Puisi Menyentuh Hati JS Khairen tentang Ridwan Kamil Mencari Emmeril Kahn Mumtadz yang Hanyut di Sungai Aaree

- 1 Juni 2022, 12:55 WIB
Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril yang hingga kini belum ditemukan. JS Khairen menulis puisi tentang Ridwan Kamil mencari Emmeril Kahn Mumtadz di Sungai Aaree.are pada hari ke-6 ikut melibatkan masyarakat Bern Swiss.
Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril yang hingga kini belum ditemukan. JS Khairen menulis puisi tentang Ridwan Kamil mencari Emmeril Kahn Mumtadz di Sungai Aaree.are pada hari ke-6 ikut melibatkan masyarakat Bern Swiss. /Instagram.com/@emmerilkahn/

Tangannya menyentuh permukaan sungai nan dingin itu. Di dalam hati, ia berteriak. Semoga sentuhan barusan merambat sampai ke anaknya, yang entah berada di mana sekarang. Semoga, sentuhan itu memberi pesan.

Ia coba lihat-lihat ke dasar sungai. Namun yang terlihat malah hal lain; bayangan saat ia menggendong sang putra pertama kali. Saat hari pertama ia mengantarkannya ke sekolah. Juga saat bersorak bangga saat anaknya lulus.

Masih ia percik-percikkan permukaan sungai itu. Mungkin jika boleh bertanya, ia akan bertanya.

“Di mana anakku, sungai? Tenggelamkah? Di ujung sana menanti kedinginankah? Sudah menepi? Terduduk di rumah seseorang sambil pengobatan ciderakah? Sungai, tolong beri tahu.”

Baca Juga: Peringati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022 di Ende NTT, Jokowi Ajak Seluruh Anak Bangsa Membumikan Pancasila

Pria topi bundar itu runtuh. Setiap hari, jutaan ayah, jutaan orang, jutaan anak, juga khawatir dan ikut berdoa diam-diam untuk mereka. Barang kali kalau boleh ikut terjun ke sana, akan ada banyak ayah yang siap ikut terjun membantu.

Hai sungai yang dingin, tak cukup hangatkah doa yang kami kirim? Yang tiap buka gawai, entah bagaimana secara insting terus mencari berita Eril, Eril, Eril.

Gak kenal Eril, gak terlalu sering ngikutin Kang Emil. Namun beberapa hari belakangan, ada banyak orang yang secara tulus berdoa agar ia segera ditemukan. Tidak cukup hangatkah itu, wahai sungai?

Broadcaster of daily happines, begitu tulisan di bio IG si pria topi bundar. Kurang lebih maknanya adalah, sang penyiar kebahagiaan. Namun, beberapa hari ini ia tengah bersedih. Melihatnya bersedih, kita ikut-ikutan remuk.

Sungai, jika tangis diam-diam seorang ayah adalah tangis paling menakutkan, maka cukupkah tangis dan doa kami, supaya kau menghangat dan mereda? Tolong beritahu ia di mana.

Halaman:

Editor: Ririn Handayani


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah