Maulid Nabi adalah hari kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang jatuh pada 12 Rabiul Awal.
Di Indonesia, bagi umat muslim Maulid Nabi adalah momen agung, yang tidak hanya untuk mengenang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, tetapi juga meneladani sifat dan kehidupannya.
Biasanya, pada momen Maulid Nabi umat muslim akan memperbanyak salawat.
Selain itu, di beberapa daerah di Indonesia perayaan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Berikut 7 tradisi merayakan Maulid Nabi yang dirangkum dari berbagai sumber.
Aceh
Di Aceh masyarakat akan melakukan masak bersama dengan menu wajib berupa daging sapi berkuah kari. Momen ini dikenal dengan nama perayaan Meuripee, yaitu membeli sapi dengan cara patungan (meuripee).
Padang, Sumatera Barat
Di Padang Pariaman, perayaan Maulid Nabi dikenal dengan nama tradisi Bungo Lado (pohon uang). Masyarakat akan menghias pohon buatan dengan uang kertas asli. Kemudian, pohon hias ini disumbangkan ke panti asuhan.
Banten, Jawa Barat
Di Banten tradisi Maulid Nabi dikenal dengan nama tradisi ngerobok, yaitu tradisi arak-arakan hadiah yang dikemas dan di bentuk sedemikian rupa.
Hadiah bersisi beragam barang, mulai dari makanan, minuman, pakaian, aneka kebutuhan, mainan, hingga uang.
Solo dan Yogyakarta
Di daerah ini perayaan Maulid Nabi dikenal dengan nama Grebeg Mulud, yang biasa diadakan di Solo dan Yogyakarta. Acara ini biasanya ditutup dengan arak-arakan gubungan berisi aneka makanan tradisional dan hasil bumi untuk dibagikan kepada masyarakat.
Bali
Di Bali, masyarakat muslim akan mengarak bale saji saat merayakan Maulid Nabi. Bale saji ini berisi hiasan bunga dari telur dan kertas.
Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Di Banjarmasin, perayaan Maulid Nabi dilakukan dengan tradisi Baayun Maulid, yaitu berzikir dan membaca shalawat nabi dengan berayun di ayunan.
Takalar, Sulawesi Selatan
Di Sulawesi Selatan perayaan Maulid Nabi cukup unik, yang dikenal dengan nama Maudu Lompoa (Maulid Besar). Dalam kegiatan masyarakat akan menghias perahu dengan telur hias dan selendang warna-warni.
Perahu hias itu diletakkan di sepanjang tepian sungai dan diisi aneka makanan tradisional, yang nantinya dapat dinikmati masyarakat setempat.
Dari semua tradisi yang ada, satu hal yang sama untuk sebagian besar daerah Indonesia saat merayakan Maulid Nabi adalah mengadakan pengajian dan bershalawat.***