Harga Murah dan Populer, Perusahaan Bak Mandi Bayi Ini Dilaporkan Karena Produknya Mengandung Zat Berbahaya

- 13 Februari 2021, 16:30 WIB
Ilustrasi bayi.
Ilustrasi bayi. /Unsplash/Colin Maynard/

SEPUTAR LAMPUNG – Bak mandi bayi merupakan sebuah kebutuhan bagi orang tua yang memiliki bayi.

Semua orang tua tentu ingin memberikan produk-produk terbaik untuk anaknya.

Tak jarang juga orang tua yang rela mengeluarkan biaya lebih untuk kesehatan dan keselamatan bayi mereka. Salah satunya perlengkapan bak mandi bayi.

Baca Juga: Waduh, Enam Negara Ini Diprediksi Picu Konflik Terjadinya Perang Dunia 3 Pada 2021, Indonesia Termasuk?

Namun, ada satu kasus yang menggemparkan seluruh negeri.

Pasalnya, pada Selasa, 9 Februari 2021 lalu, sekitar 3.000 konsumen mengajukan pengaduan terhadap dua perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan bak mandi bayi.

Pengaduan tersebut berisikan keluhan para orangtua mengenai bak mandi bayi yang ditemukan memiliki kandungan bahan kimia berbahaya yang berlebihan.

Baca Juga: Tayang Senin Ini, Bocoran 'River Where The Moon Rises', Kim Soo Hyun Kecil Syok Saksikan Kekejaman Sang Ayah!

Seorang pengacara yang mewakili sekitar 1.000 bayi dan orangtua melaporkan Daehyun Chemistry Industry Co., Korea.

Perusahaan Daehyun Chemistry Industry Co. dan distributornya dilaporkan ke Kantor Polisi Dongjak di tenggara Seoul, dengan tuduhan melanggar Undang-Undang Khusus tentang Keamanan Produk Anak.

Baca Juga: Siap-Siap Nonton Parasite di K-Movie Trans7, Ini 10 Makna Tersembunyi di Film Parasite yang Jarang Disadari

Kasus ini bermula pada bulan Desember lalu, dilansir Seputar Lampung dari Pikiran Rakyat pada artikel: Bak Mandi Bayi Mengandung Bahan Kimia Berbahaya, Ribuan Orangtua Laporkan Dua Perusahaan.

Badan Teknologi dan Standar Korea yang dikelola negara mengumumkan bahwa bak mandi bayi mengandung 612,5 kali jumlah plasticizer phthalate yang diizinkan berdasarkan standar keselamatan.

Zat tersebut digunakan untuk membuat plastik menjadi lebih lembut dan fleksibel, yang dinilai sesuai dengan kondisi tubuh bayi.

Baca Juga: Sinopsis Hercai Jumat 12 Februari 2021 di NET TV, Teka-Teki Azize Terpecahkan oleh Miran dan Reyyan

Di sisi lain, zat tersebut adalah bahan kimia yang mengganggu endokrin.

Para ahli mengatakan paparan yang tinggi atas bahan kimia itu dapat menyebabkan kerusakan hati dan disfungsi reproduksi.

Bak mandi bayi yang tengah menjadi sorotan itu ternyata merupakan bak mandi yang sangat populer, di Korea.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Sinopsis Hercai, Tanda Kecanduan Video Bokep, Hingga Film Parasite di K-Movie Trans7

Bak mandi bayi itu dijual hanya dengan 5.000 won atau sekitar Rp63.000, yang dipasarkan di Daiso.

Daiso merupakan rantai toko perlengkapan harian terkemuka dengan harga tetap yang menjalankan lebih dari 1.000 cabang di seluruh negeri.

Seperti dikutip dari Korea Times, Asung Daiso Corp (operator toko tersebut) telah mengatakan bahwa mereka telah mengkonfirmasi dokumen keamanan resmi untuk produk bak mandi bayi tersebut.

Termasuk sertifikat non-deteksi dari phthalate plasticizer, sebelum pengiriman pertama.

Baca Juga: Bikin Geli Tapi Bisa Datangkan Cuan Jutaan, Ini 5 Jenis Budidaya Binatang Menjijikkan yang Jarang Dijalani

Baca Juga: Cara Mengetahui Sifat dan Karakter Asli Seseorang, Ternyata Bisa Dilihat dari Phobia yang Dimiliki

Namun, Daehyun Chemistry Industry Co., perusahaan yang memproduksi bak mandi bayi itu tidak mematuhi pedoman keselamatan dalam pembuatannya.

"Kasus ini mengungkap celah dalam sistem sertifikasi keselamatan negara yang tidak dapat memverifikasi perubahan bahan produk selama (manufaktur)," kata Lee Seung Ik, pengacara yang mewakili orangtua.

Investigasi atas kasus bak mandi bayi tersebut telah diluncurkan karena Lee mengajukan pengaduan pada bulan Desember, tak lama setelah pengumuman tersebut.

Baca Juga: Berhenti Sekarang! Ini 10 Tanda Kamu Sudah Jadi Pecandu Bokep, Nomor 2 Sering Dilakukan

Kantor polisi menggerebek dua perusahaan pada hari Jumat dan menyita materi terkait.

Para pengadu juga melaporkan kedua perusahaan tersebut ke Komisi Perdagangan yang Adil dan mengajukan permohonan mediasi perselisihan kolektif dengan Badan Konsumen Korea.*** (Ayu Nur Anjani/Pikiran Rakyat)

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah