Tak Dapat Bantuan Pasukan Militer, Dubes Ukraina Hanya Peroleh Helm dan Rompi dari Israel

8 Maret 2022, 09:45 WIB
Duta Besar Ukraina untuk Israel, Yevgen Korniychuk mengaku kesal karena diberi bantuan hanya helm dan rompi. /Kolase REUTERS/ Rami Amichay/ Didor Sadulloev

SEPUTARLAMPUNG.COM - Upaya Ukraina untuk memperoleh bantuan militer dari negara-negara barat nampaknya tidak berlangsung mulus. 

Selain itu negara pimpinan Presiden Volodymyr Zalanskytidak ini juga tidak bisa bergabung dengan aliansi pakta pertahanan Atlantik Utara atau NATO, yang dikabarkan prosesnya terhenti.

Terbaru, Ukraina 'hanya' mendapatkan bantuan berupa helm dan rompi dari Israel padahal yang mereka butuhkan adalah pasukan militer dan persenjataan untuk melawan serangan Rusia.

Baca Juga: HORE! 2,3 Juta Siswa SMP SUDAH TERIMA Dana PIP 2022, Cek Penerima Bulan Maret 2022 di pip.kemdikbud.go.id

Hal itu seperti disampaikan Duta Besar Ukraina untuk Israel, Yevgen Korniychuk. Dirinya mengaku kesal karena mendapat penolakan untuk permintaan bantuan defensif.

Yevgen Korniychuk mengatakan bahwa bantuan yang akan diberikan Israel kepada Ukraina hanyalah helm dan rompi.

Sebagaimana dilansir dari Reuters pada 8 Maret 2022, Korniychuk mengekspresikan rasa kesalnya dengan mengenakan helm pada konferensi pers dan bertanya secara retoris tentang fungsi dari helm yang akan diberikan Israel.

"Tolong beri tahu saya, bagaimana anda bisa membunuh pasukan Rusia dengan benda ini? Ini sama sekali tidak mungkin. Jadi saya tidak tahu apa yang ditakuti orang-orang ini,” ujarnya.

Namun, ia menganggap helm dan rompi tersebut bisa berguna untuk memberikan keamanan pribadi bagi warga sipil Ukraina. Hal tersebut dinilainya merupakan bantuan sederhana yang bisa Israel berikan.

Baca Juga: Segera Cek Namamu di Laman PIP Kemdikbud, Dana PIP 2022 Sudah Cair untuk Siswa SD, SMP, SMA dan SMK

Korniychuk juga mengucapkan rasa terima kasih atas upaya Israel untuk menengahi konflik antara Rusia dan Ukraina dengan mengatakan bahwa hal tersebut lebih besar daripada bantuan militer.

Sementara mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, Israel telah membatasi diri pada bantuan kemanusiaan dan terus berhubungan dengan Moskow.

Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett telah mengadakan pembicaraan yang mendadak dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin pada Sabtu, 5 Maret 2022.

Pertemuan yang berlangsung 3 jam tersebut sebagai upaya perdamaian. Tidak hanya bahas Rusia, negara lain seperti Iran juga menjadi pembahasan.

"Setiap orang harus melakukan segala sesuatu sesuai kapasitas mereka untuk menghentikan krisis kemanusiaan yang mengerikan ini,” kata Naftali Bennett dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters pada 8 Februari 2022.

Baca Juga: Hasil Liga Inggris: Tottenham Hotspur Bantai Everton 5-0, Harry Kane Cetak Dua Gol

Pernyataan tersebut diucapkan Bennett dalam sebuah wawancara TV. Namun, ia tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang pembicaraan Rusia.

Di samping itu, Koriychuk mengatakan bahwa Bennett telah berjanji untuk mencoba menengahi walaupun jika memiliki peluang keberhasilan yang kecil.

Koriychuk tetap menghargai Israel walaupun hanya membantunya dengan cara negosiasi.

"Ini jauh lebih penting daripada semisal penjualan senjata atau amunisi, dan lain-lain, yang masih kami perjuangkan dengan pemerintah Israel," kata diplomat itu, ujar Koriychuk.

Dubes Ukraina tersebut tentunya memaklumi batasan Israel dalam pemberian bantuan.

Namun, Koriychuk mencatat bahwa saat ini Ukraina memiliki permintaan bantuan yang akan dipenuhi oleh Israel, yaitu rompi dan helm pelindung.

Di sisi lain, Rusia sudah berjanji dengan mengatakan bahwa negara mana pun yang memberikan senjata kepada Ukraina untuk digunakan dalam perang maka akan menanggung akibat yang besar.

Disclaimer: Artikel ini sebelumya tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul: "Israel akan Berikan Helm, Dubes Ukraina Kesal: Bagaimana Bisa Bunuh Rusia dengan Benda Ini?"*** (Hilmy Farhan/Pikiran Rakyat)

Editor: Dzikri Abdi Setia

Sumber: Pikiran Rakyat Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler