“Halo, Fatih!” sapa mas Iwan ramah
“Mas Iwan apa kabar? Kuliahnya bagaimana, mas?” balas Fatih bertanya.
“Kabar saya baik. Sekarang saya sudah lulus. Jadi, saya kembali ke sini.” jawab mas Iwan
“Selamat, ya mas!” ucap Fatih. “Mas tidak lanjut kerja di kota?”
“Mas Iwan tersenyum.” Saya mau menetap dan bekerja di sini.” jelas mas Iwan sambil melihat jam tangan. “Maaf, ya Fatih! saya sedang buru-buru. Saya hendak pulang dulu bertemu Ayah dan Ibu,” pamit mas Iwan, Fatih Mengangguk.
Saat ayahnya pulang, Fatih berkata kepada ayahnya, “Tadi Fatih melihat mas Iwan sudah pulang, Ayah. Katanya ia mau menetap di desa ini, masak jauh-jauh sekolah di kota, mas Iwan kembali lagi ke desa kecil ini? Padahal konon di kota banyak pekerjaan yang berpenghasilan tinggi, kan Ayah?”
Ayah tersenyum lalu duduk di samping Fatih. “Kamu tahu peternakan Kambing Etawa yang ada di desa ini?”
“Tahu Ayah. Memangnya kenapa dengan peternakan itu?” Tanya Fatih penasaran.
“Peternakan itu dirintis oleh mas Iwan dan beberapa warga desa ini. Dulu, kambingnya masih kecil, tetapi sekarang sudah bisa menghasilkan susu kambing murni yang banyak dicari orang,” jelas Ayah. “Selain itu, mas Iwan juga mengelola kebun sayur organik. Sayur organik adalah sayur yang ditumbuhkan dan dipupuk tanpa menggunakan zat kimia, jadi lebih sehat!”