Penulis Terkenal Harun Yahya Divonis Penjara 1 Abad Lebih oleh Pengadilan Turki

- 12 Januari 2021, 12:47 WIB
Harun Yahya (tengah) saat ditetapkan sebagai tersangka pelecehan seksual, penipuan, dan memata-matai politik dan militer Turki pada Senin, 11 Januari 2021.
Harun Yahya (tengah) saat ditetapkan sebagai tersangka pelecehan seksual, penipuan, dan memata-matai politik dan militer Turki pada Senin, 11 Januari 2021. /Qantara.de

SEPUTAR LAMPUNG - Penulis buku terkenal asal Turki, Harun Yahya, dijatuhi hukuman penjara 1 abad lebih oleh majelis hakim pada Senin, 11 Januari 2021, atas dakwaan 15 kejahatan yang berbeda.

Harun Yahya yang memiliki nama asli Adnan Oktar menjadi sosok yang terkenal sekaligus kontroversial setelah terbukti memimpin organisasi kriminal. 

Persidangan Harun Yahya sendiri dimulai pada September 2019, setelah dirinya ditangkap pada Juli 2018.

Selain memimpin organisasi kriminal, Oktar juga melakukan serangan seksual dengan todongan senjata dengan beberapa orang, pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, menggunakan senjata untuk mengancam orang, merekam data pribadi, merampas orang dari menggunakan hak mereka untuk pendidikan, penyiksaan, perdagangan manusia, spionase, pemalsuan, dan penipuan.

Baca Juga: Jangan Lewatkan Kesempatan Bekerja di BPS Nusa Tenggara Timur Bagi Lulusan SMA/SMK

Sebagaimana dikutip dari Pikiran-Rakyat.com dalam artikel dengan judul: "Vonis 1.075 Tahun Penjara Harun Yahya, Pengadilan Turki juga Hukum Anak Buah Adnan Oktar Dua Abad",  kakek berusia 64 tahun ini ditangkap pada tahun 2018 bersama dengan 200 kolaborator, menyusul tuduhan pelecehan seksual dan penculikan anak di bawah umur.

Pengadilan juga menghukum dua eksekutif di organisasi Oktar, Tarkan Yavas dan Oktar Babuna, masing-masing selama 211 dan 186 tahun, dikutip dari The Guardian.

Kantor berita resmi Anadolu melaporkan bahwa Oktar juga dinyatakan bersalah karena membantu kelompok yang dipimpin oleh pengkhotbah Muslim yang berbasis di AS Fethullah Gulen yang disalahkan Turki karena melakukan upaya kudeta yang gagal pada tahun 2016.

Dia membantah kaitannya dengan Gulen dan menyebut anggapan bahwa dia memimpin sekte seks sebagai "mitos urban".

Halaman:

Editor: Dzikri Abdi Setia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah