Contoh Khutbah Jumat 9 Juni 2023 Spesial Bulan Dzulhijjah dengan Tema Penguat Jiwa di Tengah Musibah

- 8 Juni 2023, 18:30 WIB
khutbah Jumat 9 Juni 2023 spesial bulan Dzulhijjah dengan tema Penguat Jiwa di Tengah Musibah.
khutbah Jumat 9 Juni 2023 spesial bulan Dzulhijjah dengan tema Penguat Jiwa di Tengah Musibah. /cahiwak/Pixabay

SEPUTARLAMPUNG.COM - Berikut ini adalah khutbah Jumat 9 Juni 2023 spesial bulan Dzulhijjah dengan tema Penguat Jiwa di Tengah Musibah.

Mendengar kabar musibah diberbagai belahan dunia, membuat hati menjadi gemetar dan seraya beroda agar tidak terjadi musibah di Negeri ini, terutama pada keluarga kita.

Salah satu musibah yang tidak dapat diketahui oleh manusia adalah bencana alam hingga tragedi-tragedi dari manusia sendiri yang merenggut banyak nyawa.

Baca Juga: Ini Hasil Pengumuman PPDB 2023 SMP Grobogan Jawa Tengah, Namamu Lolos Seleksi? Ini Jadwal Daftar Ulang

Setiap orang pastinya tidak menginginkan musibah terjadi, karena musibah merupakan segala sesuatu yang tidak dikehendaki oleh manusia dan tidak sesuai dengan hati nuraninya.

Padahal ada beberapa hal yang wajib diketahui, dibalik bencana yang terjadi pada seseorang.

Pertama merupakan ujian yang mengangkat derajat seseorang jika ia mampu melewatinya dengan baik, penuh kesadaran, keikhlasan, dan tawakal.

Sebagai orang Islam, di tengah-tengah banyaknya musibah, kita harus menguatkan jiwa. Meski musibah itu terlihat buruk, tetapi Allah memberikan hikmah di dalamnya.

Artikel khutbah Jumat kali ini akan membahas dua hikmah dari musibah atau ujian yang Allah berikan kepada makhluk-Nya.

Sebagaimana dikutip Seputarlampung.com dari laman Pesantren Tebuireng, berikut ini teks khutbah Jumat tentang Penguat Jiwa di Tengah Musibah.

Khutbah

Baca Juga: Dana KJP Plus Tahap 1 2023 Bulan Juni Sudah Cair, Mengapa Hanya Rp100 Ribu? Ini Penjelasan Disdik DKI Jakarta

اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ وَبَارِك عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وسَلِّم تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Jamaah Jumat rahimakumullah

Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah, dengan sebenar-benar takwa, serta menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Dan janganlah sekali-kali meninggalkan dunia ini, kecuali dalam keadaan Islam dan khusnul khotimah.

Jamaah Jumat rahimakumullah

Sejak tahun 2019, diawali dengan bencana banjir di berbagai daerah yang merenggut banyak korban jiwa manusia. Belum hilang kesedihan kita karena banjir, tiba-tiba di tahun 2020 dikejutkan dengan musibah dahsyat, yaitu menyebarnya virus corona yang telah merenggut lebih banyak lagi korban jiwa. Hingga saat ini masih terjadi banjir dan bencana lainnya di Indonesia.

Jamaah Jumat rahimakumullah

Sebagai hamba Allah SWT, kita yakin bahwa apapun yang terjadi di dunia ini adalah atas iradah (kehendak)-Nya. Kemudian sebagai orang yang beriman, kita yakin bahwa apapun yang terjadi di dunia pasti berhikmah. Termasuk kebaikan atau keburukannya. Lebih-lebih musibah.

Sebagai orang yang beriman kita yakin bahwa musibah yang terjadi itu memiliki, paling tidak, dua hikmah atau dua fungsi.Yang pertama, adakalanya musibah atau bencana ini sebagai ujian. Allah SWT berfirman:

Baca Juga: CEK! BLT PKH dan BPNT Mei-Juni 2023 Sudah Cair di 11 Daerah Ini, Ada Daerah Anda? Cek Saldo BRI, BNI, Mandiri

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

“Setiap yang mempunyai nafas akan merasakan maut, dan kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kepada kamilah kamu akan kembali.” (QS. Al-Anbiya’: 35)

Setiap manusia pasti mempunyai ujian masing-masing, apapun bentuk ujian itu. semakin tinggi derajat seseorang pasti akan semakin berat ujiannya. Ibaratnya kalau kelas satu naik kelas dua, pasti ada ujiannya, demikian seterusnya. Ujian Juga diperuntukkan ketika lulus SD menuju SMP, begitupula dari SMP ke SMA. Semakin tinggi jenjang yang dituju, maka semakin berat pula ujian yang harus dilalui.

Demikian pula dengan keimanan dan ketakwaan seseorang. Semakin tinggi derajat ketakwaan seseorang, tentu semakin berat pula ujian yang harus dilalui. Ujian yang diberikan Allah ada dua;

Pertama, بالشَرِّ (keburukan) dengan bentuk macam-macam, sebagai contoh musibah, bencana, penyakit atau apapun bentuknya.

Suatu ketika baginda nabi ditanya,

اَيُ النَاسِ أَشَدُّ بَلاَءً ؟

“Siapa manusia yang paling berat cobaannya?”

Baginda menjawab,

الأَنْبِيَاءُ, ثٌمَّ اللأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ

“Yang paling ujiannya adalah para nabi, kemudian yang semisalnya.”

Semisalnya yang dimaksud di sini adalah para sahabat, para tabi'in, para wali, para ulama’. Merekalah yang ujiannya berat.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Terbaru Edisi 9 Juni 2023 dengan Tema Tauhid dan Istighfar Merupakan Tiang Agama

Ketika ujian yang diberikan berupa keburukan, maka tujuannya tidak lain untuk mengukur seberapa jauh ketakwaan seseorang, hingga timbul kesabaran darinya.

Sebagaimana yang dicontohkan Nabi Ayyub. Beliau diberi cobaan yang sangat berat, hingga kehilangan harta kehilangan keluarga, kolega, teman, dan sahabat. Akan tetapi cobaan itu tidak menyurutkan sedikitpun rasa syukurnya kepada Allah SWT. Akhirnya dengan kesabaran dan rasa syukur inilah, semua yang dimiliki nabi Ayyub dikembalikan seperti sedia kala.

Yang kedua, adakalanya ujian yang diberikan oleh Allah itu berupa خَيْرٌ (kebaikan). Bisa jadi berupa harta, tahta, kekuasaan, dan jabatan. Fungsinya tak ayal untuk mengukur seberapa besar rasa syukur kita. Sampai dimana rasa syukur dan amanah kita kepada Allah SWT. Apakah ketika diberi harta dan kekuasaan bertambah adil dan amanah? Atau justru semakin menyeleweng?

Sebab kebanyakan orang merasa diuji adalah ketika diberi keburukan oleh Allah. Mereka lalai bahwa kenikmatan-kenikmatan kadang termasuk dalam ujian. Jadilah kemudian orang yang jarang bersyukur, maka janji Allah SWT:

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Sungguh jika kamu bersyukur atas nikmatku maka aku tambah, jika kamu mengingkarinya, maka pasti siksaku sangat berat.” (QS. Ibrahim: 7)
Fungsi kedua dari musibah atau bencana ini adalah sebagai hukuman atau azab yang diberikan Allah karena perbuatan buruk manusia. Allah berfirman:

ظَهَرَ الْفَسادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِما كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah tampak kerusakan di daratan dan di lautan akibat perbuatan tangan-tangan manusia. Allah menghendaki sebagian dari (akibat) perbuatannya, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41)

Bisa jadi musibah banjir itu terjadi karena kebiasaan buruk kita. Misalnya, membuang sampah sembarangan, bahkan banyak saudara-saudara kita menjadikan sungai sebagai tempat sampah, sejak kapan sungai jadi sampah? Alhasil ketika hujan datang sungai meluap dan membanjiri daratan sekitarnya.

Baca Juga: PPDB SMP Sleman 2023: Ini TOP 15 SMP Negeri Terbaik Rekomendasi untuk Siswa, Pendaftaran Dibuka Kapan?

Konon virus corona itu berasal dari kelelawar dan daging ular. Orang-orang Wuhan, China sudah terbiasa makan daging ular, kelelawar, anjing, dsb. Ternyata tanpa disadari dari situlah virus itu menyebar dan berasal. Maka beruntunglah kita sebagai umat muslim, diharuskan memakan makanan yang halal juga thayyiban, dalam artian bersih, suci, bergizi sesuai dengan syariat.

Ada bencana yang lebih dahsyat daripada bencana-bencana fisik yang telah disebutkan, yakni bencana iman dan moral. Hilangnya iman dan kejujuran, akhlak pada diri manusia adalah bencana paling dahsyat. Cirinya saat amanah menjadi kenikmatan, keadilan tidak ditegakkan, maka tinggal menunggu waktu akhirnya.

Semoga umat Islam, khususnya bangsa Indonesia diselamatkan dari bencana ini dan menjadi baldatun tayyibatun.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Tebuireng Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x