Contoh Ceramah Pengajian Ibu-ibu, Tema: Menjaga Keluarga dari Siksa Api Neraka, Suami Istri Harus Lakukan Ini

- 6 Oktober 2022, 17:48 WIB
Ilustrasi pengajian/
Ilustrasi pengajian/ /masjid maba/unsplash

SEPUTARLAMPUNG.COM – Berikut cotoh ceramah pengajian ibu-ibu dengan tema “Menjaga Keluarga dari Api Neraka”, yang bisa jadi ulasan terkait kehidupan berumah tangga sesuai ajaran Islam. Suami dan istri wajib lakukan hal ini jika ingin selamat.

Pernikahan adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah. Agar hidup berumah tangga mendapat rahmat-Nya, maka hendaklah kita melakukan segala yang baik dan taat kepada Allah SWT. Di sinilah visi misi dari suami dan istri perlu disatukan agar bisa menjaga keluarga dari api neraka.

Ceramah pengajian ibu-ibu bertema Menjaga Keluarga dari Api Neraka ini adalah tausiyah yang dibawakan oleh Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc. MA. Hafizhahullahu Ta’ala, yang dikutp dari laman Ngaji.id. Tema ini sangat bagus disampaikan kepada pasangan suami istri tentunya.

Baca Juga: Download Twibbon HUT Kota Jogja ke 266 Terbaik di Link Ini, Begini Cara Mudah Pasang Foto di Twibbon

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim [66]: 6)

Dengan kata lain, masing-masing akan bertanggung jawab atas dirinya, tak ada seorang pun yang bisa menolong kecuali dirinya sendiri.

Baca Juga: 6 Kata-Kata Mutiara Maulid Nabi Muhammad SAW 2022, Lengkap 19 Link Twibbon Ucapan di Media Sosial

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat At-Tahrim:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga dari api neraka jahanam.”

Ini menunjukkan seorang kepala rumah tangga (suami) berusaha untuk mendakwahi anak dan istrinya. Dia tidak boleh egois, yang penting saya sendiri shalih, tidak begitu.

Tapi dia ditugaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mendakwahi anak istrinya. Namun kalau anak istrinya tidak beriman, maka dia lepas tanggung jawab, yang penting dia sudah berusaha.

Makanya setelah itu Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan tentang kisah istri Nabi Nuh ‘alaihissalam dan istri Nabi Luth ‘alaihissalam.

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ

“Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Luth.”

Kita tahu dua-duanya adalah seorang Nabi.

كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ

“Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang shalih di antara hamba-hamba Kami.”

فَخَانَتَاهُمَا

“Lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya,”

فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا

“tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah,”

Bahkan ketika masuk neraka tidak bisa belakangan, kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ

“dan dikatakan (kepada kedua istri itu), ‘Masuklah kalian berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).” (QS. At-Tahrim[66]: 10)

Baca Juga: Link Download 55 Twibbon Maulid Nabi Muhammad SAW 2022 dan Kata Ucapan Selamat Cocok Jadi Story TikTok

Bukan karena mentang-mentang istrinya Nabi nanti belakangan aja, tidak begitu, tapi bareng-bareng dengan yang lain. Karena mereka syirik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sebaliknya, setelah itu Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan:

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِّلَّذِينَ آمَنُوا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ

“Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir’aun..” (QS. At-Tahrim[66]: 11)

Yaitu tentang istri Fir’aun yang suaminya kafir, istrinya yang shalihah. Kekafiran suaminya tidak mempengaruhi dirinya, masing-masing berbeda.

Suaminya (Firaun) di neraka -mungkin- yang paling dasar. Sementara istrinya, yaitu Asiyah binti Muzahim rahimahallahu ta’ala di surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ini menunjukkan bahwa kita masing-masing akan bertanggung jawab atas diri sendiri. Suami bertanggung jawab atas dirinya, istri bertanggung jawab atas dirinya, anak bertanggung jawab atas dirinya, bapak bertanggung jawab atas dirinya.

Makanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman juga,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَّا يَجْزِي وَالِدٌ عَن وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَن وَالِدِهِ شَيْئًا

“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutlah pada hari yang (ketika itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya, dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun..” (QS. Luqman[31]: 33)

Masing-masing akan kabur meninggalkan yang lain.

Baca Juga: Berbagai Brand Gaya Hidup Ternama akan Segera Hadir di Provinsi Lampung, Ada Uniqlo hingga Marugame Udon

يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ

“pada hari itu manusia lari dari saudaranya,”

وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ

“(lari) dari ibu dan ayahnya,”

وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ

“(lari) dari istri dan anak-anaknya.” (QS. ‘Abasa [80] : 34-36)

Maka kita harus bekerjasama dalam keluarga untuk saling menasehati, mengajak istri kita agar shalihah, mengajak suami kita untuk shalih, serta mengajak anak-anak juga.

Tapi kalau masing-masing tidak bekerjasama, yang satu mau shalih, yang satu tidak shalih, masing-masing bertanggung jawab di hadapan Allah sendiri-sendiri.***

Editor: Desy Listhiana Anggraini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah