Diperkirakan NU (Nahdlatul Ulama) untuk awal puasa Ramadhan 1443 H/2022 M akan sama dengan pemerintah, sehingga belum ditetapkan dan menunggu hasil perhitungan hisab dan hilal.
Pemerintah akan menetapkan awal puasa Ramadhan 2022 atau 1443 Hijriah, setelah melakukan serangkaian perhitungan hisab dan hilal, kemudian diakhiri dengan sidang isbat.
Dikutip Seputarlampung.com dari situs kemenag.go.id, Sidang isbat penetapan jadwal awal puasa Ramadhan akan dilakukan dengan mempertimbagkan hasil perhitungan secara astronomis (hisab) dan hasil konfirmasi lapangan melalui mekanisme pemantauan (rukyatul) hilal.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Adib mengatakan secara hisab, semua sistem sepakat bahwa ijtimak menjelang Ramadhan jatuh pada Jumat, 1 April 2022 bertepatan dengan 29 Sya'ban 1443 H sekitar pukul 13.24 WIB.
"Pada 1 April 2022 berdasarkan pada ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah diatas ufuk, berkisar antara 1 derajat 6,78 menit sampai dengan 2 derajat 10,02 menit pada hari itu," kata adib sebagai Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, dikutip Seputarlampung.com dari situs kemenag.go.id, 1 April 2022.
Namun, tahun ini Kemenag mulai menggunakan kriteria baru dalam penentuan awal bulan Hijriyah. Kriteria tersebut mengacu hasil kesepakatan Menteri Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) pada 2021.
Selama ini, kriteria hilal (bulan) awal Hijriyah adalah ketinggian 2 derajat, elongasi 3 derajat, dan umur bulan 8 jam.
MABIMS bersepakat mengubah kriteria itu menjadi ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Kesepakatan itu ditandai dengan penandatanganan surat bersama ad referendum pada 2021 terkait penggunaan criteria baru MABIMS di Indonesia mulai 2022.
Hasil Sidang Isbat atau penetapan Awal Ramadhan 1443 H akan disiarkan secara langsung via link live streaming televisi nasional TVRI dan media sosial Kemenag RI seperti YouTube dan Instagram.