Joe Biden Didesak Partainya untuk Segera Lakukan Negosiasi dengan Putin Demi Akhiri Perang Rusia-Ukraina

25 Oktober 2022, 14:45 WIB
Presiden AS Joe Biden. /Reuters/Leah Millis

SEPUTARLAMPUNG.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden didesak partainya, yakni Partai Demokrat untuk segera melakukan negosiasi dengan Vladimir Putin.

Seperti diketahui, konflik antara Rusia dan Ukraina memang terus menjadi sorotan seluruh dunia.

Pasalnya, perang yang terjadi di antara negara bertetangga itu membuat banyak kerugian baik secara nasional masing-masing negara maupun secara global.

Salah satu dampak global yang dirasakan akibat perang Rusia dan Ukrainan adalah meningkatnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Baca Juga: Susunan Upacara Bendera Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2022, Ini Panduan dan Pedoman Pakaian dari Kemenpora

Pada Senin, 24 Oktober 2022, anggota parlemen sayap kiri AS mendesak Presiden Joe Biden untuk mencari penyelesaian yang mungkin bisa dinegosiasikan dengan Rusia.

Negosiasi tersebut rencananya untuk mengakhiri perang Ukraina termasuk dengan menjajaki pengaturan keamanan yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.

Dalam sebuah surat, 30 orang anggota Partai Demokrat (partai Joe Biden bernaung) menjelaskan bahwa mereka menentang invasi ilegal dan keterlaluan Rusia ke Ukraina dan setuju dengan sikap Gedung Putih yang menyerahkan penyelesaian kepada Kyiv.

"Tetapi sebagai legislator yang bertanggung jawab atas pengeluaran puluhan miliar dolar pembayar pajak AS dalam bantuan militer dalam konflik, kami percaya keterlibatan seperti itu dalam perang ini juga menciptakan tanggung jawab bagi Amerika Serikat untuk secara serius mengeksplorasi semua kemungkinan jalan," kata anggota parlemen.

Ungkapan tersebut dipaparkan oleh Perwakilan Pramila Jayapal, Ketua Kaukus Progresif DPR.

Mereka mengusulkan adanya keterlibatan langsung dengan Rusia untuk menemukan solusi yang dapat diterima oleh rakyat Ukraina.

"Kerangka kerja seperti itu mungkin akan mencakup insentif untuk mengakhiri permusuhan,” kata anggota parlemen tersebut.

Baca Juga: Kunci Jawaban PAI dan Budi Pekerti Kelas 10 SMA Halaman 258, 259, 260, 261, 262 Kurikulum Medeka

“Termasuk beberapa bentuk keringanan sanksi, dan menyatukan komunitas internasional untuk membangun jaminan keamanan untuk Ukraina yang bebas dan independen yang dapat diterima oleh semua pihak, terutama Ukraina," ujar mereka.

Menurutnya, alternatif dari diplomasi adalah karena perang yang berlarut-larut, dengan kepastian yang menyertainya dan risiko bencana yang tidak dapat diketahui ke depannya.

Sebelum melancarkan invasi pada 24 Februari 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menuntut jaminan bahwa bekas republik Soviet itu tidak akan pernah bergabung dengan NATO, merupakan aliansi militer Barat.

Para pejabat AS skeptis bahwa NATO adalah perhatiannya yang sebenarnya, mencatat bahwa Ukraina memiliki sedikit prospek untuk memasuki aliansi, tetapi terlibat dalam pembicaraan tingkat atas dengan Rusia sampai invasi.

Dilansir dari pikiranrakyat.com dalam artikel "Partai Demokrat AS Desak Joe Biden untuk Bernegosiasi dengan Rusia Demi Mengakhiri Perang Ukraina", Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price angkat bicara soal surat tersebut.

"Tidak ada yang ingin melihat perang ini berakhir lebih dari rekan-rekan Ukraina kami,” ujarnya.

"Kami tidak tahu kapan itu akan terjadi, terutama dan semata-mata karena kami belum melihat indikasi dari Rusia bahwa mereka siap untuk terlibat dalam diplomasi dan dialog itu," kata Ned Price.***(Puteri Ratnasari/Pikiran Rakyat)

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler