Ucapan Cinta Ridwan Kamil sebagai Penutup Perpisahan dengan Mendiang Eril di Peristirahatan Terakhirnya

- 13 Juni 2022, 16:30 WIB
Warga di lokasi pemakaman Eril anak Ridwan Kamil di Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Warga di lokasi pemakaman Eril anak Ridwan Kamil di Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. /Pikiran-Rakyat.com/Irwan Suherman/

SEPUTARLAMPUNG.COM - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan kata-kata cinta terakhirnya untuk mendiang sang putra, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril.

Kata-kata terakhir Kang Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil untuk Eril disampaikan usai prosesi pemakaman sang putra.

Ridwan Kamil mengawali kata-kata perpisahan yang penuh cinta itu dengan menanyakan tentang siapakah Eril dan apa hikmah yang bisa dipetik dari kepergian sang putra.

Seperti diketahui, Eril meninggal dunia karena tenggelam pasca terseret arus deras Sungai Aare, Bern, Swiss pada Kamis, 26 Mei 2022.

Baca Juga: GAWAT! Siswa SD-SMK Tidak Bisa Cairkan PIP 2022 jika Belum Penuhi Kewajiban Ini, Cek Penerima di Sini

Setelah 14 hari dicari, jasad Eril akhirnya ditemukan di cekungan Bendungan Engehalde Sungai Aare pada Rabu pagi, 8 Juni 2022.

Jasad Eril kemudian sampai di tanah air Kemarin, 12 Juni 2022 dan pada pagi tadi, dimakamkan di pemakaman keluarga yang terletak di kecamatan Cimaung Banjaran, Kabupaten Bandung.

Dilansir dari pikiranrakyat.com dalam artikel "Sepenggal Ucapan Rasa Cinta Ridwan Kamil Menutup Perpisahan dengan Almarhum Eril di Pusara," berikut petikan paparan yang dikemukakan Ridwan Kamil:

14 hari bisa terasa pendek dalam hidup rutin sehari-hari, tapi 14 hari ini menjadi begitu panjang dalam kehidupan, kami bertanya-tanya mengapa harus hidup tidak terlalu lama mengharu biru?

Baca Juga: GAWAT! Siswa SD-SMK Tidak Bisa Cairkan PIP 2022 jika Belum Penuhi Kewajiban Ini, Cek Penerima di Sini

Tapi waktu adalah rahasia Allah yang muskil bisa dipecahkan apalagi menyangkut tentang kelahiran dan kematian.

Waktu adalah relatif, begitulah kata orang-orang yang arif dan akhirnya kami menerimanya dengan hati yang lapang sebab kami bisa menemukan banyak sekali petunjuk yang terang.

Dalam rentang 14 Hari yang sejujurnya sangat melelahkan namun kami pun mendapatkan banyak pelajaran dan menerima kearifan tentang hidup Eril yang secara kasat mata rasanya terlalu singkat, tapi setelah dicermati ternyata kehidupannya sangat penuh manfaat.

23 tahun mungkin belum cukup untuk menghasilkan karya-karya yang besar namun terbukti ternyata memadai untuk menjadi manusia yang dicintai dengan akbar .

Kami belajar tentang hidup yang tidak semata terdiri selamanya hari tapi tentang hela nafas yang dipakai berbuat baik walaupun kecil dalam sehari-hari.

Kami mengikhlaskan Eril pergi karena kami akhirnya menyadari bahwa Allah telah mencukupkan seluruh amal-amalnya untuk menutupi kemungkinan bertambah kehilafannya. Mungkin akan berat tapi kami sudah menyiapkan hati kalau kami tidak akan pernah melihat jasadnya untuk terakhir kali.

Bukankah Eril lahir di New York berada jauh di seberang. Mengapa tidak, jika ia wafat di Swiss yang jauh tidak berbilang. Bukankah tiap jengkal tanah adalah milik Allah yang menentukan segala pergi dan pulang.

Baca Juga: Masih Proses Pencairan, Segini Besaran Uang Tunai dan SPP Tambahan KJP Plus Tahap 1 2022 Juni, Ada Bonus Juga?

Luncuran doa yang dipanjatkan dari berbagai penjuru negeri adalah limpahan pertanda yang lebih dari cukup bagi kami untuk yakin barangkali Allah yang menghendaki agar kepulangannya disambut baik oleh langit dan bumi.

Bagaimana mungkin kami tidak merasa dia diberi rahmat dan karunia saat jenazah yang terbaring ini berada di air berhari-hari masih utuh lagi sempurna.

Itulah salah satu keyakinan kami bukti adanya mukjizat yang akhirnya Alhamdulillah kami diberikan ksempatan untuk melihat tanda kekuasaan Allah sang pemberi berkat.

Menurut dia pelajaran bagi kita yang beriman dan yang pandai membaca isyarat kematian Eril merupakan kehilangan yang sungguh dahsyat dalam momentum yang nyaris sejajar kami merasakan kehilangan yang paling besar tapi seketika itu Kami merasa dilimpahi kasih yang Akbar.

Terakhir kami sangat bersyukur dianugerahi seorang Putra yang dalam hidupnya bahkan dalam pulangnya masih mendatangkan cinta kepada kami sang orangtua.

Itulah ucapan cinta terakhir yang disampaikan Ridwan Kamil untuk Eril. Dimana kata-kata itu menutup sudah perjalanan hidup Eril di dunia yang fana ini.***(Novianti Nurulliah/Pikiran Rakyat)

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah