumlah pendapatan China itu di bawah ambang batas Bank Dunia sebesar 1,90 dolar AS per hari atau Rp26.000 per hari (kurs hari ini).
Dalam "dokumen kebijakan No. 1" yang dirilis Minggu, China berjanji untuk tetap berpegang pada kebijakan pengentasan kemiskinannya, sambil membuat beberapa penyesuaian untuk transisi lima tahun menuju apa yang disebut Beijing sebagai "revitalisasi pedesaan".
Baca Juga: Miris, Tingkat Pengangguran di Inggris Melonjak Akibat Pandemi Covid-19, Apa Penyebabnya?
Pada Januari 2021 lalu, Xi Jinping menegaskan kembali kebutuhan untuk terus berperang melawan korupsi jika negara ingin mencapai tujuan ekonomi dan politik.
Xi Jinping mengatakan ancaman korupsi tetap menjadi yang terbesar dan berjanji untuk bersikap keras terhadap pejabat Partai Komunis yang berpura-pura setia saat terlibat dalam kegiatan korupsi.
“Sebagai risiko terbesar yang mengancam pemerintahan partai, korupsi masih ada,” kata Xi Jinping.
Dilansir dari Pikiran Rakyat dalam artikel 'Presiden China Xi Jinping: Kami Menang Memberantas Kemiskinan di Pedesaaan', Presiden berusia 67 tahun itu juga mendesak badan pengatur dan otoritas China lainnya untuk memperketat pengawasan dan tata kelola di sektor keuangan.***(Julkifli Sinuhaji/Pikiran Rakyat)