Suami Perlu Tahu! Ini Hukum Bagi Suami yang Menolak Ajakan Istri

- 12 Oktober 2020, 09:55 WIB
Ilustrasi pernikahan.
Ilustrasi pernikahan. /Pixabay/Tu Anh/

SEPUTAR LAMPUNG - Islam adalah agama yang adil. Ajarannya begitu sempurna dalam aspek kehidupan manusia. Termasuk dalam konteks hubungan suami istri atau jima'.

Sebagaimana diketahui, jima’ merupakan aktivitas yang wajar dan wajib dilakukan bagi mereka sepasang suami dan istri.

Syahwat laki-laki yang lebih besar dibandingkan istrinya membuatnya seringkali lebih mendominasi dibandingkan dengan wanita.

Para wanita sering diingatkan tentang dosa istri apabila menolak ajakan suami.

Lantas, bagaimana hukumnya apabila seorang suami yang menolak dan tidak mengiyakan ajakan istrinya? Apakah hukumnya sama?

Baca Juga: Wah, Ternyata Tidak Boleh Sembarangan Memanggil Haji atau Hajah pada Orang yang Belum Berhaji!

Diberitakan oleh Ringtimesbanyuwangi.com sebelumnya dalam artikel berjudul "Bukan Hanya Istri, Berikut Hukum Bagi Suami Ketika Menolak Ajakan Istri", Ustadz Ahmad Anshori, seorang pengajar di PP Hamalatul Quran Yogyakarta memberi penjelasan terkait hal ini:

Allah ta’ala mengatakan,

إِنَّمَا يَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَٰٓؤُاْۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

Hamba-hamba Allah yang paling takut kepada-Nya, adalah orang-orang yang berilmu. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun. (QS. Fathir: 28).

Dalam memahami sebuah hukum syariat, tidak hanya melalui satu dalil. Namun perlu juga melihat pada dalil lain karena semua dalil Qur’an dan Sunnah saling menguatkan dan menafsirkan.

Dijelaskan dalam dalil-dalil yang lain, suami yang menolak ajakan berhubungan istrinya, dia telah melanggar hadist-hadist berikut :

Baca Juga: Insentif Kartu Prakerja Gagal Cair Padahal Sudah Ikut Pelatihan? Cek Masalah dan Solusinya di Sini!

1. Hadist Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma.

Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda,

ألا كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته ، فالأمير الذي على الناس راع وهو مسئول عن رعيته ، والرجل راع على أهل بيته وهو مسئول عنهم ، والمرأة راعية على بيت بعلها وولده وهي مسئولة عنهم ، والعبد راع على مال سيده وهو مسئول عنه ، ألا فكلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته

“Ketahuilah, setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang orang yang dipimpinnya. Seorang Amir (pemimpin negara) adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin bagi keluarga nya dan ia akan ditanya tentang mereka.

Wanita atau istri adalah pemimpin terhadap rumah suaminya dan anak suaminya dan ia akan ditanya tentang mereka. Budak seseorang adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan ia akan ditanya tentang harta tersebut. Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang orang yang dipimpinnya.” (HR. Muslim).

Baca Juga: Menyibak Fenomena Lintang Kemukus si 'Fireball' Menurut Astrophile dan Legenda Keris Majapahit

2. Hadist Mi’qol bin Yasar.

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda,

أيُّما راعٍ استرعى رعية فغشها فهو في النار

Pemimpin siapa saja yang menipu rakyatnya, maka dia di neraka. (HR. Bukhori, Muslim dan Ahmad).

3. Hadist Ibnu Abbas, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

ثلاثة لا ترفع صلاتهم فوق رءوسهم شبرا : رجل أم قوما ، وهم له كارهون ، وامرأة باتت وزوجها عليها ساخط ، وأخوان متصارمان

“Tiga orang yang shalat mereka tidak akan terangkat melebihi kepala mereka walau sejengkal saja: seseorang yang mengimami satu kaum semetara mereka membencinya, wanita yang tidur semetara suaminya marah kepadanya, dan dua saudara yang saling memutuskan hubungan.” (HR. Ibnu Majah).

Baca Juga: Hidroponik Semakin Digemari: Cara Bertanam yang Praktis, Lebih Sehat, dan Bisa Menghasilkan Uang

4. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إن الله سائل كل راع عما استرعاه ، أحفظ ذلك أم ضيع ؟ حتى يسأل الرجل عن أهل بيته

“Sesungguhnya Allah akan meminta setiap pemimpin untuk bertanggung jawab. Apakah dia menjaga tanggung jawab itu atau dia lalai? Sampai-sampai, seorang lelaki akan diminta bertanggung jawab atas keluarganya.” (HR. Ibnu Hibban, dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Ghayatul Maram, no. 271).

5. Hadist lain, Nabi shalallahu alaihi wa sallam menerangkan.

ما من عبد يسترعيه الله رعية فلم يحطها بنصحه إلا لم يجد رائحة الجنة

“Tidaklah seorang hamba dibebankan tanggung jawab oleh kemudian dia abai, melainkan dia pasti tak mencium aroma surga.” (HR. Bukhari).

Baca Juga: Berani Berbeda dengan Pendukung Jokowi Lainnya, Khofifah Pilih Bersama Buruh Tolak UU Cipta Kerja

6. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

كفى بالمرء إثما أن يضيع من يقوت

“Seseorang sudah pantas disebut berdosa bila dia menyepelekan tanggung jawabnya.”
(HR. Ahmad dan Abu Daud; riwayat dari Ibnu Umar; dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami’, no. 827).

Serta masih banyak ayat dan hadist lain yang menjadi ancaman untuk para suami yang menyia-nyiakan hak istrinya dan enggan memenuhi kewajibannya.***(Kurnia Sudarwati/Ringtimes Banyuwangi)

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Ringtimes Banyuwangi


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah