SEPUTAR LAMPUNG - Pandemi Covid-19 memang berdampak pada setiap sektor pemerintahan dan kehidupan di setiap negara.
Baik itu sektor ekonomi, pariwisata, kesehatan, maupun pendidikan.
Demi menekan dan mengatisipasi adanya kluster penyebaran dari pendidikan, beberapa negara menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh, salah satunya di Indonesia.
Tak hanya Indonesia, meskipun belum melaporkan adanya kasus positif Covid-19, Korea Utara juga termasuk melakukan sistem pembelajaran jarak jauh bagi para pelajarnya.
Namun, baru-baru ini Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un dilaporkan telah melakukan eksekusi mati terhadap Menteri Pendidikan Korea Utara.
Menurut informasi yang beredar, melakukan eksekusi mati padanya setelah Menteri Pendidikan mengeluh karena mengeluh kelelahan dan gagal menerapkan pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid-19.
Media lokal Korea Utara, NRK mengatakan peristiwa tersebut terjadi setelah Organisasi Departemen dan Bimbingan (ODG) melakukan penyelidikan di Kementerian Pendidikan Korea Utara.
"OGD melakukan investigasi karena komisi gagal membuat kemajuan apa pun dan karena beberapa mengkritik kebijakan pemerintah," katanya, dikutip dari The Sun.
Laporan mereka menunjukkan bahwa di antara tuduhan tersebut, Menteri Pendidikan dilaporkan selalu mengeluh di setiap pertemuan tentang pekerjaannya.
Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 9 Kelas 6 Halaman 119 121 122 123 125 126 129 130 Subtema 2 Pembelajaran 5
Diketahui, dirinya mengkritik banyaknya anak muda Korea Utara yang lebih banyak memilih angkat senjata karena kurangnya sumber daya yang disediakan oleh negara.
Menteri Pendidikan juga dituduh terlalu lamban dalam menjalankan kebijakan pembelajaran jarak jauh yang menurut pengawas berjalan buruk dengan hal-hal yang tidak dilakukan dengan cara yang benar.
Mereka menyimpulkan bahwa setelah eksekusi Menteri Pendidikan yang tidak disebutkan namanya, komisi baru telah diatur kembali di bawah kepemimpinan Ri Guk Chol yang merupakan rektor Universitas Kim Il Sung.
“Di antara langkah-langkah baru, mereka berencana untuk melakukan panggilan konferensi video secara teratur," sebuah sumber menegaskan.
Kim Jong Un telah membuat perubahan pendidikan penting minggu ini setelah dia mengumumkan bahwa dia membuka Sekolah Nuke yang akan berfokus pada teknologi rudal hipersonik.
Namun, muncul insiden memilukan ini sebagai yang terbaru dari serangkaian eksekusi panjang yang dilakukan oleh Kim Jong Un.
Baca Juga: Daftar Bacaan Doa 10 Hari Pertama Ramadhan 1442 H/2021, Lengkap Arab, Latin dan Artinya
Pada tahun lalu, The Sun melaporkan Kim Jong Un melakukan eksekusi mati terhadap seorang jenderal dengan cara memasukannya ke akuarium yang dipenuhi ikan piranha kelaparan.
Insiden lain termasuk perintah regu tembak untuk membunuh lima ajudan setelah pertemuan puncaknya dengan Donald Trump pada 2019 berakhir tanpa kesepakatan.
Selain itu, dirinya juga memerintahkan sebelas musisi untuk ditembak oleh rudal yang ditembakkan helikopter dalam eksekusi mati yang mengerikan.
Tetapi sementara metode eksekusi mati Kim Jong Un dikatakan berkisar dari senjata anti-pesawat, anjing pemakan manusia, pelempar api dan bahkan ikan pembunuh, jelas ada sedikit disinformasi mengenai detail tertentu.
Dilansir dari PR Bekasi dalam artikel "Kim Jong Un Eksekusi Mati Menteri Pendidikan Korea Utara karena Gagal Terapkan Pembelajaran Jarak Jauh", Dr John Hemmings, Direktur Studi Asia di Henry Jackson Society, mengatakan sulit untuk mencari kebenaran terkait cerita eksekusi mati yang dilakukan Kim Jong Un tersebut.
“Kami masih mencari fakta apakah Kim Jong Un benar-benar melakukan hal mengerikan seperti yang dikabarkan oleh dunia internasional,” katanya.***(Rivan Muhammad/PR Bekasi)