Khutbah Jumat Spesial Muharram 1445 H Hari Ini 21 Juli 2023, Tema Amalan Rutin dan Istiqomah untuk Muslim

- 21 Juli 2023, 07:25 WIB
Salah satu amalan yang rutin dilakukan oleh kaum muslimin adalah sholat.
Salah satu amalan yang rutin dilakukan oleh kaum muslimin adalah sholat. /Pixabay/Konevi

SEPUTARLAMPUNG.COM - Simak khutbah Jumat spesial Muharram 1445 H hari ini Jumat, 21 Juli 2023 dengan tema amalan rutin dan istiqomah untuk muslim.

Amalan yang rutin dan istiqomah merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan dan meningkatkan kualitas hidup bagi seorang muslim yang taat.

Dengan melakukan amalan secara teratur dan konsisten, kita dapat membentuk kebiasaan positif yang berdampak besar pada diri kita sendiri dan lingkungan sekitar.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Singkat Edisi 21 Juli 2023 dengan Tema 7 Sikap Bijak dalam Menyikapi Harta

Salah satu contoh amalan yang rutin dan istiqomah adalah shalat lima waktu bagi umat Muslim. Dengan melaksanakan shalat secara teratur setiap harinya, kita menghadirkan ketaatan kepada Allas SWT, membentuk disiplin diri, dan meningkatkan kesadaran spiritual.

Melalui shalat, kita juga berkomunikasi dengan Allah dan memperkuat ikatan batin dengan-Nya.

Selain itu, membaca Al-Quran merupakan amalan lain yang dapat kita lakukan secara rutin dan istiqomah.

Dengan membaca dan merenungkan ayat-ayat suci, kita mendapatkan petunjuk hidup, mendalami pengetahuan agama, serta merenungkan makna dan hikmah yang terkandung dalam setiap kata-Nya. Ini membantu meningkatkan pemahaman dan keimanan kita.

Baca Juga: Keutamaan dan Keberkahan Bulan Muharram: Menggali Amalan-Amalan hingga Anjuran Minum Susu Putih

Tidak hanya dalam hal ibadah, tetapi amalan yang rutin dan istiqomah juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti membantu sesama, menyisihkan sedekah secara teratur, atau berkontribusi dalam kegiatan sosial dan lingkungan.

Dengan melakukan hal-hal ini secara konsisten, kita membentuk karakter baik dan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.

Dalam menjalankan amalan yang rutin dan istiqomah, tentu ada tantangan dan godaan yang menghadang.

Namun, dengan tekad yang kuat dan kesadaran akan manfaat yang kita dapatkan, kita dapat melewati segala rintangan tersebut.

Jika kita istiqomah dalam beramal, hasil yang baik akan kita nikmati tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat kelak.

Materi khutbah kali ini bisa dijadikan referensi bagi Anda yang belum mempersiapkannya dan mudah dipahami oleh jamaah.

Baca Juga: TEKS Khutbah Jumat Terbaru untuk 21 Juli 2023: Bertajuk Keutamaan Hari Jumat

Dilansir seputarlampung.com dari laman Khotbah Jumat, berikut khutbah Jumat spesial bulan Muharram dengan tema amalan yang rutin dan istiqomah yang bisa dilakukan oleh kaun muslimin:

Khutbah Pertama:

الحمد لله أعطى كل شيء خلقه ثم هداه وأعان عباده سائرين على التقى وأودعى قلوب ما شاء من الحكمة والنور والنقى. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له شهادة تكون للنجاة وسيلة وبرفع الدرجة كفيلة. وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله، كان عمله ديمة، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أما بعد:

وأصيكم ونفسي بتقوى الله. قال الله تعالى يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Ibadallah,

Masa-masa ketaatan dan kebaikan tersebar di tengah kita. Kesempatannya pun terus datang beriringan.

Orang-orang yang sadar akan adanya kehidupan akhirat setelah kehidupan dunia ini, akan meniti jalan amal shaleh dengan serius dan semangat.

Mereka daki satu per satu tangga-tangga keutamaan. Dengan hal itu mereka perbagus kondisi ruh mereka. Mereka beri asupan gizi untuk keimanan mereka.

Dan mereka kejar ketertinggalan. Mereka tambal amal-amal yang kurang dan yang lalai di masa lalu. Mereka perbaiki yang dulu mungkin banyak kekurangan.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Bulan Muharram 2023 atau Tahun Baru Islam 1445 H, Tema: Tingkatkan Iman dan Takwa

Dalam hadits yang lain, dijelaskan oleh Ummul Mukminin, Aisyah radhiallahu ‘anha, saat ditanya oleh seorang sahabat, Alqamah radhiallahu ‘anhu:

قُلتُ لِعَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: هلْ كانَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يَخْتَصُّ مِنَ الأيَّامِ شيئًا؟ قالَتْ: لَا، كانَ عَمَلُهُ دِيمَةً، وأَيُّكُمْ يُطِيقُ ما كانَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يُطِيقُ؟!

“Aku bertanya pada Aisyah radhiallahu ‘anha, ‘Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi ‘alaihi wa sallam mengkhususkan hari tertentu untuk beribadah’? Aisyah menjawab, ‘Tidak. Amal beliau adalah sesuatu yang berkelanjutan. Dan siapa dari yang kalian yang mampu istiqomah seperti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam’?” [HR. Shahih al-Bukhari 1987].

Maksudnya amalan shaleh Nabi itu terus berkelanjutan. Tidak ada masa-masa malasnya.

Namun kita manusia biasa, masa semangat beramal akan dihampiri masa malas dan lesu.

Kondisi semangat dalam taat akan didatangi ujian masa malas dan bosan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إنَّ لكلِّ عملٍ شِرَّةٌ ولكلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ، فمن كانت شِرَّتُه إلى سنَّتي فقد أفلح ، ومن كانت فَتْرَتُه إلى غيرِ ذلك فقد هلكَ

“Sesungguhnya setiap amalan itu memiliki masa semangat. Dan setiap masa semangat memiliki masa malasnya. Siapa yang masa semangatnya berada di atas sunnahku, maka dia beruntung. Dan siapa yang masa malasnya tidak berada di atas sunnahku, dia binasa.” [HR. Ahmad 6958].

Artinya, saat malas pun seseorang jangan sampai melakukan sesuatu yang haram. Mungkin ibadah sunnatnya berkurang, tapi jangan sampai ia tinggalkan kewajiban.

Hadits ini juga memberikan pelajaran kepada kita agar memikirkan dan menyusun rencana bagaimana cara terbaik meniti jalan hidayah? Bagaimana caranya agar kita bisa istiqomah dalam kebaikan di sepanjang tahun.

Di antara kiat yang dituntunkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam agar kita bisa istiqomah dalam beramal shaleh adalah mengerjakan amalan sedikit tapi rutin dan kontinyu.

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ رواه البخاري (6464)، ومسلم (783)

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling konsisten meskipun sedikit.” [HR. Bukhori, (6464) dan Muslim, (783)].

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Spesial Bulan Muharram Edisi 21 Juli 2023 dengan Tema Bimbingan Ulama Saat Terjadi Fitnah

Inilah jalannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dapat mengantarkan seseorang untuk senantiasa bersama Rabbnya ‘Azza wa Jalla.

Amalan sedikit akan terasa ringan di hati. Sehingga memudahkan bagi seseorang untuk rutin mengerjakannya. Karena hati tidak merasa berat dalam mengamalkannya.

Amalan sedikit tapi rutin disertai dengan niat ikhlas dan tulus, pengaruhnya akan sangat besar bagi jiwa.

Terlebih di zaman kita sekarang, zaman yang waktunya terasa singkat, kalau kita isi dengan amalan yang rutin, maka kita akan banyak memperoleh kesuksesan.

Hadits ini memotivasi kita untuk memulai beramal, jangan banyak berpikir. Mulai saja. Kemudian istiqomah, maka seseorang akan mendapatkan kemuliaan yang tinggi di sisi Allah.

Para sahabat Nabi berusaha mengamalkan hadits ini dengan serius. Mereka memanfaatkan ibadah-ibadah sunnah agar bisa rutin dan berkelanjutan dalam beramal.

Mereka isi dengan ibadah shalat, puasa, berbuat kebajikan, menyambung silaturahim, dan lain-lain.

Dalam hadits yang lain disebutkan:

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ كَانَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَصِيرٌ وَكَانَ يُحَجِّرُهُ مِنْ اللَّيْلِ فَيُصَلِّي فِيهِ فَجَعَلَ النَّاسُ يُصَلُّونَ بِصَلَاتِهِ وَيَبْسُطُهُ بِالنَّهَارِ فَثَابُوا ذَاتَ لَيْلَةٍ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيْكُمْ مِنْ الْأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا وَإِنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ وَإِنْ قَلَّ وَكَانَ آلُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا عَمِلُوا عَمَلًا أَثْبَتُوهُ

Dari Aisyah bahwa ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mempunyai sehelai tikar yang dibentangkannya pada malam hari, sehingga merupakan tabir sebuah kamar tempat beliau shalat. Lalu orang-orang pun shalat pula bersama beliau. Dan dibentangkannya di siang hari. Pada suatu malam mereka kembali berkumpul mengikuti beliau. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda: ‘Wahai sekalian manusia, ambil suatu amalan yang kalian mampui. Sebab Allah tidak akan pernah bosan (memberi pahala) hingga kalian bosan sendiri (beramal). Sesungguhnya amalan yang paling disukai Allah, adalah amalan yang dikerjakan secara terus-menerus meskipun sedikit. Dan bila keluarga Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan suatu amalan, maka mereka akan menekuninya’.” [HR. Muslim 1302].

Baca Juga: Keutamaan Puasa Sunnah Senin Kamis: Niat dalam Bahasa Arab, Latin, dan Artinya, Selalu Jadi Amalan Nabi SAW

Artinya, hendaknya seseorang mengenali potensi diri mereka masing-masing. Karena setiap orang memiliki potensi amal yang berbeda.

Ada yang kuat membaca dan menghafal Alquran, tapi tidak mampu untuk rutin sedekah. Maka orang seperti ini memanfaatkan potensinya tersebut dengan banyak membaca Alquran dan dilakukan dengan rutin.

Ada orang yang kuat puasa, tapi tidak dengan shalat malam. Orang ini juga memanfaatkan kekuatannya tadi untuk rutin berpuasa sunat sesuai kemampuannya.

Ada orang yang kuat shalat malam, tapi tidak dengan puasa. Ada orang yang punya potensi memudahkan urusan orang lain, karena dia memiliki jabatan, kerja di kantor pelayanan publik, dan lainnya.

Makai a manfaatkan potensinya tersebut untuk memudahkan urusan kaum muslimin. Dan lain-lain. Ingat pesan Nabi tadi:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيْكُمْ مِنْ الْأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا

“Wahai sekalian manusia, ambil suatu amalan yang kalian mampui. Sebab Allah tidak akan pernah bosan (memberi pahala) hingga kalian bosan sendiri (beramal).”

Para sahabat Nabi adalah orang-orang terdepan dalam mengamalkan tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antara contoh pengamalan hadits ini adalah

Dalam Shahih Muslim disebutkan, dari istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Ummul Mukminin, Ummu Habibah radhiallahu ‘anha, beliau berkata,

سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ قَالَتْ أُمُّ حَبِيبَةَ فَمَا تَرَكْتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa shalat dua belas rakaat sehari semalam, maka akan dibangunkan baginya sebuah rumah di surga.” Ummu Habibah berkata; Maka aku tidak akan meninggalkan dua belas rakaat itu semenjak aku mendengarnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” [HR. Muslim 1198].

Yang dimaksud dua belas rakaat di hadits ini adalah dua belas rakaat shalat rawatib. Yaitu: dua rakaat sebelum subuh, empat rakaat sebelum zuhur, dua rakaat setelah zuhur, dua rakaat setelah maghrib, dan dua rakaat setelah isya.

Baca Juga: Cara Sujud Syukur Sesuai Hadis Nabi Muhammad SAW, Bolehkah Saat Sholat? Ini Sebab dan Hikmah Mengerjakannya

Pengamalan lainnya terhadap hadits ini adalah hadits yang bercerita tentang keutamaan sahabat Bilal bin Rabah radhiallahu ‘anhu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada Bilal,

قال رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم لِبلالٍ عندَ صلاةِ الفجرِ : ( يا بلالُ حدِّثْني بأرجى عمَلٍ عمِلْتَه عندَكَ في الإسلامِ فإنِّي سمِعْتُ اللَّيلةَ خَشْفةَ نَعليكَ بَيْنَ يدَيَّ في الجنَّةِ ) فقال : ما عمَلٌ عمِلْتُه أرجى عندي أنِّي لَمْ أتطهَّرْ طُهورًا تامًّا في ساعةٍ مِن ليلٍ أو نهارٍ إلَّا صلَّيْتُ لربِّي ما قُدِّر لي أنْ أُصلِّيَ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada Bilal saat usai mengerjakan shalat subuh. ‘Bilal, ceritakan padaku tentang ibadah di dalam Islam yang kau kerjakan dan itu adalah amalan yang paling kau andalkan. Karena aku mendengar derap langkah sandalmu di depanku di surga’.

Bilal menjawab, ‘Amalan yang paling aku harapkan adalah tidaklah aku berwudhu dengan wudhu yang sempurna di satu waktu di malam atau siang hari, kecuali pasti aku shalat kepada Rabbku semaksimal kemampuanku. [Shahih Ibnu Hibban 7085].

Artinya, Bilal mengenali potensi dirinya. Kemudian ia maksimalkan potensi amal yang mampu ia lakukan untuk menjadi amalan yang ia andalkan di sisi Allah.

Contohnya lainnya, dari sahabat Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu, ia bercerita:

كنا نصلي مع النبي صلى الله عليه وسلم فجاء رجل فدخل في الصلاة

“Kami shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ada seorang yang datang dan turut shalat berjamaah. Ia membaca doa iftitah:

الله أكبر كبيراً والحمد لله كثيراً وسبحان الله بكرة وأصيلاً

Titik sampai di situ.

فلما قضى النبي صلى الله عليه وسلم الصلاة قال: من صاحب كلام كذا وكذا فقال الرجل: أنا فقال: عجبت لها فتحت أبواب السموات

Setelah shalat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, ‘Siapa yang membaca do aini dan ini. Seseorang menjawab, ‘Saya’. Nabi berkomentar, ‘Aku takjub karena dibukakan pintu-pintu langit karenanya’.

Baca Juga: Selain Baca Al-Kahfi, Ini 2 Surah Lain yang Dibaca dan 7 Sunnah untuk Dikerjakan pada Hari Jumat

Lalu Abdullah bin Umar berkata,

قال ابن عمر: فما تركتهن منذ سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول ذلك

‘Doa iftitah tersebut tidak pernah kutinggalkan setelah aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan keutamaannya.” [HR. Ibnu Majah].

Amalan-amalan ini adalah amalan yang mudah dan ringkas. Namun keutamaannya besar. Oleh karena itu, hendaknya kita meluangkan sedikit saja dari waktu yang kita bisa manfaatkan untuk rutin shalat lima waktu di masjid, rutin membaca Alquran, atau mendengar hadits Nabi shallallahu ‘alaih wa sallam dibaca dan dikaji, atau membaca biografi Nabi Muhammad, atau membaca buku-buku bermanfaat, atau berdzikir, atau shalat, sedekah, atau amal-amal lainnya.

Dan ketauhilah tatkala kita memiliki kebiasaan amal shaleh, lalu kita tidak mengerjakannya karena sakit atau safar, maka kita tetap dihitung mengerjakannya dan mendapatkan pahalanya dengan sempurna.

إِذَا مَرِضَ العَبْدُ أَوْ سَافَرَ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا)). رواه البخاري.

“Apabila seorang hamba sakit atau sedang melakukan safar, Allah akan tetap menuliskan baginya pahala ibadah seperti yang ia lakukan saat sehat dan mukimnya.” [HR. Bukhari].

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ؛ فَإِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Khutbah Kedua:

الْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَلاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ تَعْظِيمًا لِشَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوانِهِ، صَلَّى اللهُ عَليْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَعْوَانِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا..

أَمَّا بَعْدُ: أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى:

Ibadallah,

Di khotbah pertama, khotib telah menyampaikan tentang tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam agar kita istiqomah dalam beribadah.

Kemudian tuntunan beliau dipraktekkan oleh para sahabat-sahabatnya dengan ketekunan dan keseriusan.

Baca Juga: Baca Surah Al Kahfi di Hari Jumat, Mengapa? Amalkan Baca Surah ke-18 Alquran Ayat 1-10 Ini, Simak Bacaannya

Oleh karena itu, hendaknya kita meniti jalan mereka. Meneladani mereka. Agar kita termasuk orang-orang yang bersama mereka dalam kemuliaan.

Dan termasuk orang-orang yang dipuji Allah Ta’ala dalam firman-Nya,

وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلْأَوَّلُونَ مِنَ ٱلْمُهَٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْسَٰنٍ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى تَحْتَهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” [Quran At-Taubah: 100].

Ibadallah,

Kemudian di hari Jumat ini, hendaknya kita merutinkan amalan yang utama yaitu memperbanyak shalawat kita kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً

Baca Juga: Keutamaan Baca Surah Yasin, Salah Satunya Terhindar dari Siksa Kubur, Ini Waktu yang Tepat untuk Membacanya

“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” [HR. Al-Baihaqi 3:249 dalam Sunan Al-Kubra].

﴿إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾ [الأحزاب: 56]، وَقَالَ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا» [رَوَاهُ مُسْلِم].

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ . وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ ، وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِي الحَسَنَيْنِ عَلِي، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، وَأَذِلَّ الشِرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ ، وَاحْمِ حَوْزَةَ الدِّيْنِ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى وَأَعِنْهُ عَلَى البِرِّ وَالتَقْوَى وَسَدِدْهُ فِي أَقْوَالِهِ وَأَعْمَالِهِ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةَ أَمْرِ المُسْلِمِيْنَ لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ وَاتِّبَاعِ سُنَّةَ نَبِيِّكَ صلى الله عليه وسلم ، وَاجْعَلْهُمْ رَأْفَةً عَلَى عِبَادِكَ المُؤْمِنِيْنَ

اللَّهمَّ إنِّا ظلَمنا أَنَفسنا ظلمًا كثيرًا ولا يغفرُ الذُّنوبَ إلَّا أنتَ فاغفِر لنا مغفرةً من عندِكَ وارحَمنا إنَّكَ أنتَ الغفورُ الرَّحيمُ

عِبَادَ اللهِ : اُذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ،  وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ .

Demikian khutbah Jumat kali ini.***

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Khotbah Jumat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x