Masuk Kategori Tak 'Aman', Ini Prediksi Ahli Pernafasan tentang Donald Trump yang Positif Covid-19

3 Oktober 2020, 08:45 WIB
Ilustrasi Donald Trump. * /Barbus/pixabay/

SEPUTAR LAMPUNG - Berita mengenai presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan ibu negara Melania Trump positif terinfeksi virus corona atau Covid-19 menjadi perhatian dunia.

Selain mengaitkan dengan persiapan pilpres AS yang tidak lama lagi, juga reaksi dunia terutama masyarakat Tiongkok, hal lain yang tak kalah menarik juga pembahasan mengenai prediksi kesehatan Donald Trump ke depan.

Sebagaimana kita ketahui, virus corona bisa menyerang siapa saja. Meski demikian ada sejumlah orang yang memiliki risiko lebih tinggi.

Terkait dengan hal ini, Donald Trump yang kini berusia sudah 74 tahun, dianggap tak 'aman'.

Baca Juga: Waspada, Kehilangan Penciuman terhadap Dua Bau Ini Bisa Menjadi Indikasi Terinfeksi Virus Corona

Apalagi Trump juga memiliki kelebihan berat badan yang menempatkannya dalam kategori pasien Covid-19 yang berisiko lebih tinggi.

Sebagaimana diberitakan oleh Galamedia sebelumnya dalam artikel berjudul "Prediksi Mengerikan Ahli Pernafasan tentang Donald Trump yang Kini Terinfeksi Virus Corona", seorang ahli penyakit pernapasan di University of Technology Sydney, Associate Professor Brian Oliver menyebut Covid-19 seperti bermain roulette Rusia.

Terkait Trump, jika melihat usia, berat badan, dan jenis kelaminnya, maka akan membuatnya lebih rentan terhadap komplikasi daripada istrinya, yang 24 tahun lebih muda.

"Ini dapat mempengaruhi siapa pun dengan sangat buruk. Tetapi kami tahu bahwa ketika orang lebih tua dan memiliki lebih banyak penyakit penyerta yang sudah ada sebelumnya, kemungkinan terkena dan mengalami reaksi yang lebih parah jauh lebih buruk," terangnya.

Baca Juga: Terbaru, Penyerang Liverpool Sadio Mane Dipastikan Positif Covid-19

Orang yang berusia antara 65 dan 74 tahun lima kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit. Bahkan dia 90 kali lebih mungkin meninggal daripada mereka yang berusia 18 hingga 29 tahun.

Demikian menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit alias CDC di Amerika Serikat. CDC juga menyebut, pria menyumbang 54 persen dari kematian Covid-19 di negara super power itu.

Indeks massa tubuh Trump, ukuran yang didasarkan pada tinggi dan berat badan yang digunakan dokter untuk mengukur lemak tubuh, juga menciptakan potensi bahaya.

Pada saat pemeriksaan fisik tahunannya di bulan Juni, Presiden berdiri dengan tinggi 1,9 meter dan berat 111 kg, memberinya BMI 30,5. Angka 30 atau lebih dianggap obesitas.

Baca Juga: Perlu Tahu, Ini Waktu Terbaik untuk Melaksanakan Shalat Hajat agar Doa Lekas Dikabulkan

Meski begitu, para ahli memperingatkan hubungan antara obesitas dan kematian akibat Covid tidak dipahami dengan baik.

Namun satu meta-analisis dari data global yang diterbitkan pada bulan Agustus menunjukkan, orang gemuk 48 persen lebih mungkin meninggal akibat Covid-19, dibandingkan dengan orang dengan BMI di kisaran normal.

Di antara hampir 17.000 pasien yang dirawat di rumah sakit karena virus corona di AS, lebih dari tiga perempatnya mengalami obesitas, menurut sebuah penelitian terpisah.

Tidak jelas apakah Presiden mengalami gejala. Ibu Negara mengatakan dalam tweet bahwa dia dan suaminya "merasa baik".

Baca Juga: Menuai Berkah Pandemi, Tren Penjualan Masker Motif Batik Naik 20 Kali Lipat

AS telah melaporkan sekitar 7,3 juta kasus Covid, dengan sekitar 208.000 kematian, terbanyak di negara mana pun.

Pimpinan teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Covid-19, Dr Maria Van Kerkhove, mengatakan sejumlah penelitian menyebutkan tingkat kematian penyakit pada 0,6 persen, meskipun dengan variasi yang luas untuk usia.

Pilihan pengobatan sekarang lebih baik daripada musim semi lalu, ketika rumah sakit di seluruh Eropa dan AS dibanjiri pasien Covid.

Beberapa terapi seperti deksametason anti-inflamasi dan antiviral remdesivir telah terbukti bermanfaat bagi pasien, dan dokter memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kapan harus menggunakan ventilator - atau kapan menggunakan bantuan pernapasan yang kurang invasif.***(Dicky Aditya/Galamedia)

 

Editor: Dzikri Abdi Setia

Sumber: Galamedia

Tags

Terkini

Terpopuler