Gempa 9,3 M pada Desember 2004 lalu di Aceh mengakibatkan bagian selatan dan utara di Pulau Simeuleu mengalami pengangkatan dan penurunan dasar laut.
"Saat gempa Aceh 9,3 desember 2004, bagian utara Pulau Simeulue terangkat sktr 3 m, tetapi bagian selatan turun," ujarnya dikutip Seputarlampung.com dari Pikiran Rakyat.
"Saat gempa Nias Maret 2005, bagian selatan Pulau Simeulue terangkat naik & bagian utaranya turun,"
Karena fenomena itu, banyak sumur, pantai, dan pohon di Provinsi Aceh terkena dampaknya.
"Pengangkatan setinggi 3 m ini mengakibatkan banyak sumur masyarakat yang airnya menghilang tiba-tiba. Sebaliknya, pantai-pantai Aceh tiba-tiba turun hingga banyak daratan berubah jadi laut dan banyak pohon tenggelam," ujarnya menguraikan penjelasan.
Berkaitan dengan kemunculan pulau baru di Maluku, Yulianto menduga bahwa area tersebutu sudah berupa laut dangkal sebelumnya.
"Sehingga ketika gempa menyentaknya, dasar laut dangkal ini bisa menyembul ke atas permukaan laut menjadi pulau baru," jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa siklus dan fenomena ini tidak akan berhenti sampai kiamat, akan selalui ada pulau baru yang muncul dan ada yang tenggelam.