SEPUTARLAMPUNG.COM - Usai gempa magnitudo 5,6 yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, 21 November 2022 lalu, BMKG kembali mengimbau masyarakat untuk waspada bencana susulan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa ada kemungkinan terjadinya bencana susulan seperti tanah longsor dan banjir bandang.
Imbauan ini disampaikan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. Ia mengatakan bahwa imbauan ini dikhususkan bagi masyarakat Cianjur yang bermukim di daerah lereng-lereng perbukitan.
Selain itu, warga yang berada atau tinggal di daerah dekat lembah atau bantaran sungai juga perlu waspada terhadap banjir bandang.
Menurutnya, besar kemungkinan lereng-lereng perbukitan di Cianjur menjadi rapuh usai terjadinya gempa bumi.
Hal ini dapat semakin diperparah dengan tingginya intensitas hujan yang berpotensi mengguyur Cianjur beberapa hari ke depan.
Dilansir Seputarlampung.com dari situs resmi BMKG, berikut prediksi cuaca BMKG untuk wilayah Cianjur, Jawa Barat, pada 23-24 November 2022.
Prediksi cuaca di Cianjur, Jawa Barat:
Rabu, 23 November 2022
- 10.00 WIB cerah berawan
- 13.00 WIB hujan petir
- 16.00 WIB cerah berawan
- 19.00 WIB hujan ringan
Kamis, 24 November 2022
- 10.00 WIB hujan ringan
- 13.00 WIB hujan petir
- 16.00 WIB hujan ringan
- 19.00 WIB hujan ringan
Lebih lanjut, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan terkait potensi bencana lanjutan di daerah lereng perbukitan Cianjur.
"Lereng-lereng yang rapuh ini ditambah hujan deras dapat memicu terjadinya longsor dan banjir bandang dengan membawa material runtuhan lereng. Jadi masyarakat dan pemerintah setempat juga perlu mewaspadai adanya kolateral hazard atau bahaya ikutan usai gempa kemarin," imbuhnya.
Sebagai informasi, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengonfirmasikan ada sebanyak 162 korban yang meninggal dunia dan 326 luka-luka akibat gempa Cianjur.
Banyaknya korban jiwa dalam peristiwa gempa Cianjur akibat tertimpa bangunan yang tidak mampu menahan guncangan gempa.
"Sebenarnya gempa tidak membunuh dan melukai. Justru, bangunanlah yang membunuh dan melukai manusia.
Ia juga meminta masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa bumi. Karena dikhawatirkan tidak kuat menopang dan ambruk jika sewaktu-waktu terjadi gempa susulan.***