Bagi Apriyani Rahayu, capaian final Olimpiade kali ini merupakan sebuah prestasi yang sangat membanggakan.
Sejak belia 3 tahun, Apriyani Rahayu sudah menyukai bulu tangkis. Dara kelahiran Lawulo, Sulawesi Tenggara pada 29 April 1998 mendapat dukungan keluarganya untuk bermain bulu tangkis.
Pada tahun 2005, Apri, sapaan Apriyani Rahayu, sempat mengkuti kejuaraan bulu tangkis tingkat kecamatan.
Beberapa pertandingan di Porda dan tingkat nasional juga pernah diikutinya di tahun 2006. Namun prestasi tertingginya saat itu adalah juara dua.
Kebersamaan Apriyani dengan Greysia Polii ini berawal setelah Nitya Krishinda Maheswari, pasangan bulutangkis Greysia sebelumnya mengalami cedera parah selepas Olimpiade Rio 2016.
Peristiwa itu sempat memukul Greysia Polii dan sempat memutuskan untuk pensiun dari bulutangkis. Namun, bujukan Apriyani Rahayu berhasil membuat Greysia mengurungkan niatnya untuk pensiun.
Mereka berdua pun menjadi pasangan ganda putri sejak Mei 2017.
Penampilan perdana keduanya pada Kejuaraan Beregu Sudirman Cup pada tahun 2017.