Nasib Jadi Negara Miskin, 92 Negara Terancam Harus 'Mengalah' pada Negara Kaya untuk Dapat Vaksin

- 16 Januari 2021, 18:45 WIB
Ilustrasi pendapatan negara miskin.
Ilustrasi pendapatan negara miskin. /Dok PRFM.

"Pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini, kami akan mulai melihat volumenya," kata ilmuwan senior WHO, Soumya Swaminathan, saat konferensi pers di Jenewa sebagaimana dikutip dari ANTARA pada Sabtu, 16 Januari 2021.

Dalam konferensi tersebut juga disebutkan bahwa Program COVAX yang didukung oleh WHO, aliansi vaksin GAVI, dan Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi (CEPI), sejauh ini berhasil mengumpulkan dana enam miliar dolar AS (sekitar Rp84,8 triliun).

Mereka juga telah memesan dua juta dosis vaksin Covid-19 dan dapat memesan satu miliar lebih dosis lagi.

Meski demikian, karena negara-negara kaya mendominasi pengiriman awal vaksin, WHO khawatir sisa persediaan yang sedikit dapat membuat 92 negara berpenghasilan rendah dan menengah tidak memperoleh bagian.

Baca Juga: Ini Alasan WhatsApp Nyerah Luncurkan Fitur Baru, Takut Penggunanya Kabur?

Swaminathan menyebutkan sedikitnya 13 perusahaan telah menyatakan tertarik untuk memasok COVAX dan lima di antaranya sedang membahas kemungkinan tersebut dengan WHO. Sejumlah vaksin sedang dievaluasi oleh tim regulator mereka.

Asisten Dirjen WHO Mariangela Simao mencatat bahwa 38 dari 46 negara yang telah meluncurkan vaksinasi adalah negara berpenghasilan tinggi, sementara dunia perlu meyakinkan bahwa semua pihak bisa memperoleh vaksin yang ampuh dan aman.

"Sekarang ini tidak akan terjadi pada Januari tetapi akan terjadi dalam waktu dekat. Kami berharap mendapat kabar baik untuk Anda mengenai hal ini pada Februari tahun sekarang," katanya.***

Halaman:

Editor: Ririn Handayani

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah