Pierre Tendean,bertugas memimpin sekelompok relawan di beberapa daerah untuk menyusup ke Malaysia.
Tepat pada 15 April 1965, Pierre Tendean dipromosikan menjadi letnan satu dan kemudian dia ditugaskan menjadi Ajudan Jenderal Besar TNI Abdul Haris (AH) Nasution menggantikan Kapten Kav Adolf Gustaf Manullang, ajudan Pak Nas, yang gugur dalam misi perdamaian di Kongo Afrika pada 1963.
Gagal menikah
Kematian Pierre akibat G30S PKI tidak hanya meninggalkan luka yang mendalam bagi kedua orang tuanya, namun juga mematahkan hati Rukmini, putri sulung keluarga Chaimin di Medan, Sumatera Utara.
Rukmini telah dilamar Pierre pada 31 Juli 1965 di Medan. Mereka sepakat akan menikah pada November 1965.
Bahkan sebelum peristiwa nahas yang merenggut nyawanya tersebut, Pierre pada 30 September sore sempat melihat paviliun yang dikontrakkan di sekitar Menteng, Jakarta Pusat.
Rumah yang diharapkannya bisa menjadi tempat tinggalnya bersama dengan Rukmini pasca mereka resmi menikah.
Namun, tragedi G30S PKI tak hanya merenggut nyawa Pierre Tendean. Peristiwa berdarah ini juga mematahkan rencana pernikahan keduanya yang akan berlangsung dua bulan kemudian.
Naik Pangkat